TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Berhenti Menyalahkan Orang, Kerjakan Sendiri biar Tahu Susahnya

Suka menyalahkan tak berarti kamu lebih hebat

ilustrasi menyalahkan teman (pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Tindakan menyalahkan orang lain dalam berbagai situasi sangat mudah dilakukan. Daripada kamu repot-repot berintrospeksi dan melakukan tahapan evaluasi diri serta berbagai usaha yang sudah dilakukan, langsung saja menyalahkan orang. Benar atau tidaknya tuduhanmu padanya bukan lagi hal penting untuk dipikirkan.

Terpenting bagimu ialah ada orang yang bisa dimintai pertanggungjawaban. Bahkan adanya orang buat disalahkan dapat membantumu membebaskan diri dari keharusan mempertanggungjawabkan kesalahanmu. Kamu tanpa ragu mengambinghitamkan orang demi mengamankan diri sendiri. Meski ini menyenangkan bagimu, tentunya orang yang disalahkan merasa sebaliknya.

Dia bakal marah, merasa tidak terima, dan setelah ini mungkin tak mau lagi berurusan denganmu. Kesenanganmu menyalahkan orang untuk alasan apa pun adalah perusak hubungan yang paling fatal. Bila kamu gak mau orang-orang menjauhimu serta menolak membantu atau bekerja sama lagi denganmu, berhenti menyalahkan orang lain melalui lima tips berikut ini.

1. Buat daftar hak dan kewajibanmu serta orang lain dengan benar

ilustrasi suasana kerja (pexels.com/Tiger Lily)

Mencampuradukkan hak serta kewajiban pribadi dengan orang lain membuatmu tak punya garis batas tanggung jawab. Dirimu dapat seenaknya menarik siapa pun untuk mempertanggungjawabkan hal-hal yang semestinya bukan porsi mereka. Hanya karena kamu sendiri gak bisa mengatasinya, lemparkan saja pada orang lain supaya mereka yang memikul beban beratnya.

Maka tulis daftar hak dan kewajibanmu serta orang-orang yang berhubungan denganmu. Hati-hati dengan pikiranmu sendiri yang cenderung ingin membebankan terlalu banyak kewajiban pada orang lain dan melupakan haknya. Sebaliknya, kewajiban pribadimu dikurangi serta hakmu diperbanyak.

Apabila kamu kesulitan mendaftar hak serta kewajiban secara objektif, libatkan orang lain yang netral di antara kalian. Jadikan daftar itu sebagai pedoman agar dirimu selalu tahu siapa yang harus bertanggung jawab atas sesuatu. Tanpa daftar tertulis yang diketahui bersama oleh pihak-pihak terkait, kamu atau siapa pun bisa seenaknya sendiri menyalahkan orang.

Baca Juga: 6 Persiapan Menyusui Sebulan sebelum Melahirkan

2. Latih empatimu

ilustrasi menyalahkan teman (pexels.com/cottonbro studio)

Sering menyalahkan orang lain juga menandakan rendahnya kemampuanmu dalam berempati. Kamu gak mau tahu tentang perasaan orang yang tidak mengerti apa-apa tetapi mendadak disalahkan. Atau, dia bahkan sudah berusaha untuk melakukan hal terbaik buatmu. Namun, dirimu seakan-akan tak memedulikan apalagi mengapresiasi bagian tersebut.

Kamu cuma fokus pada bagian-bagian yang tak memuaskan atau tidak berjalan dengan semestinya. Sikap seperti ini amat kejam karena orang lain harus memikul beban berat yang seharusnya tidak ditujukan padanya. Sering-seringlah membayangkan seandainya dirimu ada di posisinya. Pahami dasar pemikiran dan tindakannya pada waktu itu.

Hindari mengukur segala hal dari kacamatamu saja. Apa yang menurutmu belum maksimal, buat orang lain boleh jadi merupakan hal terbaik yang bisa diperbuatnya. Kamu pun pasti akan sedih serta marah apabila usahamu tidak diganjar dengan layak dan malah disalahkan oleh orang lain.

3. Coba lakukan segalanya seorang diri

ilustrasi menyalahkan teman (pexels.com/Yan Krukau)

Ada perbedaan sudut pandang yang cukup besar antara orang yang melakukan sendiri sesuatu di lapangan dengan kamu yang cuma melihatnya dari jauh atau sibuk memerintah. Untukmu yang tinggal mengatur strategi, dirimu tidak benar-benar tahu kompleksitas yang terjadi di lapangan.

Ketika seseorang mengatakan suatu hal sulit dilakukan, kamu tidak percaya. Dirimu terus membanjirinya dengan arahan agar ia begini dan begitu yang sebetulnya juga tak bisa dilaksanakan di lapangan. Kalian akan sama-sama merasa frustrasi. Kamu berpikir orang lain payah, sementara ia terlalu lelah berhadapan denganmu.

Ketimbang dirimu cuma jago menyalahkan orang lain, cobalah melakukannya tanpa bantuan siapa saja sedikit pun. Lihat apakah kamu sungguh-sungguh bisa berbuat lebih baik, sama saja, atau malah lebih payah daripada seseorang yang selama ini selalu disalahkan? Kalau kamu hanya duduk di menara gading dan tidak mau berpeluh, diri gak tahu apa-apa tentang berbagai tantangan di lapangan.

4. Sadari bahwa suka menyalahkan orang tak bermakna kamu lebih baik

ilustrasi suasana kantor (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Ada bias yang kerap menyelimuti perasaan orang dengan kesukaan menyalahkan siapa saja di sekitarnya. Yaitu, hanya karena kamu mahir menyudutkan orang dan mencelanya habis-habisan, dirimu lantas merasa jauh lebih baik darinya. Seolah-olah kemampuanmu dapat dipastikan lebih tinggi daripada kemampuannya.

Perasaan seperti itu sama sekali tak menggambarkan realitasnya. Sebab tanpa punya kemampuan tinggi pun, siapa saja dapat dengan mudah menyalahkan orang lain. Ini hanya membutuhkan sikap agresif dan kemampuan berempati serta mengapresiasi yang rendah. 

Justru apabila dirimu benar-benar lebih baik dari orang lain dalam hal kemampuan diri maupun kebijaksanaan, menyalahkannya adalah tindakan yang dihindari. Kamu bisa memaklumi ketidakmampuan orang lain. Dirimu mengambil tanggung jawab yang lebih besar sesuai dengan kemampuanmu yang juga lebih tinggi darinya.

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Penulis fiksi maupun nonfiksi. Lebih suka menjadi pengamat dan pendengar. Semoga apa-apa yang ditulis bisa memberi manfaat untuk pembaca. Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya