5 Film Terbaik Jafar Panahi, Sineas Pemberani di Sinema Iran

Karya-karyanya dilarang tayang di negaranya sendiri

Jafar Panahi bukan sosok yang asing di kalangan penggemar film. Namanya dielu-elukan oleh para kritikus film dunia berkat keberanian serta komitmennya dalam menggunakan film sebagai alat untuk mengkritik isu sosial dan politik yang terjadi di Iran. Karya-karyanya pun langganan menjadi primadona di berbagai ajang festival film bergengsi.

Pada 2011, sutradara kelahiran 11 Juli 1960 tersebut dijatuhi hukuman 6 tahun penjara atas tuduhan menciptakan propaganda antipemerintah. Panahi turut dilarang membuat film selama 20 tahun dan menjadi tahanan rumah. Hal tersebut tentunya bukan menjadi penghalang bagi Panahi untuk tetap terus menggarap film meskipun secara diam-diam.

Tiga dekade berkarier sebagai pegiat film, Jafar Panahi terus memberikan inspirasi pada para sineas muda untuk terus berkarya. Rekomendasi film terbaik Jafar Panahi berikut lantang menyuarakan opini serta kritikan keras terhadap pemerintah Iran.

Baca Juga: 7 Film Iran Berlabel Paling Kritis, Ada yang Sampai Dilarang Tayang

1. Taxi (2015)

5 Film Terbaik Jafar Panahi, Sineas Pemberani di Sinema IranTaxi (dok. Jafar Panahi Film Productions/Taxi)

Taxi merupakan satu dari tiga film yang diam-diam Jafar Panahi buat saat haknya sebagai pembuat film dicabut. Digarap dalam format mokumenter berbalut genre drama komedi, Taxi yang mempekerjakan aktor amatiran secara mengejutkan tampil menghibur, tapi tetap mampu menyampaikan makna yang mendalam. Tidak heran jika Taxi diganjar penghargaan Golden Bear di ajang Berlin International Film Festival.

Taxi mengikuti Jafar Panahi yang menjelma sebagai supir taksi menyusuri Kota Teheran. Bermodalkan kamera yang dipasang di beberapa titik tersembunyi di dalam mobil, Panahi mengajak para penumpangnya untuk memberikan secuil pendapat serta pandangan warga sipil terhadap berbagai macam situasi yang tengah mereka alami.

2. The Circle (2000)

5 Film Terbaik Jafar Panahi, Sineas Pemberani di Sinema IranThe Circle (dok. Jafar Panahi Productions/The Circle)

Melalui film panjang ketiganya, Jafar Panahi menguliti realita perempuan yang diperlakukan layaknya warga negara kelas dua. Panahi membagikan bagaimana ketatnya aturan yang berlaku bagi perempuan, mulai dari wajib menggunakan cadar, dilarang bepergian seorang diri, dan masih banyak lagi. Alhasil, filmnya pun dicekal di negaranya sendiri. Di sisi lain, The Circle berjaya di berbagai ajang festival film internasional, salah satunya Venice Film Festival yang sukses meraih penghargaan Golden Lion.

The Circle mengikuti empat wanita berbeda–seorang ibu yang khawatir anaknya akan ditinggalkan suaminya usai melahirkan anak perempuan, dua tahanan yang melarikan diri dari penjara, wanita muda yang berupaya untuk melakukan aborsi, dan seorang ibu yang mencoba untuk menelantarkan anaknya. Mereka saling terkait satu sama lain selama berusaha menjalani kerasnya menjalani kehidupan sebagai wanita di Teheran yang sibuk.

3. Offside (2006)

5 Film Terbaik Jafar Panahi, Sineas Pemberani di Sinema IranOffside (dok.Jafar Panahi Film Productions/Offside)

Offside terinspirasi dari pengalaman tidak mengenakan yang dialami oleh putrinya sendiri. Berangkat dari sana, Jafar Panahi tertantang untuk mengkritik aturan pemerintah Iran yang dinilai memberatkan kaum perempuan. Untuk memuluskan proses produksinya, Panahi menggunakan skrip palsu dan mencantumkan nama rekan penulisnya, Shadmehr Rastin, sebagai sutradara. Panahi bahkan mempekerjakan aktor amatiran yang datang dari kalangan mahasiswa. Sialnya, penayangan Offside tetap dicekal.

Offside berfokus pada antusias warga Iran dalam menyambut pertandingan sepak bola antara Bahrain dan Iran dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2006. Meskipun larangannya terpampang jelas, bukan menjadi penghalang bagi sekelompok perempuan untuk menghalalkan segala cara demi menyaksikan pertandingan secara langsung di stadion.

Baca Juga: 5 Film Timur Tengah tentang Perjuangan Para Perempuan, Bikin Haru

4. 3 Faces (2018)

5 Film Terbaik Jafar Panahi, Sineas Pemberani di Sinema Iran3 Faces (dok. Jafar Panahi Film Productions/3 Faces)

3 Faces merupakan film keempat yang Jafar Panahi buat selama lisensinya sebagai pegiat film ditangguhkan. Menyabet penghargaan Best Screenplay di Cannes Film Festival, Jafar Panahi mencoba memahami dampak budaya patriarki yang sudah mendarah daging pada nasib industri perfilman di sana. 

3 Faces mengikuti perjalanan Jafar Panahi ke sebuah area terpencil di Iran untuk membantu mewujudkan impian gadis muda sebagai seorang aktris. Ditemani aktris Behnaz Jafari, niat baik keduanya terhalang oleh keluarga si gadis yang menentang keras.

5. The White Balloon (1995)

5 Film Terbaik Jafar Panahi, Sineas Pemberani di Sinema IranThe White Balloon (dok. Ferdos Films/The White Balloon)

The White Balloon merupakan film komersial pertama yang disutradarai Jafar Panahi. Ditulis oleh Abbas Kiarostami, keduanya menggunakan film sebagai media dalam menyampaikan pesan moral melalui plot yang terbilang sederhana. Dikombinasikan dengan narasi solid dan sinematografi yang ciamik, The White Balloon diganjar Camera d’Or di Cannes Film Festival.

The White Balloon mengisahkan Razieh (Aida Mohammadkhani) yang menginginkan ikan mas untuk perayaan tahun baru. Setelah mencoba berbagai cara untuk merayu ibunya, akhirnya Razieh diberikan uang untuk membeli ikan mas tersebut. Sayangnya, Razieh dan kakaknya kehilangan uang tersebut. Kini keduanya harus mengumpulkan uang dalam waktu singkat agar dapat membawa pulang ikan mas tepat waktu.

Kegigihan Jafar Panahi menjadi pelecut bagi para sineas muda khususnya di Iran sana dalam menggunakan film untuk memperjuangkan kebebasan berpendapat. Dengan segala keterbatasan dan tekanan dari pemerintah, bukan menjadi penghalang bagi Panahi untuk terus berkarya.

Baca Juga: 5 Film Terbaik Shyam Benegal, Sineas Veteran di Perfilman India

Febby Arshani Photo Verified Writer Febby Arshani

hehe

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya