Good Partner (2024) menjadi drama Korea yang khusus membahas detil soal perceraian. Ditulis oleh pengacara perceraian yang sebenarnya, banyak aspek-aspek tentang perpisahan yang jarang terekspos dimunculkan dengan baik di drama 16 episode ini. Salah satu isu penting gang diangkat adalah tentang co-parenting setelah perceraian.
Dalam proses perceraian sendiri berkali-kali ditekankan oleh Good Partner, bahwa kesejahteraan anak menjadi prioritas utama. Setelah orangtua bercerai, poin ini masih harus dipikirkan demi kebahagiaan anak, nih.
Terbilang gak mudah, berikut ini beberapa insight co-parenting setelah perceraian dari drakor Good Partner. Simak sama-sama, yuk!
1. Menahan sakit hati dan amarah
still cut drakor Good Partner (instagram.com/sbsdrama.official) Perpisahan suami istri hampir gak pernah terjadi tanpa amarah dan sakit hati. Kedua pihak merasa dirugikan karena telah lama berada dalam situasi konflik. Mengatasi amarah ini tidak mudah, namun perlu dilakukan demi kepentingan anak.
Cha Eun Kyung (Jang Na Ra) mengaku tidak bisa memaafkan Kim Ji Sang (Ji Seung Hyun) yang berselingkuh. Namun di depan putrinya, ia gak pernah menjelek-jelekan Kim Ji Sang.
Saat melihat sang anak, Kim Jae Hee (Yu Na) sudah cukup dewasa, Cha Eun Kyung justru mengakui rasa kecewanya pada Kim Ji Sang. Namun ia selalu menekankan bahwa perasaannya tidak boleh mempengaruhi perasaan putrinya. Ia membebaskan Kim Jae Hee untuk memiliki hubungannya sendiri dengan sang ayah.
2. Menjalin komunikasi dengan mantan pasangan
still cut drakor Good Partner (instagram.com/sbsdrama.official) Tahap selanjutnya usai menahan amarah adalah menjaga komunikasi dengan mantan pasangan dengan baik. Komunikasi ini cukup berfokus pada tumbuh kembang anak saja dan diusahakan untuk tidak melebar ke hal lainnya.
Sebagai orangtua, keputusan penting terkait perkembangan anak harus tetap diputuskan bersama. Misalnya ketika memutuskan kebutuhan medis, pendidikan, serta keuangan. Untuk itu komunikasi antara kedua pihak harus tetap terjalin. Seperti halnya Cha Eun Kyung yang menjaga komunikasi dengan mantan suaminya. Ia juga membatasi percakapan hanya soal anak.
Baca Juga: 7 Alasan Ending Good Partner Dipuji Memuaskan, Happy Ending!
3. Mempermudah kunjungan
still cut drakor Good Partner (instagram.com/sbsdrama.official) Jika perceraian terjadi tanpa adanya kekerasan dalam rumah tangga, serta kunjungan kedua belah pihak diperbolehkan secara hukum, maka pihak penerima hak asuh hendaknya tidak mempersulit hal itu. Bagaimanapun, anak tetap membutuhkan dua sosok orangtua. Co-parenting meminimalkan kemungkinan depresi, kecemasan, maupun gangguan kepribadian pada anak setelah perceraian kedua orangtuanya.
Cha Eun Kyung gak pernah melarang Kim Jae Hee untuk menemui ayahnya. Ia juga selalu berpesan pada sang putri bahwa ia masih membutuhkan sosok ayah bagi perkembangannya.
4. Menangani penolakan kunjungan
still cut drakor Good Partner (instagram.com/sbsdrama.official) Terkadang anak akan menolak menungjungi salah satu orangtua karena merasa dikhianati. Hal tersebut terjadi pada Kim Jae Hee yang menolak mengunjungi ayahnya.
Cha Eun Kyung menerima keputusan putrinya, jika ia memang butuh waktu untuk menenangkan diri. Namun ia selalu menekankan bahwa sebagai anak, Kim Jae Hee masih memiliki hak atas kasih sayang sang ayah. Ia juga mendorong Kim Ji Sang untuk mulai menghubungi Kim Jae Hee terlebih dahulu guna mencairkan suasana.
Insight co-parenting setelah perceraian dari drakor Good Partner ini sangat bermanfaat. Namun perlu diingat, gak semua kondisi bisa menerapkannya, apalagi jika terdapat unsur kekerasan sebagai alasan perceraian.
Satu pesan yang pasti dikirimkan oleh drama ini adalah tentang memprioritaskan kebutuhan anak. Semoga ulasan drama Good Partner ini menginspirasi kamu juga, ya.
Baca Juga: 4 Tips Menghadapi Quarter Life Crisis ala Eun Ho di Good Partner
