5 Film yang Bahas Tuntutan Tampil Paripurna, Bahan Refleksi!

Bisa jadi diskusi menarik soal self-esteem

Tuntutan buat tampil paripurna pasti pernah kamu rasakan sebagai manusia. Intensitasnya mungkin akan berbeda-beda sesuai lingkungan pertemanan dan profesimu. Bahkan tak sedikit lowongan pekerjaan di Indonesia yang menyaratkan penampilan menarik dalam kriteria mereka. 

Meski sering dibilang bukan segalanya, nyatanya tuntutan untuk punya penampilan fisik yang baik jadi beban buat banyak orang. Tak sedikit yang sampai mengalami kondisi klinis seperti bulimia (obsesi untuk menghindari pertambahan berat badan) dan body dysmorphic disorder (obsesi terhadap bentuk tubuh atau wajah yang menurutnya buruk). Separah apa sih tekanan sosial untuk punya fisik paripurna? Lima film berikut bisa jadi gambaran menarik untuk membuka diskusi kita. 

Baca Juga: 3 Film dan Series Yaya Urassaya di Netflix, Didominasi Romansa

1. A Different Man (2024)

5 Film yang Bahas Tuntutan Tampil Paripurna, Bahan Refleksi!A Different Man (dok. A24/A Different Man)

A Different Man adalah film jebolan Sundance 2024 yang mengikuti pergolakan batin seorang pria yang pernah mengalami kondisi neurofibromatosis (pertumbuhan sel tumor jinak di sistem saraf dan biasanya berdampak ke kulit dan area sekitar tulang). Setelah menjalani operasi plastik, hidupnya berubah. Namun, saat sebuah rumah produksi tertarik membuat film tentang kisah hidupnya, ia jadi terobsesi pada sosok aktor dengan neurofibromatosis yang memerankan dirinya sebelum operasi. 

2. The Substance (2024)

5 Film yang Bahas Tuntutan Tampil Paripurna, Bahan Refleksi!The Substance (dok. MUBI/The Substance)

The Substance sukses menjegal isu tuntutan tampil paripurna dengan pendekatan yang unik sekaligus ekstrem. Film berorbit pada sosok selebriti yang mulai menua dan perlahan tersisih dari industri tempatnya mencari nafkah. Demi mempertahankan relevansinya, ia nekat melakukan prosedur injeksi serum yang bisa mengubah dirinya jadi lebih cantik, muda, dan segar. Tayang perdana di Cannes Film Festival, The Substance jadi salah satu film horor yang banjir pujian. 

Baca Juga: 4 Film Jung Hae In Tembus Jutaan Penonton, Terbaru I, The Executioner

3. Reality+ (2014)

5 Film yang Bahas Tuntutan Tampil Paripurna, Bahan Refleksi!Reality+ (dok. MUBI/Reality+)

Sepuluh tahun sebelum merilis The Substance, sutradara Coralie Fargeat pernah membuat film pendek berjudul Reality+ yang menyenggol isu serupa. Berlatar masa depan, sebuah chip canggih ditemukan untuk memenuhi keinginan manusia tampil sempurna. Setelah chip ditanam, seseorang bisa memilih tampilan yang ia suka dan orang bisa melihat mereka dengan tampilan baru itu. Namun, chip ini hanya bisa bertahan 12 jam per hari. 

4. Imperfect (2019)

5 Film yang Bahas Tuntutan Tampil Paripurna, Bahan Refleksi!Imperfect (dok. StarVision Plus/Imperfect)

Dirilis Ernest Prakasa pada 2019, Imperfect bak jawaban buat diskursus standar kecantikan yang umum kita dengar di Indonesia. Berbadan langsing dan berkulit cerah adalah beberapa di antaranya. Itu semua tidak dimiliki si lakon yang parahnya bekerja di industri kecantikan dan dikelilingi rekan kerja yang berpenampilan menarik. Lingkungan kerjanya secara tak langsung membuatnya tergoda untuk menerapkan standar kecantikan yang sama. 

5. The Neon Demon (2016)

5 Film yang Bahas Tuntutan Tampil Paripurna, Bahan Refleksi!The Neon Demon (dok. Bold Films/The Neon Demon)

Meski disebut salah satu film terburuk Nicolas Winding Refn, The Neon Demon bisa jadi pemantik diskusi soal standar kecantikan dan obsesi terhadap kesempurnaan. Mengekor pengalaman model muda meniti karier di Los Angeles, The Neon Demon sarat potret kelam industri yang dikenal toksik itu. Saking toksiknya, tanpa sadar sang lakon memotivasi rivalnya untuk menghalalkan segala cara guna memiliki penampilannya. 

Obsesi terhadap penampilan sebenarnya kerap kali muncul karena tuntutan sosial. Standar kecantikan yang tak realistis dan kecenderungan orang untuk memperlakukan orang lain berdasar penampilan adalah dua faktor yang berkelindan dalam pembentukan obsesi itu. Menarik ketika film bisa memotret isu tersebut dan memantik diskursus yang membangun dan penuh empati setelahnya. 

Baca Juga: Ini 7 Situs untuk Menonton Film Horor Secara Gratis

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Diana Hasna

Berita Terkini Lainnya