TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Tahap Seseorang Mengalami Konflik di Tempat Kerja, Cermati!

menyerah kalah atau berupaya untuk berubah

ilustrasi mengalami konfliks (pexels.com/Yan Krukov)

Mengatasi konflik di tempat kerja bukanlah tugas yang mudah, terutama jika kamu kurang peka terhadap lingkungan. Namun, konflik harus diselesaikan agar gak menghambat pekerjaan. Sayangnya, banyak yang tidak paham jika dirinya sendiri yang sebenarnya sedang mengalami konflik.

Lalu, bagaimanakah cara mengetahui diri kita sedang mengalami konflik di tempat kerja? Berikut tahapan seseorang mengalami konflik di tempat kerja.

1. Merasa tidak nyaman

ilustrasi meeting (pexels.com/Yan Krukov)

Pernah merasakan kamu sibuk seharian, tetapi tidak jelas apa yang dikerjakan? Kerap menjalani jadwal bertemu orang banyak dan meeting sana-sini, tapi gak ada hasil yang sesuai? Lalu, kamu pun merasa capek sendiri dan berakhir kecewa?

Sayangnya, kamu pasti sering mengabaikan perasaan tidak nyaman tersebut, kan? "Ah, paling habis ini selesai" atau "Ya udah, sih. Gini doang," katamu.

Kamu pasti sering berlindung di balik kalimat-kalimat tersebut. Padahal, sampai pada suatu titik, jika perasaan seperti itu ditahan, tentu akan membuat tidak nyaman dan memengaruhi pekerjaan, lho!

2. Menutup mata dan menghindar

ilustrasi memikirkan sesuatu (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sebagai contoh kasus, tentu kamu akan kepikiran kalau ada salah satu tim yang diberhentikan, bukan? "Jangan-jangan, aku juga.", "Enggak, kok! Aku kan sudah jadi karyawan tetap.", atau "Aku harus bekerja lebih keras lagi agar tidak berakhir seperti dia." Pemikiran-pemikiran tersebut tentu ada di otakmu, kan?

Mungkin, kamu mengangap itu hanya pemikiran sepele. Tetapi, lama-lama ini akan mengganggu produktivitas pekerjaanmu, lho! Meski kadang kamu menyadari pemikiran tersebut gak nyaman, kamu pasti akan lebih memilih untuk fokus agar tidak diberhentikan.

Baca Juga: 5 Tips Hadapi Teman Kerja yang Susah Diajak Kerja Sama, Jaga Emosimu!

3. Berhadapan dengan situasi

ilustrasi debat dalam sebuah diskusi (pexels.com/Yan Krukov)

Konflik tentu saja tidak akan terhindarkan jika kamu bekerja dengan tim. Jangankan pikiran beberapa orang, hanya untuk menentukan "makan apa siang nanti", pikiran sendiri saja terkadang berdebat. Apalagi jika banyak pikiran yang disatukan.

Konflik dan perbedaan pendapat itu biasa, tetapi jika itu terjadi berkelanjutan, tentu akan memengaruhi pekerjaan. Perbedaan pendapat pun harus dihadapi secara netral agar bisa menentukan mana yang akan jadi pilihan. Sebab, keadaan seperti ini tetap harus dihadapi.

4. Melangkah dalam ketidakpastian

ilustrasi mendapat informas baru (pexels.com/Yan Krukov)

Berada di titik nyaman memang menyenangkan. Namun, jika terlalu terbuai di titik tersebut, kamu gak bisa mengenal dunia luar. Ketika konflik dalam suatu pekerjaan terjadi dan kamu tidak mengetahuinya, tentu saja itu tidak membuatmu nyaman.

Ketidaknyamanan tersebut akhirnya membawamu untuk mencari informasi. Ini tetap terjadi meski kamu sebenarnya tidak tahu apakah informasi itu berguna atau berpengaruh bagimu.

5. Memperjelas visi

ilustrasi mengingat tujuan bekerja (pexels.com/Kindel Media)

Ketika kejenuhan melanda, kamu pasti memikirkan banyak hal. Entah berpikir untuk menghadapinya atau malah kabur dan mencari jawaban di tempat lain.

Di saat krusial seperti itu, kamu pasti akan terpikir akan visi awalmu ketika melamar kerja. Keinginan untuk mengembangkan diri dan perusahaan, keinginan untuk naik jabatan, serta keinginan memiliki pendapatan sesuai keinginan. Ketika visi jadi jelas, kejenuhan pun terkalahkan dengan tujuan tersebut.

6. Mencoba kemungkinan baru

ilustrasi ekspresif tentang pekerjaan baru (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tidak ada orang yang bekerja tanpa tujuan. Tentu orang-orang bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi mencukupi kebutuhan hidup dan meningkatkan kemampuan dengan jenjang karier yang bagus.

Ketika karier yang menjadi tujuan, perusahaan kecil asalkan berpeluang pun, menjadi tujuan. Baik perusahaan kecil atau besar, jika tidak mencoba beberapa kemungkinan dan menjalaninya, tentu tidak akan mengetahui akhirnya, bukan?

7. Membuat keputusan

ilustrasi percaya diri dengan keputusan yang dibuat (pexels.com/Yan Krukov)

Terkadang, diri tidak yakin akan kemampuan untuk menjalankan tugas yang diberikan. "Mampu gak, ya?" atau "Teliti. Jangan sampai salah!" pun sering dirapalkan agar terhindar dari kesalahan. Namun, keputusan tetap harus diambil untuk meningkatkan kemampuan.

Kamu perlu menyusun daftar keuntungan dan risiko dari keputusan, yang akhirnya kamu ambil. Sebab, jika keputusan itu mempunyai risiko, tentu ada jalan keluar untuk meminimalkan risiko terburuk.

Baca Juga: 5 Tips Hadapi Teman Kerja yang Susah Diajak Kerja Sama, Jaga Emosimu!

Writer

arreuvia

penikmat drama korea. full time fangirl-an. part time nulis dan ngedit.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya