Apa Saja Kisah Menarik Jika Ada Prekuel Arthdal Chronicles? 

Tanah Arthdal dengan ragam kisah yang luas dan menarik

Drakor Arthdal Chronicles telah tayang perdana pada tahun 2019. Empat tahun kemudian, akhirnya pada September 2023, musim kedua drama ini tayang dengan subjudul The Sword of Aramun. Rentang kisah drama ini sangat luas dan mencuri perhatian, terutama latar belakang ceritanya. Apa saja kisah menarik jika ada prekuel Arthdal Chronicles? Yuk, simak artikel berikut.

1. Perjalanan Asa Sin dan Risan selama hidup di Iark

Apa Saja Kisah Menarik Jika Ada Prekuel Arthdal Chronicles? cuplikan drama Korea Arthdal Chronicles (instagram.com/tvn_drama)

Asa Sin merupakan ibu agung dari persatuan Arthdal yang dulunya di tanah tersebut tidak ada persatuan dan kedamaian. Dia memiliki seorang kekasih bernama Risan. Lalu suatu waktu, mereka berdua kabur menuruni Tebing Hitam Besar. Di bawah sana, mereka berdua menemui kehidupan baru di Iark, diantara suku Wahan.

Risan mengajarkan banyak hal kepada suku Wahan. Dia mengajar cara melempar batu menggunakan gendongan atau memancing menggunakan jaring. Tapi, ketika Risan hendak mengajari mereka menggunakan busur dan anak panah, menanam benih, atau menjinakkan kuda untuk ditunggangi, Asa Sin melarangnya.

Namun, di tengah kehidupan baru Asa Sin di tanah Iark, dia memiliki kekhawatiran karena suatu hari nanti ada kemungkinan jika Arthdal akan menuruni Tebing Hitam Besar. Karenanya, Asa Sin mewariskan sebuah tarian roh yang nantinya harus dikuasai oleh ibu tetua dari keturunannya. Tarian itu merupakan tarian yang bisa menunjukkan keberadaan lonceng bintang yang hanya diketahui oleh Asa Sin, sekaligus sebuah bukti bahwa keturunan Asa Sin yang terputus di tanah Arthdal masih berlanjut di suku Wahan.

2. Kedatangan Aramun Haesulla di tanah Arthdal

Apa Saja Kisah Menarik Jika Ada Prekuel Arthdal Chronicles? cuplikan drama Korea Arthdal Chronicles (instagram.com/tvn_drama)

Meski menjalani kehidupan baru di tanah Iark, Asa Sin tak sepenuhnya hidup bahagia. Tidak lama setelah kabur, Risan meninggal karena sakit. Tentunya Asa Sin dilanda kesedihan yang mendalam. Dia juga mendengar kabar bahwa di kampung halamannya, Arthdal, telah terjadi sebuah tragedi. Asa Sin yang merasa amat bersalah karena meninggalkan Arthdal kemudian masuk ke gua, bertobat, dan berdoa kepada Dewa Airuju.

Sepuluh tahun setelah Asa Sin berdoa, Airuju mengirimkan putranya. Dia adalah Aramun Haesulla, utusan Asa Sin yang kemudian datang ke tanah Arthdal dan mendirikan serikat. Aramun dikisahkan sebagai seseorang yang memiliki dua wajah dan dua suara. Dia datang menunggangi Kanmoreu, dengan palu angin dan bunga kamperfuli di tangannya. 

Pada suatu waktu, Aramun berniat untuk merangkul kaum Neanthal, kaum dengan darah berwarna biru, untuk hidup berdampingan dengan kaum Saram. Mendengar niatan itu, klan Asa tidak menyetujuinya. Mereka menganggap Neanthal sebagai makhluk buas. Keinginan yang dianggap tidak masuk akal itu membuat klan Asa memutuskan untuk membunuh Aramun. Mereka terkejut dan penuh ketakutan ketika mengetahui darah yang mengucur dari tubuh Aramun berwarna ungu. Klan Asa kemudian memasukkan jasad Aramun ke dalam peti dan membohongi seluruh kaum Arthdal bahwa pendiri serikat mereka, Aramun Haesulla telah naik ke surga.

Baca Juga: Penjelasan Ending Arthdal Chronicles 2, Apakah Perang Sudah Usai?

3. Kemunculan Inaishingi yang menyatukan suku Ago

Apa Saja Kisah Menarik Jika Ada Prekuel Arthdal Chronicles? cuplikan drama Korea Arthdal Chronicles (instagram.com/tvn_drama)

Suku Ago hidup di wilayah Hutan Agoha yang terletak di timur Gunung Hashi. Aramun telah menaklukkan berbagai wilayah, dan yang tersisa hanyalah wilayah Hutan Agoha tempat suku Ago tinggal. Dia lalu mengirim dua hadiah ke suku Ago. Dari dua hadiah yang dikirimnya, dia meminta suku Ago untuk mengirim kembali salah satunya. Jika mengirim palu angin, maka suku Ago dianggap menyatakan perang, sedangkan jika mengirim bunga kamperfuli, maka dianggap perdamaian.

Leupachi, salah satu prajurit suku Ago, memimpin penyergapan ke perkemahan pasukan Arthdal yang berada di ujung Hutan Agoha. Serangan itu membuat Aramun mundur.  Lalu, 14 tetua dari suku Ago mengirimkan bunga kamperfuli, sementara Leupachi dipenjara di dalam gua atas perbuatannya. Aramun merangkul suku Ago dan menganggap mereka bagian dari Arthdal, namun  tidak dengan dua suku besar di Arthdal, yakni suku Sanyeok dan suku Gunung Putih.

Ketika mendengar kematian Aramun, 14 tetua suku Ago akan menghadiri pemakamannya. Namun, Leupachi mengatakan bahwa dia mendapat penglihatan dari Dewa Air Terjun jika Aramun tidak naik ke surga, melainkan dibunuh oleh klan Asa. Namun, tak ada satupun yang mempercayainya. Tetua suku Ago akhirnya memutuskan untuk mengadakan pengadilan air terjun yang mana pengadilan ini sama saja dengan membunuh Leupachi. Dan ajaibnya, Leupachi kembali dengan selamat. Dia kemudian disebut sebagai Inaishingi dan menyatukan 30 klan dari suku Ago.

4. Kaum Neanthal, makhluk terkuat berdarah biru

Apa Saja Kisah Menarik Jika Ada Prekuel Arthdal Chronicles? cuplikan drama Korea Arthdal Chronicles (instagram.com/hwangdonghee_)

Gunung Putih Besar berada di utara Arthdal. Disana terdapat Dataran Bulan yang menjadi tempat tinggal kaum bernama Neanthal. Kaum ini sangat kuat dan gesit. Mereka bisa berpindah tempat dan berlari dengan kecepatan yang tidak bisa dicapai oleh kaum Saram. Neanthal disebut-sebut sebagai makhluk terkuat di dunia. Tidak seperti Saram, darah mereka berwarna biru. Kemampuan yang dimiliki Neanthal membuat mereka dijuluki sebagai binatang buas oleh kaum Saram.

Berbeda dengan Saram, Neanthal hidup dengan bebas tanpa memiliki serikat maupun sistem pertanian. Mereka bertahan hidup dengan mengonsumsi apa yang sudah tersedia di hutan. Saat serikat Arthdal dipimpin oleh Sanung Niruha, dia mencoba mengajak kaum Neanthal untuk bekerja sama dengan mengelola pertanian, namun ditolak.

Melawan Neanthal dengan peperangan fisik adalah hal mustahil karena kekuatan Saram dan Neanthal tidak sepadan. Maka, Sanung yang ingin mengelola tanah di Dataran Bulan kemudian mencoba cara lain yakni memusnahkan Neanthal dengan menyebarkan wabah dan membakar hutan. Sebagian besar kaum Neanthal tidak sanggup menyelamatkan diri sehingga hanya beberapa orang yang masih hidup dan kini mereka bersembunyi.

5. Sejarah kaum Igutu, makhluk berdarah campuran

Apa Saja Kisah Menarik Jika Ada Prekuel Arthdal Chronicles? cuplikan drama Korea Arthdal Chronicles (instagram.com/youngchan123)

Igutu merupakan kaum berdarah ungu. Mereka campuran dari hubungan antara kaum Saram dan kaum Neanthal. Awalnya, kaum Saram tidak menganggap kaum Igutu jahat. Namun, sekitar lebih dari seratus tahun lalu, kebakaran terbesar melanda Arthdal. Orang-orang berada dalam keadaan paling terpuruk. Lalu di tengah tragedi itu, ada seseorang yang mengatakan bahwa kaum Igutu merupakan dalang dari kebakaran tanah Arthdal. Kaum Saram lalu membantai kaum Igutu, menyebut mereka hina dan kotor.

Belum ada bukti jelas tentang kebenaran kaum Igutu yang menyebabkan kebakaran Arthdal, namun klan Asa merasa terancam dengan keberadaan Igutu yang bisa bermimpi. Keturunan Asa Sin di Arthdal terputus setelah dia kabur ke Iark. Jadi, klan Asa yang sekarang berada di Arthdal, mereka bukan keturunan langsung Asa Sin. Mereka tidak bisa bermimpi meskipun telah melakukan latihan. Sedangkan kaum Neanthal dan Igutu, mereka bisa bermimpi begitu saja tanpa melakukan apapun.

Dengan latar cerita kebakaran Arthdal seratus tahun lalu ini, tentu akan menarik jika ada prekuel tentang kaum Igutu. Aramun Haesulla juga meninggalkan Batu Gochiju Besar. Batu tersebut kemungkinan merupakan sebuah petunjuk tentang sejarah kaum Igutu dari masa lalu.

Tidak banyak drama Korea yang mengusung cerita dengan latar waktu pada zaman kuno. Jika kamu penggemar drama, maka Arthdal Chronicles akan memberimu kisah yang berbeda namun tetap dengan sentuhan khas drama Korea.

Baca Juga: Siapa Suho EXO di Arthdal Chronicles 2?

Mufida Namsa Photo Writer Mufida Namsa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya