3 Dampak Buruk Ibu Workaholic ke Anak bagi Cha Eun Kyung Good Partner
Jang Nara sebagai Cha Eun Kyung di drama Good Partner (dok. SBS/Good Partner)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Good Partner akhirnya kembali tayang episode ke-6 setelah hiatus hampir dua minggu. Drama yang dibintangi Jang Nara dan Nam Ji Hyun ini masih meneruskan perdebatan perceraian pengacara kondang Cha Eun Kyung (Jang Nara).
Salah satu masalah utamanya adalah perdebatan hak asuh anak Cha Eun Kyung dengan suaminya, Kim Ji Sang (Ji Seung Hyun). Di episode ke-6 ini, kita diperlihatkan bagaimana dampak buruk Cha Eun Kyung yang menjadi workaholic yang berdampak ke anaknya, Kim Jae Hee (Yu Na).
Seburuk apakah dampak buruk menjadi ibu yang workaholic bagi Cha Eun Kyung Good Partner? Berikut ulasannya.
1. Sang anak tumbuh lebih dewasa dari usianya
cuplikan drama Korea "Good Partner" (instagram.com/sbsdrama.official)Menjadi workaholic membuat Cha Eun Kyung tak kenal waktu dan lelah bekerja. Dirinya yang selalu pulang malam membuat Cha Eun Kyung lantas tidak memiliki waktu bersama sang putri, Kim Jae Hee. Hal ini membuat sang anak lantas terbiasa tanpa kehadiran sosok orang dewasa di hidupnya.
Misal saja, Cha Eun Kyung sering absen di acara sekolah yang melibatkan orang tua. Bahkan, hampir semua kebutuhan Kim Jae Hee sampai yang hal privasi pun ditanggung oleh bibi yang bekerja di rumahnya.
Kim Jae Hee pun perlahan mulai mengerti dan mencoba memaklumi kebiasaan orang tuanya. Mau tidak mau ia akan melakukan banyak hal sendirian. Ketika anak seusianya masih memiliki tempat bersandar dan bergantung, Kim Jae Hee justru sebaliknya. Semakin ia mandiri, pola pikir Kim Jae Hee pun terbentuk lebih dewasa dari usianya.
Baca Juga: 7 Sikap Positif yang Perlu Diteladani dari Jun Eun Ho di Good Partner
2. Menganggap sang anak adalah anak kecil terus-menerus
Editor’s picks
Jang Nara sebagai Cha Eun Kyung di drama Good Partner (instagram.com/sbsdrama.official)Kim Jae Hee seringkali menegaskan kepada orang tuanya bahwa dirinya bukanlah anak kecil. Meskipun demikian, usia Kim Jae Hee adalah seusia anak kelas 6 sekolah dasar. Tentu, Cha Eun Kyung sebagai sosok Ibu menganggap sang putri masih anak kecil.
Namun, yang sebenarnya terjadi adalah Cha Eun Kyung tidak menyadari pertumbuhan Kim Jae Hee. Ia tidak menyadari meskipun putrinya berada di usia anak-anak, tetapi pemikiran Kim Jae Hee lebih seperti remaja.
Cha Eun Kyung yang tak menyadari bahwa anaknya lebih dewasa dari usianya lantas terus memperlakukan putrinya layak anak kecil. Perlakuan Cha Eun Kyung lantas menjadi masalah baru, membuat Kim Jae Hee merasa sang Ibu tidak akan pernah bisa memahaminya.
3. Celah komunikasi yang semakin tertutup
Jang Nara sebagai Cha Eun Kyung di drama Good Partner (instagram.com/sbsdrama.official)Perdebatan hak asuh dimulai ketika Cha Eun Kyung memutuskan tidak mau berdamai pada suaminya yang berselingkuh, Kim Ji Sang. Cha Eun Kyung secara tegas ingin mengambil hak asuh, namun ia merasa Kim Jae Hee mungkin akan lebih memilih Ayahnya.
Ternyata, hal yang terjadi berikutnya adalah kesalahpahaman. Kim Jae Hee merasa sang Ibu tidak akan memihaknya, sehingga ia harus memilih akan tinggal bersama Ayah atau Ibunya. Ini merupakan bukti bahwa celah komunikasi antara Cha Eun Kyung dan Kim Jae Hee sangat tertutup.
Keduanya sama-sama merasa canggung untuk berbagi hal yang sensitif sehingga yang terjadi adalah kesalahpahaman. Hal ini terjadi ketika Cha Eun Kyung bahkan tidak mengenal teman Kim Jae Hee satu pun. Jarak komunikasi antar keduanya sangat jauh sehingga kemungkinan salah paham akan terus terjadi.
Good Partner kembali mengangkat isu sosial yang sangat lumrah terjadi; pergulatan antara karier dan keluarga yang masih banyak sekali pro dan kontra. Drama ini membuat kita lantas merenungkan kembali pentingnya keseimbangan dalam menjalani kehidupan.
Baca Juga: 7 Karma yang Dituai Choi Sa Ra karena Jadi Selingkuhan di Good Partner
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
