6 Film Netflix Terbaik di Paruh Pertama 2024 Versi Rotten Tomatoes

2. Scoop – 77 persen

adegan dalam film Scoop (dok. Netflix/Scoop)

Scoop mengangkat kisah di balik layar wawancara kontroversial Pangeran Andrew dengan BBC Newsnight pada 2019. Alurnya berfokus pada perjuangan para perempuan di balik layar Newsnight, khususnya Sam McAlister (Billie Piper), yang gigih dalam menegosiasikan wawancara eksklusif dengan Pangeran Andrew (Rufus Sewell). Di tengah tekanan dari Istana Buckingham dan keraguan internal, mereka bertekad untuk mengungkap kebenaran tentang hubungan Andrew dengan Jeffrey Epstein, terdakwa kasus pelecehan anak.

Scoop menghadirkan perpaduan drama yang memikat dan investigasi jurnalisme yang menegangkan. Tak hanya menyajikan fakta dan kronologi peristiwa, film arahan Philip Martin ini juga menggali sisi emosional dan dilema moral para karakter yang terlibat. Penonton diajak untuk merasakan tekanan dan ketegangan yang dihadapi oleh para jurnalis dalam mengejar kebenaran, sekaligus mengingatkan kembali akan peran media dalam menjaga integritas.

3. Ultraman: Rising — 83 persen

adegan dalam film Ultraman: Rising (dok. Netflix/Ultraman: Rising)

Hadir di Netflix pada 14 Juni lalu, Ultraman: Rising membawa angin segar ke waralaba Ultraman yang melegenda. Film animasi ini menceritakan tentang Ken Sato, seorang pemain bisbol terkenal, yang kembali ke Tokyo untuk memenuhi takdirnya. Ia harus meneruskan warisan ayahnya, Profesor Sato, sebagai pahlawan pelindung Bumi, Ultraman.

Di tengah perjuangannya melawan monster, Ken dihadapkan pada dilema tak terduga. Ia harus merawat bayi kaiju, anak dari musuh bebuyutan Ultraman. Hal ini membawanya pada petualangan baru yang penuh rintangan, memaksanya untuk menyeimbangkan peran sebagai pahlawan, atlet, dan orang tua.

Ultraman: Rising menawarkan visual animasi yang memukau, memadukan animasi tradisional dengan teknologi CGI mutakhir ala seri Spider-Verse. Pertempuran epik antara Ultraman dan para monster raksasa pun digambarkan dengan detail yang luar biasa, menghadirkan sensasi menegangkan bagi para penonton. Namun, lebih dari itu, film ini juga menghadirkan cerita yang menghangatkan hati lewat interaksi menggemaskan antara Ken dan Emi, si bayi kaiju.

Baca Juga: 5 Film Netflix tentang Kritik Sosial, Picu Refleksi Mendalam

4. The Kitchen – 89 persen

adegan dalam film The Kitchen (dok. Netflix/The Kitchen)

The Kitchen di permukaan memang tampak seperti film fiksi ilmiah berlatar distopia kebanyakan. Namun, siapa sangka di balik kemasannya yang familier, film debut penyutradaraan Daniel Kaluuya ini mampu mengangkat tema-tema krusial, seperti kemiskinan, kesetaraan, dan pencarian arti kehidupan?

The Kitchen mengambil latar di London masa depan, di mana Izi (Kane Robinson), seorang pekerja di rumah duka ramah lingkungan, bermimpi untuk melarikan diri dari kompleks kumuh bernama The Kitchen. Kehidupannya yang monoton berubah ketika Benji (Jedaiah Bannerman), remaja yang baru kehilangan ibunya, memasuki dunianya. Melalui Benji, Izi pun dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit.

Selaku sutradara, Kaluuya, bersama Kibwe Tavares, berhasil menggambarkan sisi gelap kehidupan di The Kitchen dengan detail yang memukau. Selain itu, akting para pemainnya pun patut diacungi jempol. Robinson menunjukkan performa yang memikat sebagai karakter yang kompleks dengan penuh emosi, sementara Bannerman membawa kehangatan dan humor di tengah situasi kelam.

5. Orion and the Dark – 91 persen

adegan dalam film Orion and the Dark (dok. Netflix/Orion and the Dark)

Selain Ultraman: Rising, film animasi Netflix yang tak kalah mencuri perhatian di paruh pertama tahun ini adalah Orion and the Dark. Film ini menceritakan tentang Orion, seorang anak laki-laki yang memiliki rasa takut yang besar terhadap kegelapan. Suatu malam, Orion bertemu dengan Dark, makhluk ajaib yang muncul dari kegelapan. Awalnya, Orion takut pada Dark, tetapi mereka akhirnya menjadi sahabat dan memulai petualangan seru di malam hari.

Diadaptasi dari buku anak karya Emma Yarlett, Orion and the Dark mendapat pujian kritis berkat pesan moral seputar menghadapi rasa takut dan menemukan keberanian dalam diri yang diusungnya. Amanat yang kuat tersebut tak lepas dari peran Charlie Kaufman sebagai penulis naskah. Yap, sebelum Orion and the Dark, Kaufman lebih dulu mencuri perhatian lewat sejumlah karyanya, seperti Being John Malkovich (1999) dan Eternal Sunshine of the Spotless Mind (2004).

6. Hit Man – 95 persen

adegan dalam film Hit Man (dok. Netflix/Hit Man)

Hit Man menunjukkan bahwa film komedi romantis tak selalu harus berakhir klise jika diolah dengan "bumbu" yang tepat. Alurnya mengikuti Gary Johnson (Glen Powell), seorang dosen universitas yang menjalani kehidupan biasa di siang hari. Namun, di balik kacamata dan buku-bukunya, Gary memiliki rahasia besar: ia adalah pembunuh bayaran palsu yang bertugas menangkap orang-orang yang berniat melakukan kejahatan.

Kehidupan gandanya mulai goyah ketika Gary bertemu Madison (Adria Arjona), seorang wanita yang terjebak dalam pernikahan yang penuh kekerasan. Madison mencari bantuan Gary untuk membebaskannya dari suaminya yang kejam. Tersentuh oleh kisah Madison, Gary pun melanggar protokol dan memutuskan untuk melindunginya.

Lewat Hit Man, Richard Linklater, selaku sutradara, menjauh sejenak dari drama realis yang menjadi ciri khasnya dan melahirkan salah satu film paling menghibur tahun ini. Hit Man penuh dengan kejutan dan kelokan, namun tak melupakan sisi manis romansa yang berhasil diterjemahkan dengan apik oleh Powell dan Arjona di layar. Nyesel, sih, kalau gak nonton!

Terseleksi oleh Rotten Tomatoes, enam film Netflix di atas menawarkan pengalaman menonton yang memikat dari berbagai genre. Dari kisah yang mengharukan hingga romansa yang menggelitik, setiap judul membuktikan keunggulannya dalam menghadirkan cerita yang tak terlupakan. Jadi, siapkan waktu luangmu untuk menikmati berbagai tontonan istimewa ini, ya!

Baca Juga: 10 Film Netflix Terbaik Versi Rotten Tomatoes, Harus Banget Nonton!