8 Film Cinta Beda Ras yang Bebas Orientalisme dan Fetisisme

Teman nyantai akhir pekan yang kaya wawasan

Cinta beda ras memang bukan premis baru dalam industri film. Stigma yang melekat, potensi rasisme, sampai norma (regulasi tak tertulis) yang melarangnya menjadi topik yang menarik untuk menambah kedalaman cerita. Namun, harus diakui tak sedikit film cinta beda ras yang justru terkesan orientalis (Baratsentris), bahkan menormalisasi fetisisme terhadap seseorang dari etnik/ras tertentu. 

Sayonara (1957) sampai Full Metal Jacket (1987) jadi beberapa film yang dikritisi karena punya kecenderungan itu. Pada 2010-an, kecenderungan ini memang sudah ditinggalkan meski tidak sepenuhnya. Makin banyak film cinta beda ras yang lebih nyaman ditonton karena jauh dari orientalisme dan pendekatannya lebih realistis, seperti delapan film berikut yang bisa jadi wawasan baru buatmu.

1. Here (2023)

8 Film Cinta Beda Ras yang Bebas Orientalisme dan FetisismeHere (dok. 10.80 Films/Here)

Here adalah film Belgia yang memotret pertemuan tak sengaja seorang pekerja migran asal Rumania dengan mahasiswa S-3 keturunan China di Brussels. Pertemuan mereka sebenarnya berpotensi jadi kisah cinta, tetapi sang pekerja migran ternyata sedang bersiap untuk pulang ke kampung halamannya setelah merantau bertahun-tahun. Filmnya memang lambat, tapi manis dan menenangkan. 

2. Closeness (2017)

8 Film Cinta Beda Ras yang Bebas Orientalisme dan FetisismeCloseness (dok. Onda Cinema/Closeness)

Closeness bisa jadi potret betapa kuatnya segregasi rasial di Rusia yang multietnik. Protagonis utama film ini adalah perempuan muda Yahudi bernama Ila (Darya Zhovner) yang tinggal di region Kabardino-Balkaria. Sering didiskriminasi, orang-orang Yahudi seperti Ila diajarkan dan didoktrin untuk bergaul dengan sesamanya saja. Namun, ia ternyata menjalin hubungan dengan pemuda dari etnik mayoritas di region itu. Semua makin runyam saat adik Ila diculik dan pelaku meminta tebusan. 

3. 18x2 Beyond Youthful Days (2024)

8 Film Cinta Beda Ras yang Bebas Orientalisme dan Fetisisme18x2 Beyond Youthful Days (dok. Film at Lincoln Center/18x2 Beyond Youthful Days)

Kisah cinta beda ras juga bisa kamu nikmati dalam film romantis 18x2 Beyond Youthful Days. Film mengikuti pertemuan seorang turis Jepang dengan warlok Taiwan. Menjalin koneksi, mereka menghabiskan waktu mengelilingi Taiwan selama beberapa waktu dan sebenarnya saling suka. Namun, bukannya terus terang saja, mereka justru berjanji untuk bertemu lagi di Jepang kapan-kapan. Sampai akhirnya 18 tahun berlalu dan si pria tak sengaja dapat kesempatan melakukan perjalanan ke Jepang. 

4. Loving (2016)

8 Film Cinta Beda Ras yang Bebas Orientalisme dan FetisismeLoving (dok. Focus Features/Loving)

Loving adalah biopik pasangan beda ras di Amerika Serikat yang hidup ketika regulasi segregasi rasial belum sepenuhnya dihapuskan di negeri itu. Untuk bisa dapat sertifikat nikah, mereka harus melangsungkan pernikahan di negara bagian lain. Namun, usaha mereka sia-sia saja saat masyarakat yang tak senang dengan pasangan ini melaporkan keduanya dan mereka harus menjalani hukuman pidana. Kasus pasutri Loving ini yang kemudian menginspirasi diskusi penghapusan pelarangan pernikahan antarras di Amerika Serikat.

Baca Juga: 10 Film Jepang Terbaik Sepanjang Masa, Ada yang Menang Oscar!

5. Baran (2001)

8 Film Cinta Beda Ras yang Bebas Orientalisme dan FetisismeBaran (dok. Fouad Nahas/Baran)

Cinta beda ras yang manis dan bermakna bisa kamu temukan dalam film karya Majid Majidi berjudul Baran. Film berpusar pada seorang pemuda Iran yang bekerja sebagai kuli bangunan di Teheran. Tak hanya orang Iran, proyek itu ternyata mempekerjakan pula pekerja migran ilegal asal Afghanistan. Salah satu yang bikin si lakon sebal adalah Rahmat, pekerja pengganti yang membuatnya kehilangan spot pekerjaan strategis. Namun, setelah diperhatikan, Rahmat ternyata bukan bocah laki-laki seperti yang selama ini diketahui orang. 

6. Elemental (2023)

8 Film Cinta Beda Ras yang Bebas Orientalisme dan FetisismeElemental (dok. Pixar/Elemental)

Elemental memang berformat animasi, tetapi jelas merupakan reimajinasi sebuah cinta beda ras dengan segala polemiknya. Film mengikuti dua protagonis dari dua elemen berbeda yang tak sengaja dipertemukan keadaan, lalu jatuh cinta. Namun, perbedaan yang mencolok dan konflik yang memecah dua elemen itu membuat mereka terancam tak bisa bersatu. 

7. Anatomy of a Fall (2023)

8 Film Cinta Beda Ras yang Bebas Orientalisme dan FetisismeAnatomy of a Fall (dok. mk2Films/Anatomy of a Fall)

Anatomy of a Fall memang bukan film romantis, tetapi bisa jadi gambaran menarik tentang pernikahan beda negara. Film berpusat pada proses investigasi kasus kematian seorang pria di rumahnya sendiri. Sang istri jadi terduga kuat karena beberapa faktor, termasuk salah satunya pertengkaran yang kerap terjadi beberapa bulan belakangan. Dari sini, hubungan mereka yang datang dari dua negara berbeda dengan perbedaan kultur yang mencolok jadi bahasan menarik di pengadilan.  

8. Anora (2024)

8 Film Cinta Beda Ras yang Bebas Orientalisme dan FetisismeAnora (dok. NEON/Anora)

Anora bukan hanya cinta beda kasta, tetapi juga beda ras. Kisah cinta antara pekerja seks asal Amerika Serikat dengan pemuda kaya raya asal Rusia jadi konflik utama dalam film ini. Premisnya boleh terlihat sepele, tetapi cara sutradara merangkai dan memperdalam dimensi cerita lewat latar belakang mereka yang bertolak belakang bikin film ini jadi salah satu favorit untuk meraih nominasi Oscar 2025.  

Lewat polarisasi penerimaan masyarakat sampai perbedaan kultur, cinta beda ras memang masih jadi salah satu trope favorit banyak sineas. Topiknya menarik dan punya banyak elemen yang bisa dikupas dan dipelintir sesuai kreativitas. Tentunya, semua makin sempurna bila berhasil dieksekusi tanpa kesan fetis dan orientalis. 

Baca Juga: 7 Film yang Berpotensi Dapat Nominasi Best Picture Oscar 2025

Dwi Ayu Silawati Photo Verified Writer Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya