8 Keputusan Terbaik dan Terburuk Karakter di Film Horor Hollywood

Dari yang cerdas sampai absurd, semua bikin jantung copot!

Film horor Hollywood memang tak pernah gagal dalam menyajikan ketegangan yang membuat penonton terduduk di ujung kursi. Namun, di balik semua kengerian itu, ada satu hal yang selalu bikin penonton penasaran, yaitu keputusan-keputusan para karakternya.

Ada momen ketika karakter membuat pilihan yang justru menyelamatkan nyawa mereka, membuat kita kagum dan mendukung mereka sepenuh hati. Di sisi lain, ada juga keputusan yang benar-benar fatal hingga membuat kita menggelengkan kepala dan berpikir, "Kenapa, sih, mereka melakukan itu?" Pilihan-pilihan inilah yang membuat film horor menjadi lebih mendebarkan dan tak terduga.

Nah, dalam artikel ini, penulis akan mengulas delapan keputusan terbaik dan terburuk yang pernah diambil para karakter di film horor Hollywood. Siap untuk mengingat momen-momen paling ikonis yang bikin jantung deg-degan berikut?

Peringatan: Artikel ini mengandung spoiler bagi yang belum menonton judul-judul di bawah

Baca Juga: 9 Protagonis Paling Menyebalkan di Film Horor Barat, Bikin Emosi!

1. Terbaik: Trik sweter — Friday the 13th Part 2 (1981)

8 Keputusan Terbaik dan Terburuk Karakter di Film Horor Hollywoodadegan dalam film Friday the 13th Part 2. (dok. Paramount Pictures/Friday the 13th Part 2)

Friday the 13th Part 2 menunjukkan kecerdasan Ginny (Amy Steel), sang protagonis, dalam menghadapi Jason Voorhees yang brutal. Dikejar tanpa henti di sekitar Camp Crystal Lake, Ginny menemukan tempat persembunyian Jason yang dipenuhi persembahan untuk ibunya yang telah meninggal. Dalam keputusasaan, ia melihat sweter milik Pamela Voorhees, ibu Jason, dan muncullah ide brilian: Ginny mengenakan sweter tersebut dan mencoba meyakinkan Jason bahwa ia adalah ibunya!

Strategi ini benar-benar mengguncang mental Jason, membuatnya lengah sesaat. Ginny memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang balik. Walau pada akhirnya Jason sadar akan tipuan tersebut, adegan ini tetap membekas sebagai salah satu momen paling cerdas dalam sejarah film horor.

2. Terburuk: Menoleh ke belakang — I Know What You Did Last Summer (1997)

8 Keputusan Terbaik dan Terburuk Karakter di Film Horor Hollywoodadegan dalam film I Know What You Did Last Summer. (dok. Columbia Pictures/I Know What You Did Last Summer)

Salah satu momen yang paling bikin penonton nelangsa dalam I Know What You Did Last Summer adalah ketika Helen Shivers (Sarah Michelle Gellar), berlari pontang-panting menghindari si pembunuh berantai. Saat hanya beberapa langkah lagi dari keramaian dan cahaya lampu jalan yang terang, ia membuat keputusan fatal dengan berhenti berlari dan menengok ke belakang, bukannya terus berlari menuju keselamatan.

Mungkin ini adalah tindakan nekat yang berani, tetapi Helen justru menyegel takdirnya sendiri setelah hampir berhasil lolos dari maut. Terlebih lagi, setelah penonton dibuat tegang menyaksikan perjuangannya yang panjang, Helen membalikkan badan dari kemungkinan selamat tepat di depan pintu kebebasan. Kematiannya menjadi terasa lebih tragis karena keputusan sekejap itu.

3. Terbaik: Keputusan yang kontroversial — It Follows (2014)

8 Keputusan Terbaik dan Terburuk Karakter di Film Horor Hollywoodadegan dalam film It Follows. (dok. RADiUS-TWC/It Follows)

Dalam It Follows, seks bukan lagi tentang keintiman, melainkan instrumen bertahan hidup melawan entitas mengerikan. Jay Height (Maika Monroe), sang protagonis, mendapati dirinya terjebak dalam permainan petak umpet maut setelah berhubungan seks. Satu-satunya cara untuk lolos dari kejaran itu adalah meneruskan kutukan lewat hubungan intim.

Setelah berbagai upaya, Jay dan Paul (Keir Gilchrist), sahabatnya, membuat keputusan kontroversial namun cerdik. Mereka memilih seorang pekerja seks komersial sebagai "penerima" kutukan selanjutnya. Pilihan ini bukan tanpa perhitungan. Pekerja seks, dengan lingkaran kliennya yang luas, memastikan kutukan ini terus berpindah. Jika salah satu mata rantai terbunuh, kutukan akan kembali ke pekerja seks, yang kemudian akan meneruskannya lagi.

Strategi ini memang kejam, mengorbankan orang lain demi keselamatan diri. Namun, dalam konteks film horor, keputusan Jay dan Paul bisa dibilang sebagai langkah paling logis, meski menyisakan dilema moral yang menggantung.

4. Terburuk: Mengemudi di bawah pengaruh obat — Hereditary (2018)

8 Keputusan Terbaik dan Terburuk Karakter di Film Horor Hollywoodadegan dalam film Hereditary. (dok. A24/Hereditary)

Karya Ari Aster, Hereditary, menggambarkan bagaimana kebohongan dan kelalaian bisa memicu rentetan kejadian mengerikan. Peter (Alex Wolff), sang tokoh utama, berbohong kepada ibunya demi bisa menghadiri pesta dan menggunakan obat-obatan terlarang bersama teman-temannya. Berusaha memastikan Peter tetap bertanggung jawab, sang ibu meminta Peter membawa serta adik perempuannya yang memiliki alergi makanan parah.

Namun, dalam keadaan mabuk, Peter mengabaikan adiknya di pesta demi bersenang-senang. Akibatnya, sang adik tak sengaja mengonsumsi kacang dan harus dilarikan ke rumah sakit. Alih-alih mencari bantuan medis yang tepat, Peter memilih untuk menyetir sendiri dalam keadaan tidak sadar. Keputusan sembrono ini tentu saja berujung pada kecelakaan mengerikan yang menjadi pemicu rangkaian peristiwa tragis selanjutnya.

Baca Juga: 5 Film Horor Barat 2024 dengan Rating Tertinggi, Seramnya Diakui!

5. Terbaik: Tembakan di kepala — Scream 2 (1997)

8 Keputusan Terbaik dan Terburuk Karakter di Film Horor Hollywoodadegan dalam film Scream 2. (dok. Dimension Films/Scream 2)

Scream 2 memberikan pelajaran berharga bagi para penggemar slasher, yaitu jangan pernah menganggap enteng seorang Ghostface! Di film pertamanya, Sidney (Neve Campbell) dan teman-temannya nyaris kehilangan nyawa karena menganggap sang pembunuh telah tewas. Namun, kesalahan fatal itu tak terulang di sekuelnya ini.

Setelah pertarungan sengit melawan dua Ghostface, Sidney, Gale (Courteney Cox), dan Cotton (Liev Schreiber) sempat menghela napas lega. Namun, ketenangan itu seketika buyar ketika salah satu Ghostface bangkit kembali. Tanpa ragu, Sidney dan Gale dengan sigap menembak Ghostface hingga tak bernyawa.

Tak berhenti di situ, Sidney kembali mengarahkan moncong pistolnya ke kepala Ghostface yang telah terkapar dan menarik pelatuknya. Adegan headshot yang mengejutkan ini menandai tekad Sidney untuk memastikan bahwa mimpi buruknya benar-benar berakhir.

6. Terburuk: Tempat menyimpan monster — Cabin in the Woods (2011)

8 Keputusan Terbaik dan Terburuk Karakter di Film Horor Hollywoodadegan dalam film Cabin in the Woods. (dok. Lionsgate/Cabin in the Woods)

Ketika berbicara tentang film horor Hollywood yang penuh keputusan ngawur, Cabin in the Woods pasti masuk daftar. Film ini memang mempunyai plot twist yang membuat penonton tercengang. Namun, coba kamu tengok logika di balik fasilitas rahasia tempat organisasi bayangan di film tersebut menyimpan monster-monster mengerikan yang mereka koleksi.

Seperti yang dikatakan oleh Marty dan Dana (Fran Kranz dan Kristen Connolly), dua protagonisnya, mengintegrasikan sistem penahanan monster dengan infrastruktur harian fasilitas terasa kontradiktif dan tidak masuk akal. Sederhananya, sistem ini ibarat membangun rumah di samping kandang singa, lalu menyediakan lorong penghubung yang bisa dibuka kapan saja. Tentu saja, ketika Marty dan Dana dengan sengaja membuka "lorong" tersebut, hasilnya adalah kekacauan berdarah di klimaks!

7. Terbaik: Jebakan brilian — The Invisible Man (2020)

8 Keputusan Terbaik dan Terburuk Karakter di Film Horor Hollywoodadegan dalam film The Invisible Man. (dok. Universal Pictures/The Invisible Man)

Di tengah teror dari mantan kekasih yang tak kasat mata, Cecilia Kass (Elisabeth Moss) dalam The Invisible Man menunjukkan bahwa kecerdasan bisa muncul dari keputusasaan. Ia memutuskan untuk "mengakhiri" hidupnya dengan menusukkan pulpen ke pergelangan tangannya. Bukan tindakan nekat, melainkan manuver brilian untuk memancing sang Invisible Man keluar dari persembunyiannya.

Di sinilah Cecilia membalikkan keadaan. Ia memanfaatkan kelemahan musuh—mudah terlihat jika terkena cairan—dengan menyiramkan air, membuat siluetnya terungkap sesaat. Dalam momen singkat itu, Cecilia menyerang balik dengan pena yang sama, lalu menghabisinya dengan serangkaian tembakan.

8. Terburuk: Belas kasihan yang berujung sesal — The Mist (2007)

8 Keputusan Terbaik dan Terburuk Karakter di Film Horor Hollywoodadegan dalam film The Mist. (dok. Metro-Goldwyn-Mayer/The Mist)

The Mist karya Frank Darabont menyajikan berbagai adegan menegangkan di tengah kabut misterius yang mematikan. Namun, yang paling menyesakkan adalah keputusan tragis yang diambil David Drayton (Thomas Jane), sang protagonis, saat ia terjebak dalam keputusasaan yang mencekam.

Dengan persediaan menipis dan jalan keluar tertutup kabut misterius, David terpaksa membuat pilihan yang tak terbayangkan: menghabisi nyawa anaknya dan teman-temannya sebagai bentuk belas kasihan. Ia tak sanggup membiarkan mereka menjadi korban makhluk-makhluk mengerikan yang berkeliaran di luar sana.

Namun, harapan datang bagai tamparan keras. Setelah David melakukan tindakan mengerikan itu, pasukan militer pun muncul, menghancurkan kabut dan mengakhiri mimpi buruk yang menyelimuti mereka. Yap, alih-alih jalan keluar di tengah kiamat, David malah merenggut nyawa orang-orang yang tak berdosa!

Keputusan para karakter di film horor Hollywood memang sering kali menjadi elemen kunci yang menentukan nasib mereka. Ada yang membuat kita berdecak kagum, tetapi tak sedikit juga yang bikin kita gemas karena kecerobohan mereka.

Terlepas dari itu, keputusan-keputusan tersebut justru menjadi daya tarik tersendiri dalam membangun ketegangan dan drama dalam setiap film. Jadi, bagaimana menurutmu? Mana keputusan yang paling membuatmu tak bisa berhenti memikirkan setelah menonton filmnya?

Baca Juga: 5 Fakta The Mist, Film dengan Ending Paling Plot Twist

Satria Wibawa Photo Verified Writer Satria Wibawa

Movie and series enthusiast. Please, visit my IG: @satriaphile90 or my Letterboxd: @satriaphile to see my other reviews. Gracias!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya