6 Film yang Jegal Isu Budaya Perkosaan di India, Miris!

Realitas horor untuk semua perempuan

Sepanjang 2024, ada dua kasus perkosaan di India yang viral di internet. Pertama, yang menimpa turis asal Spanyol dan yang terbaru mengorbankan seorang dokter di tempat kerjanya.

Dua kasus itu belum termasuk kasus lain yang tak mencapai telinga warganet global. Merujuk data National Crime Records Bureau (NCRB) India, jumlah laporan kekerasan seksual di India pada 2018—2022 mencapai lebih dari 30 ribu kasus per tahun. Angkanya sempat turun pada 2020 karena efek pembatasan sosial akibat pandemik COVID-19. 

Mirisnya, conviction rate atau jumlah pelaku yang divonis bersalah cukup rendah, yakni hanya 27—28 persen sepanjang 2018—2022. Artinya, bukan hanya kultur perkosaan karena diskriminasi dan stigma gender saja biang keroknya, toleransi terhadap pelaku yang tinggi juga jadi sumber masalah. Seberapa genting kultur perkosaan di India? Biar tahu, enam rekomendasi film berikut bisa jadi gambarannya. 

Baca Juga: Maraknya Perkosaan, India Dinilai Tidak aman Bagi Perempuan

1. Pink (2016)

6 Film yang Jegal Isu Budaya Perkosaan di India, Miris!Pink (dok. NH Studioz/Pink)

Pink adalah kritik pedas untuk sistem peradilan dan masyarakat India yang masih suka menyalahkan perempuan ketika bicara kasus pelecehan seksual. Cerita berpusat pada tiga perempuan yang tak sengaja mengalami sebuah malam tak menyenangkan bersama sekelompok pria sebaya. Tanpa mereka sangka, sekelompok pria ini membalas dendam dengan menculik dan melecehkan salah satu dari mereka yang bernama Minal (Taapsee Pannu).

Tak sampai di situ, mereka juga mengajukan gugatan pada Minal atas insiden pada malam sebelumnya. Seiring kasus bergulir, Minal dan kedua temannya harus menerima intimidasi dan fitnah dari khalayak luas. Sampai ada satu pengacara senior yang bersedia membantu Minal dan kawan-kawan mengungkap kejadian yang sebenarnya. 

2. To Kill a Tiger (2022)

6 Film yang Jegal Isu Budaya Perkosaan di India, Miris!To Kill A Tiger (dok. Notion Pictures/To Kill A Tiger)

Dapat nominasi Oscar 2024 untuk kategori Dokumenter Terbaik, To Kill A Tiger juga berjibaku mengkritik kultur menyalahkan korban kekerasan seksual. Film memotret perjuangan tak kenal lelah sepasang suami istri yang putrinya jadi korban perkosaan di sebuah pesta pernikahan. Meski diintimidasi dan dianggap berlebihan oleh warga desa tempat mereka tinggal, keduanya tak patah arang.

Dikawal sebuah LSM, mereka berjuang untuk mendapat keadilan. Tak hanya memotret bagaimana diskriminasi gender tumbuh subur di negeri itu, ketidakbecusan polisi menangani TKP juga ikut disorot. Ini sebuah film brilian yang berikan harapan kalau secercah kegigihan dan keberanian bisa membawa perubahan.  

3. India's Daughter (2015)

6 Film yang Jegal Isu Budaya Perkosaan di India, Miris!Storyville: India's Daughter (dok. BBC/Storyville: India's Daughter)

India's Daughter adalah salah satu film dokumenter dalam program bernama Storyville yang tayang di BBC Four. Filmnya membahas lebih jauh kasus perkosaan brutal di Delhi pada 2012 yang menimpa seorang mahasiswi.

Sepulang menonton film dengan rekan prianya, ia menaiki bus dan di sinilah malapetaka itu terjadi. Sang korban dan si rekan dibuang begitu saja di pinggir jalan dan sempat mendapat perawatan medis, tetapi akhirnya dinyatakan meninggal beberapa hari setelahnya. 

Kasus ini memicu demo besar di India dan menarik perhatian internasional. Film mencoba mengulik orang-orang yang terlibat dalam kasus tersebut, baik secara langsung maupun tak langsung. Mereka antara lain salah satu pelaku, pengacara para pelaku, dan seorang psikiater yang ikut dalam penyelidikan.

Baca Juga: 5 Film India tentang Kisah Cinta yang Berawal dari Makanan

4. Mom (2017)

6 Film yang Jegal Isu Budaya Perkosaan di India, Miris!Mom (dok. Nteflix/Mom)

Mom merupakan film India kesekian yang menggunakan premis balas dendam atas kasus perkosaan yang tak berhasil diselesaikan di ruang pengadilan. Sesuai judulnya, film ini mengikuti perjuangan seorang ibu menuntut balas atas perkosaan yang menimpa putrinya setelah menghadiri sebuah pesta. Kasusnya sempat dilaporkan ke pihak berwajib, tetapi menguap begitu saja setelah ditemukan fakta bahwa sang putri meninggalkan pesta dalam keadaan mabuk. 

Tak terima, sang ibu pun mencari cara untuk mendapat keadilan dengan caranya sendiri. Miris sebenarnya karena sistem peradilan gagal menjalankan tugasnya menegakkan keadilan. Sayangnya, film seperti ini sering kali terkesan mengglorifikasi dan mensimplifikasi kekerasan sebagai satu-satunya solusi untuk mengatasi celah hukum di India. Selain Mom, ada beberapa film India dengan premis serupa seperti Ajji (2017) dan Kaabil (2017). 

6. Maharaja (2024)

6 Film yang Jegal Isu Budaya Perkosaan di India, Miris!Maharaja (dok. Netflix/Maharaja)

Film laris yang disebut-sebut sebagai Oldboy versi India ini memang tak fokus pada kasus perkosaan. Namun, film berbahasa Tamil ini turut menyenggol kultur perkosaan di India.

Film dimulai dengan laporan perampokan yang dibuat seorang tukang cukur. Laporannya sempat dianggap angin lalu, tetapi sang tukang cukur berhasil menyuap polisi dan membuat mereka bergerak melakukan investigasi. 

Di sinilah perlahan backstory dan kronologi kejadian perampokan itu dibongkar perlahan dengan alur maju mundur. Seperti Mom ada kecenderungan untuk mensimplifikasi dan menjustifikasi main hakim sendiri. Namun, sebenarnya ini harus dilihat sebagai kritik pedas untuk undang-undang yang masih menguntungkan pelaku kekerasan seksual. 

7. The Rapist (2021)

6 Film yang Jegal Isu Budaya Perkosaan di India, Miris!The Rapist (dok. Quest Films/The Rapist)

The Rapist mengekor perspektif Naina (Sen Sharma), dosen yang diperkosa setelah melakukan wawancara di sebuah pemukiman padat penduduk bersama salah satu rekannya. Dianggap pekerja seks komersial karena kelayapan malam-malam jadi salah satu justifikasi pelaku perkosaan Naina dan rekannya itu. Mirisnya, saat melaporkan kasus ini, Naina juga dapat pertanyaan-pertanyaan seksis dari polisi.

Tak cukup sampai di situ, Naina menemukan dirinya hamil dan mengalami berbagai gangguan psikis. Itu termasuk survivor guilt, trauma melakukan interaksi intim dengan suaminya dan masih banyak lainnya. Selain Naina, film juga memotret sosok asisten rumah tangga Naina yang ternyata punya kisah tak kalah kelam pada masa lalunya. 

Kekerasan seksual memang bukan kasus endemik di India, tetapi angka prevalensinya jadi lampu merah untuk pemangku kebijakan di negeri itu. Film-film di atas pun dibuat sebagai buntut dari rasa khawatir dan kecewa masyarakat terhadap kultur perkosaan yang dipelihara di India. 

 

Baca Juga: Sinopsis Maharaja, Film India yang Lagi Ramai di Netflix

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya