5 Alasan Kenapa Film Halloween Ends Justru Terkesan Antiklimaks

Tidak solid seperti biasanya

Tontonan film horor di bulan Oktober biasanya meningkat pesat sesuai permintaan pasar dalam menyambut Halloween. Salah satu film horor yang bisa kamu tonton adalah Halloween Ends, sebuah kisah yang (seharusnya) menjadi akhir dari Michael Myers.

Film yang didistribusikan oleh Universal Pictures ini diproduksi oleh Miramax dan Blumhouse Productions. Lantas, kenapa film berdurasi sekitar 110 menit ini terkesan antiklimaks di mata penulis dan mungkin bagi penonton lainnya? Simak beberapa alasannya berikut ini.

1. Tidak fokus pada Michael Myers

5 Alasan Kenapa Film Halloween Ends Justru Terkesan Antiklimakssalah satu adegan tentang kebrutalan Michael Myers di film Halloween Ends (dok. Universal Pictures/Halloween Ends)

Harus diakui bahwa alur cerita dalam Halloween Ends terkesan lambat dan bertele-tele. Salah satu alasan film ini terkesan antiklimaks adalah plot dan narasi cerita yang tidak fokus pada sosok antagonis utama, yakni Michael Myers. Padahal, seperti yang kita tahu bahwa serial Halloween biasanya selalu fokus pada sosok brutal tersebut.

Namun, di luar itu, Michael Myers masih digambarkan sebagai karakter yang kejam dan brutal meski ia tidak sekuat dulu. Ia pun lebih sering menghabiskan waktunya di saluran air bawah tanah, alih-alih berkeliling kota untuk melakukan teror dan pembantaian.

2. Hubungan antarkarakter yang kaku

5 Alasan Kenapa Film Halloween Ends Justru Terkesan AntiklimaksHalloween Ends menampakkan beberapa hubungan antarkarakter yang cukup kaku. (dok. Universal Pictures/Halloween Ends)

Ada beberapa karakter unik dalam film ini, misalnya, Corey Cunningham yang diperankan oleh Rohan Campbell. Sebetulnya, karakter ini memang unik, misterius, dan memiliki pembawaan yang tak disangka-sangka. Sangat disayangkan sosok ini justru harus tenggelam karena hubungan antarkarakter yang kaku.

Hubungannya dengan Allyson Nelson digambarkan cukup intens, tapi tetap berakhir antiklimaks. Hal ini pun tak bisa dilepaskan dari faktor nomor satu di atas, di mana porsi hubungan antara Corey dan Allyson malah menjadi fokus utama dalam film ini ketimbang menjelaskan kehidupan Michael Myers.

3. Kejahatan yang menular

5 Alasan Kenapa Film Halloween Ends Justru Terkesan Antiklimakssosok dengan topeng legendaris di film Halloween Ends (dok. Universal Pictures/Halloween Ends)

Kejahatan memang bisa menular secara psikologis. Hal itu juga dihadirkan dalam Halloween Ends yang membuat sosok bernama Corey menjadi karakter bengis dan tidak segan membunuh siapa saja. Sebetulnya tak ada yang aneh dalam hal ini, kecuali cara eksekusi premisnya yang cenderung repetitif.

Perundungan yang dialami oleh Corey menjadi salah satu penyebab ia melakukan banyak pembunuhan. Akan tetapi, lebih dari itu, ia sendiri tengah terinspirasi dengan sosok Michael Myers yang dianggap legenda menakutkan di kota itu.

Well, sayangnya, kejahatan Corey malah membuat babak baru yang dominan, alih-alih menonjolkan kebrutalan dari Michael Myers.

Baca Juga: 10 Film Horor Netflix Original yang Cocok Ditonton di Hari Halloween

4. Nuansa yang repetitif

5 Alasan Kenapa Film Halloween Ends Justru Terkesan AntiklimaksHalloween Ends tidak menawarkan sesuatu yang baru. (dok. Universal Pictures/Halloween Ends)

Plot cerita yang disampaikan dalam Halloween Ends juga terkesan tidak maksimal. Padahal, seri terakhir dari kisah Michael Myers ini seharusnya bisa dipaparkan dengan solid dan dalam. Adegan-adegan menyeramkan dan mengejutkan sangat jarang ditampilkan sehingga membuatnya cukup berbeda dibanding seri-seri sebelumnya.

Sepertinya film ini memang ingin menekankan sisi emosional dari Laurie Strode yang cukup terpengaruh dengan sosok Michael Myers--yang ia anggap sebagai monster. Yap, seperti yang sudah diduga sebelumnya, Halloween Ends memang terlalu berfokus pada kehidupan Laurie Strode yang diperankan cukup apik oleh Jamie Lee Curtis ini.

5. Kehilangan arah setelah 44 tahun hadir di layar lebar

5 Alasan Kenapa Film Halloween Ends Justru Terkesan AntiklimaksHalloween Ends seharusnya sangat lekat dengan sosok Michael Myers. (dok. Universal Pictures/Halloween Ends)

Skor Halloween Ends di beberapa situs ulasan film masih tergolong rendah dan bahkan lebih jeblok jika dibandingkan seri-seri sebelumnya. Barangkali film ini memang sudah kehilangan arah dan aura horornya setelah sekian lama bertahan di layar lebar Hollywood. Yap, jika dihitung sejak seri pertamanya dirilis pada 1978, Halloween sudah berusia 44 tahun.

Jadi, di mata penulis, sebuah langkah bijak untuk mengakhiri kisah Michael Myers di sini. Jika diteruskan lagi, justru dikhawatirkan narasi dan premis yang dihadirkan makin tak terarah dan bisa mengaburkan cerita utamanya. Sayangnya, durasi sekitar 110 menit ini masih belum sanggup membuat Halloween Ends mencapai klimaksnya.

Nah, jika sudah menonton, apa kamu setuju dengan beberapa alasan di atas? Atau mungkin justru kamu memiliki pendapat lain? Namun, tetap saja meski antiklimaks, Halloween Ends patut kamu tonton, lho. 

Baca Juga: 6 Film Horor Terbaru di Bioskop, Menyambut Halloween

Dahli Anggara Photo Verified Writer Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya