TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pengantin Wanitanya Diculik, Ini Dia 5 Adat Pernikahan Suku Sasak

Kira-kira kenapa ya harus diculik? #LokalIDN

instagram.com/sasakpedia

Di Indonesia ada banyak adat istiadat atau tata cara dalam melakukan hal tertentu, termasuk pernikahan. Suku Sasak dari Lombok, Nusa Tenggara Barat adalah suku yang masih mempertahankan adat istiadatnya. Suku Sasak memiliki tradisi unik dalam menggelar pernikahannya, yaitu 'memari', tradisi menculik calon pengantin wanita sebelum akad nikah.

Wah, kok bisa? Ternyata ada sejarahnya lho! Konon katanya, pada zaman kerajaan terdapat seorang Putri sehingga ada banyak pria yang ingin menikahinya, nah, pria-pria ini diberi syarat oleh sang Raja untuk menculik sang Putri dari ruangan yang sudah dijaga ketat. Menarik, ya? Simak artikel di bawah selengkapnya.

1. Memari

trippers.id

Seperti apa yang disinggung di atas, memari adalah tahap pertama dalam adat pernikahan Sasak. Memari dilakukan dengan menculik calon pengantin wanita dari rumahnya secara diam-diam dan menuju rumah kerabat sang calon pengantin pria. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu penculikan harus terjadi di malam hari untuk mencegah keributan yang terjadi. Jika itu terjadi, maka memari akan dinyatakan gagal dan calon pengantin pria diwajibkan membayar denda.

Baca Juga: 10 Potret Kehidupan Suku Sasak di Desa Sade Lombok, Indonesia Banget!

2. Sejati-selabar

instagram.com/sasakpedia

Setelah memari dilakukan, hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah Sejati-selabar. Pada tahap ini, keluarga calon pengantin pria harus mengabarkan keluarga calon pengantin wanita bahwa anaknya telah 'diculik'. Eits, tidak semudah itu. Sang mempelai pria harus melaporkan tindakan 'menculiknya' pada Kepala Dusun setempat, barulah setelah itu Kepala Dusun yang akan mengabarkannya pada keluarga dari mempelai wanita.

3. Nuntut wali

instagram.com/sasakpedia

Tahap ketiga adalah Nuntut wali. Hal ini dilakukan selang beberapa hari Sejati-selabar dilakukan. Pada tahap ini, calon mempelai pria harus mengutus orang-orang kepercayaannya untuk meminta kesediaan keluarga calon mempelai wanita agar menjadi wali dalam akad nikahnya.

4. Sorong serah aji krame

instagram.com/hemastirta

Sorong serah aji krame merupakan inti dalam adat pernikahan suku Sasak yang memiliki makna yang cukup dalam. Sorong serah (persaksian), aji (derajat atau nilai), dan krame (kemartabatan). Dalam prosesi ini akan dihadiri oleh para sesepuh, kepala desa, kepala dusun dari kedua belah pihak, dane-dane (tamu undangan) atau masyarakat umum yang berperan penting sebagai saksi bagi kedua mempelai yang dianggap siap hidup bermasyarakat dengan status barunya, yaitu sebagai sepasang suami-istri.

Baca Juga: 10 Potret Kehidupan Suku Sasak di Desa Sade Lombok

Verified Writer

Intan Sft

extraordinary girl

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya