7 Rekomendasi Film George Miller, selain Seri Mad Max

2. Babe: Pig in the City (1998)

Babe: Pig in the City (dok. Universal Pictures/Babe: Pig in the City)

Film drama komedi keluarga ini merupakan sekuel dari film Babe (1995). Ceritanya melanjutkan kisah Babe, babi kecil yang memenangkan hati banyak orang dengan memenangkan kompetisi menggembala domba. Setelah kembali ke pertanian Hoggett, sebuah insiden membuat Tuan Hoggett terluka dan tidak bisa bekerja. Istri Hoggett, Esme, bersama Babe pergi ke kota besar untuk mencoba memenangkan uang dalam kompetisi. Tujuannya untuk menyelamatkan pertanian mereka yang berada dalam masalah keuangan.

Di kota, Babe dan Esme menghadapi serangkaian petualangan serta tantangan. Babe terpisah dari Esme. Lalu, Babe menemukan dirinya di sebuah hotel yang menampung berbagai hewan, termasuk anjing, kucing, monyet, dan sebagainya. Babe harus menggunakan kecerdasannya dan hati yang baik untuk membantu teman-teman barunya serta menemukan jalan pulang.

3. Happy Feet (2006)

Happy Feet (dok. Animal Logic/Happy Feet)

Film animasi ini menggabungkan elemen musik, komedi, dan drama. Ia pun menampilkan pesan lingkungan yang kuat. Ceritanya berpusat pada Mumble, seekor penguin kaisar yang lahir tanpa kemampuan untuk menyanyi, suatu keterampilan yang sangat penting dalam budaya penguin untuk menarik pasangan. Namun, Mumble memiliki bakat yang unik dalam menari tap.

Meski bakatnya ini membuatnya berbeda dan sering kali diasingkan oleh penguin lain, Mumble memutuskan untuk mengikuti hatinya. Ia lantas terus menari. Dalam perjalanan mencari jati dirinya, Mumble bertemu dengan berbagai karakter, termasuk grup penguin bernama Amigos yang ceria dan seekor burung skua yang bijaksana. Dia akhirnya menemukan bahwa tarian uniknya bisa menjadi kunci untuk menyelamatkan komunitasnya dari krisis lingkungan yang disebabkan oleh manusia.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Film Dokumenter di KlikFilm yang Tayang Juli 2024

4. Happy Feet Two (2011)

Happy Feet Two (dok. Warner Bros/Happy Feet Two)

Sekuel ini kembali mengikuti Mumble yang kini telah dewasa dan memiliki anak bernama Erik. Tidak seperti ayahnya, Erik merasa kesulitan menemukan tempatnya di dunia penguin dan merasa canggung dalam menari. Dalam upaya untuk menemukan jati dirinya, Erik berkelana dan bertemu dengan Sven, seekor penguin yang bisa terbang, yang memukau komunitas penguin dengan kemampuannya.

Sementara itu, perubahan iklim mengancam keberlangsungan hidup koloni penguin. Mumble harus bekerja sama dengan teman-temannya untuk menyelamatkan komunitas mereka dari bahaya. Erik akhirnya menemukan keberanian dan membantu menginspirasi penguin lainnya.

5. The Witches of Eastwick (1987)

The Witches of Eastwick (dok. Warner Bros/The Witches of Eastwick)

Film dark humor fantasy ini didasarkan pada novel berjudul sama karya John Updike pada 1984. Kisahnya tentang tiga perempuan yang tinggal di kota kecil bernama Eastwick di Rhode Island. Mereka adalah Alexandra Medford, Jane Spofford, dan Sukie Ridgemont. Ketiganya adalah sahabat yang merasa tidak puas dengan kehidupan mereka. Namun, tanpa sadar, mereka memiliki kekuatan magis.

Suatu malam, mereka berbicara tentang keinginan mereka untuk bertemu dengan pria sempurna. Keinginan mereka tampaknya terwujud ketika seorang pria misterius dan karismatik bernama Daryl Van Horne tiba di kota. Pria tersebut lantas mulai menggoda mereka satu per satu. Daryl memperkenalkan pada kekuatan magis dan menjalin hubungan dengan ketiganya.

Namun, seiring berjalannya waktu, ketiga perempuan tersebut menyadari bahwa Daryl memiliki agenda gelap dan berbahaya. Mereka kemudian bersatu untuk melawan pengaruh jahatnya. Penasaran? Simak filmnya, ya!

6. Three Thousand Years of Longing (2022)

Three Thousand Years of Longing (dok. MGM Studios/Three Thousand Years of Longing)

Film roman fantasi ini didasarkan pada The Djinn in the Nightingale's Eye karya AS Byatt. Kisahnya tentang Dr. Alithea Binnie, seorang akademisi yang rasional dan skeptis. Selama perjalanan ke Istanbul, secara tak terduga dia menemukan sebuah botol antik yang ternyata berisi jin. Jin tersebut menawarkan untuk mengabulkan tiga permintaan Alithea sebagai imbalan atas kebebasannya.

Namun, Alithea ragu untuk membuat permintaan apa pun mengingat banyak kisah peringatan tentang permintaan yang salah kaprah. Untuk meyakinkan Alithea, Jin tersebut mulai menceritakan kisah hidupnya yang telah berlangsung selama 3 ribu tahun, mencakup peristiwa cinta, kehilangan, dan penderitaan. Melalui kisah-kisah ini, hubungan yang tidak biasa berkembang antara Alithea dan Jin. Hal ini mengubah cara pandang mereka terhadap kehidupan dan keinginan.

7. 40,000 Years of Dreaming (1997)

40,000 Years of Dreaming (dok. BFI/40,000 Years of Dreaming)

George Miller juga membuat film dokumenter. Film ini adalah bagian dari proyek Century of Cinema yang terdiri dari serangkaian film dokumenter oleh berbagai sutradara yang mengeksplorasi sejarah sinema di negara masing-masing. Film 40,000 Years of Dreaming berfokus pada sejarah dan evolusi sinema Australia dari masa awal hingga akhir abad ke-20.

George Miller menelusuri berbagai aspek dari industri film Australia, termasuk kontribusi signifikan dari pembuat film, aktor, dan film-film ikonik yang telah memengaruhi perfilman Australia serta dunia. Film ini menyoroti bagaimana film-film Australia mencerminkan dan membentuk identitas budaya negara tersebut. Miller menggunakan kombinasi klip dari film-film klasik dan modern serta wawancara dengan tokoh-tokoh penting dalam industri film. Ia memberikan pandangan yang mendalam dan komprehensif tentang sinema Australia.

George Miller dikenal karena kemampuannya untuk bekerja dalam berbagai genre film, mulai dari drama, laga, romantis, hingga fantasi. Formatnya pun ada animasi hingga dokumenter. Ia juga dihormati karena visinya yang unik dan gaya penyutradaraannya yang dinamis. Dari tujuh film di atas, mana saja yang sudah kamu tonton?

Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Netflix Terbaru Rilis Juli 2024, Beragam Genre