4 Bentuk Diskriminasi Perempuan yang Digambarkan di Drakor Queen Woo
Perempuan hanya dianggap sebagai objek transaksi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Diskriminasi perempuan masih marak terjadi di masa sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa praktik ini cukup biasa dilakukan sejak dulu, apalagi di masa kerajaan Goguryeo di Korea. Kondisi ini digambarkan secara apik dalam drakor Queen Woo (2024), lho.
Drakor Queen Woo menceritakan tentang satu kejadian yang dialami oleh salah satu permaisuri raja Goguryeo, Woo Hee (Jeon Jong Seo). Meskipun hanya menggambarkan salah satu peristiwa bersejarah, dalam drakor tersebut, para tim produksi gak lupa untuk menambahkan detail agar nyaman untuk ditonton. Jalan cerita drakor ini juga menggambarkan kondisi yang dihadapi perempuan di masa lampau.
Dengan jabatan seorang ratu, Woo Hee ternyata juga mengalami diskriminasi di kehidupannya, lho. Apa saja bentuk diskriminasi perempuan yang diperlihatkan di drakor Queen Woo melalui Ratu Woo Hee?
Perhatian, artikel ini mengandung spoiler.
1. Belajar bela diri dan catur dianggap gak berguna bagi seorang perempuan
Woo Hee sejak kecil punya kesenangan yang cukup berbeda dengan anak perempuan lain. Dia kerap melakukan latihan bela diri dengan anggota keluarga lain. Namun, ayahnya menganggap jika kegiatan itu gak akan berguna bagi Woo Hee.
Ayahnya punya pandangan jika seorang perempuan gak akan dianggap feminin jika melakukan kegiatan tersebut. Imbasnya banyak laki-laki yang gak ingin dijodohkan dengan Woo Hee di masa depan.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.