TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengapa Nama Guinness Digunakan untuk Bir dan Rekor Dunia?

Hubungan apa yang mereka miliki?

buku rekor dunia (usatoday.com/Kayla Jimenez)

Dari manusia tertinggi di dunia hingga rekor-rekor teraneh yang pernah tercatat, Guinness World Records telah menjadi salah satu buku yang paling terkenal di dunia. Banyak orang yang berlomba-lomba untuk bisa mencatatkan dirinya ke dalam buku tersebut, entah itu ingin menyalip rekor dunia yang telah tercatat, atau bahkan membuat rekor dunia baru dalam sejarah.

Tetapi, pernahkah kalian bertanya-tanya mengapa nama buku yang digunakan sama dengan nama salah satu merek bir terkenal dari Irlandia? Ya, apalagi kalau bukan Guinness Beer. Tak disangka, kesamaan dari nama mereka tidak hanya kebetulan, lho! Daripada penasaran, yuk simak penjelasannya lebih lanjut.

1. Berawal dari seekor burung

American golden plover (commons.wikimedia.org/O.W. Johnson)

Melansir dari ireland before you die, kelahiran dari buku rekor dunia yang kita kenal sekarang ternyata bermula dari masalah sepele yang dialami oleh Hugh Beaver, Direktur Pelaksana dari Guinness Beer. Ya, kalian tidak salah dengar bahwa ternyata penemu dari buku rekor dunia tersebut adalah salah satu petinggi dari perusahaan Guinness Beer.

Pada saat itu, ia mengikuti acara pesta menembak burung bersama temannya. Akan tetapi, ketika ingin menembak seekor burung buruan berjenis golden plover, ia selalu saja meleset. Beaver lalu merasa kalau burung ini sepertinya adalah burung buruan tercepat di Eropa. Karena penasaran, ia lalu mencoba mencari di banyak buku untuk mengetahui bagaimana fakta sebenarnya, hanya saja ia tidak pernah menemukannya.

2. Peluang pasar yang menjanjikan

guinness beer (unsplash.com/Christopher Zapf)

Berangkat dari masalah tersebut, Beaver kemudian menyadari bahwa mungkin saja masih banyak pertanyaan lainnya yang menjadi perdebatan di berbagai kedai bar yang tersebar di wilayah Inggris dan Irlandia. Ia lalu berpikir bagaimana jika seandainya ada buku yang mampu menjawab pertanyaan tersebut? Hal ini tentu merupakan peluang besar bagi Beaver untuk memperluas branding yang dimiliki oleh Guinness, mengutip dari guinness book of records info.

Demi bisa mewujudkannya, Beaver lalu bekerja sama dengan dua orang jurnalis bersaudara yaitu Norris dan Ross McWhirter untuk membantunya membuat buku yang nantinya akan menjadi cikal bakal dari buku rekor dunia. Selain sebagai tim penyusun, mereka berdua juga bertugas untuk mengurus publikasi dari buku tersebut.

Baca Juga: Guinness Bawa Kolaborasi ke Level Berikutnya Lewat Kampanye Baru 

3. Proses penyusunan membutuhkan kerja keras yang sangat luar biasa

Norris dan Ross McWhirter (britannica.com/John P. Rafferty)

Mengutip dari laman guinness book of records info, mereka bahkan mengirim surat kepada semua orang yang ahli di bidangnya mulai dari astrofisika hingga gerontologi. Secara total, ada 27 cabang ilmu beserta ahlinya yang menjadi fokus utama bagi mereka untuk bekerja sama mencari sebanyak mungkin informasi yang dibutuhkan. Sangat banyak bukan?

Hal ini diperlukan agar informasi yang diperoleh benar-benar lengkap, akurat dan berdasarkan fakta. Butuh waktu yang tidak sebentar bagi mereka untuk bisa menyusun semua informasi yang diperoleh menjadi satu kesatuan yang utuh. Dilansir dari laman vinepair, mereka bahkan rela bekerja hingga 90 jam per minggu selama kurang lebih 3 bulan lamanya untuk bisa mengumpulkan informasi tersebut ke dalam satu buku yang menjadi awal mula kelahiran dari buku Guinness World Records.

4. Terbit untuk pertama kalinya

edisi pertama buku rekor dunia beserta penulisnya (guinnessworldrecords.com/Eleonora Pilastro)

Mengutip pada laman ireland before you die, buku Guinness World Records pada akhirnya terbit di tahun 1955 dengan 198 halaman. Pada awalnya, buku tersebut digunakan Beaver untuk kepentingan promosi dari produk Guinness Beer. Beaver membagikannya secara cuma-cuma ke setiap bar yang tersebar di wilayah Inggris dan Irlandia.

Tak disangka, buku tersebut ternyata sangat populer yang menyebabkan permintaannya semakin melonjak. Beaver lalu memutuskan untuk menjual buku tersebut dan meminta kedua jurnalis bersaudara itu untuk menyusun dan menerbitkan edisi buku berikutnya. Tercatat, 50.000 cetakan ludes di pasaran yang membuat buku ini menjadi buku paling populer dan best seller di wilayah Inggris.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya