TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Belanja Offline Tetap Diminati Masyarakat

Memungkinkan berbelanja sekalian berolahraga

ilustrasi belanja offline (pexels.com/Loifotos)

Sekarang hampir semua produk bisa diberi secara online bahkan sayur dan buah. Apakah ini berarti setiap orang otomatis gak lagi pergi ke mal, toko, atau pasar? Kenyataannya, sebagian orang justru merasa kurang puas kalau membeli sesuatu tanpa langsung datang ke tokonya.

Mau jaraknya jauh atau dekat, mereka tetap mencari waktu buat ke sana dan berbelanja. Ada orang yang sama sekali tidak pernah berbelanja secara daring, tetapi ada pula yang berganti-ganti di antara kedua cara berbelanja tersebut tergantung keperluan. Jangan menyebut mereka yang masih suka pergi langsung ke toko sebagai ketinggalan zaman, ya.

Setiap cara berbelanja memang ada keunggulan masing-masing. Mari kita simak alasan belanja offline tetap diminati oleh masyarakat. Tampaknya, aktivitas belanja di toko masih lekat di hati pembeli, lho.

1. Bisa melihat dan mencoba barang sebelum membuat keputusan

ilustrasi memilih sepatu (pexels.com/Alexandra Maria)

Sebagian orang tidak bisa percaya begitu saja dengan beragam produk yang dijual secara online. Ada kekhawatiran ukurannya tidak pas, warna barang yang dikirim berbeda dengan penampilannya dalam foto, dan sebagainya. Bagi mereka, berbelanja melalui aplikasi seperti membeli kucing dalam karung.

Lebih nyaman untuk mereka pergi ke tokonya sendiri. Barang yang dipilih sudah pasti sama dengan belanjaan yang dibawa pulang. Meski risiko tertukar dengan belanjaan orang lain masih ada ketika proses pengemasan, kemungkinannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan belanja online. 

Ukuran, jenis bahan, warna, hingga masa kedaluwarsa produk tertentu bisa dipastikan sebelum transaksi terjadi. Pembeli jadi gak ketar-ketir soal kualitas produk pilihannya. Selesai berbelanja, mereka langsung happy karena tak salah membeli.

2. Suka dengan kegiatan tawar-menawar

ilustrasi belanja offline (pexels.com/Ayşenur Sağlam)

Salah satu alasan kuat belanja offline tetap diminati adalah bisa membeli barang dengan cara ditawar. Walau beberapa orang gak jago melakukannya, tetapi ada yang suka kegiatan ini dan merasa tidak lengkap jika berbelanja tanpa didahului tawar-menawar. Terkadang bukan harga termurah yang dicari, melainkan semata-mata perasaan menang apabila penjual mau menurunkan harga dagangannya.

Ini terasa sebagai keberhasilan kecil yang menyenangkan tanpa bermaksud merampas keuntungan pedagang. Tawar-menawar seperti ini juga gak cuma ada di pasar tradisional. Beberapa toko nonswalayan masih memungkinkan buat pembeli menawar harga.

Utamanya kalau barang yang dibeli cukup banyak, bakal dijual kembali, atau pembeli sudah menjadi pelanggan lama. Meski harga produk serupa yang dijual secara daring mungkin lebih murah apalagi dengan adanya promo, ini tidak menggantikan keseruan dari aktivitas tawar-menawar. Ada perjuangan ekstra dalam mendapatkan harga yang diinginkan dan keberhasilannya bikin bangga.

Baca Juga: 6 Jenis Barang yang Harus Dihindari saat Belanja di Marketplace

3. Sekalian melemaskan otot kaki

ilustrasi belanja offline (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Makin sibuk keseharian kita, makin tidak sabar rasanya untuk berjalan-jalan begitu ada waktu. Misalnya, kita memanfaatkan waktu sepulang kerja untuk mampir ke pusat perbelanjaan. Selain buat beli sejumlah kebutuhan, juga memastikan kita cukup bergerak setiap hari.

Bagaimanapun juga, terlalu banyak duduk gak baik untuk kesehatan jangka panjang. Berjalan kaki dari satu gerai ke gerai yang lain dapat menjadi cara kita untuk tetap berolahraga. Walau kita tidak mungkin setiap hari berbelanja, ini bisa menjadi kegiatan selingan sambil melepas kepenatan.

Sedang berbelanja secara online menyerupai keseharian sebagian besar dari kita dalam melakukan pekerjaan. Posisi kita ketika memilih produk di aplikasi biasanya duduk atau rebahan. Tanpa sadar ini kian mengurangi aktivitas fisik.

4. Kurang telaten menggunakan aplikasi belanja

ilustrasi lansia (pexels.com/Anna Shvets)

Generasi orangtua kita lebih mungkin mempertahankan belanja offline apa pun yang terjadi. Pasalnya, menggunakan berbagai aplikasi biasanya gak gampang untuk mereka. Membaca dan mengetik percakapan saja kadang sudah malas dan memilih bertelepon.

Apalagi belanja menggunakan aplikasi yang lebih rumit karena harus memasukkan alamat, jenis dan jumlah barang, pilihan pengiriman, memasukkan voucher, menentukan metode pembayaran, dan sebagainya. Bisa-bisa mereka justru salah ketik atau keliru memilih. Sedang di toko selalu ada pelayan yang siap membantu.

Hal serupa juga dapat dialami oleh sebagian generasi milenial. Jika pekerjaannya tak terlalu akrab dengan penggunaan berbagai aplikasi, terkadang ada rasa canggung untuk mencoba belanja online. Pergi ke toko dan mengambil barang-barang yang dibutuhkan terasa lebih simpel.

Baca Juga: 5 Tips Belanja Online Hemat dari Tokopedia, Bye Kantong Kering!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya