TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Film Terburuk yang Dibintangi Musisi Asli, Ada dari Taylor Swift

Tak sehits lagu-lagu mereka

Taylor Swift di film Cats (dok. Working Title Films/Cats)

Bagi produser, mendapuk musisi terkenal untuk membintangi sebuah film mendatangkan keuntungan tersendiri. Para musisi ini sudah memiliki jumlah penggemar yang melimpah. Pemasaran jadi lebih mudah karena publik sudah terpapar informasi film berkat ketenaran dari musisi yang ada.

Meski begitu, nama besar musisi tidak menjamin kesuksesan dan kualitas film yang dirilis. Beberapa musisi yang berkiprah di dunia perfilman kurang bisa memilih naskah yang berkualitas seperti lagu-lagu populer mereka. Enam judul ini memperlihatkan usaha musisi untuk menjajal seni peran tidak selalu berjalan mulus.

1. The Next Best Thing (2000)

Madonna di film The Next Best Thing (dok. Lakeshore Entertainment/The Next Best Thing)

Madonna sudah berstatus sebagai ikon musik pop kala menerima naskah The Next Best Thing. Ia bersedia memerankan Abbie, perempuan dewasa yang sudah lelah dengan hubungan yang gagal berulang kali. Abbie memutuskan untuk mengambil keputusan nekat dengan bermalam bersama Robert (Rupert Everett), sahabatnya yang gay. Hubungan keduanya rumit karena cinta 1 malam justru berlanjut ke kehamilan Abbie yang tidak direncanakan.

Film ini hanya mendapat rating sebesar 19 persen dari situs Rotten Tomatoes. Representasi gay dalam film ini dianggap terlalu dangkal. Komedi dan akting dari kedua pemain juga sering tidak tepat sasaran sehingga cerita yang diangkat kurang tersampaikan dengan baik.

2. Glitter (2001)

Mariah Carey di film Glitter (dok. 20th Century Fox/Glitter)

Saat Glitter tayang pada 2001, Mariah Carey sudah meraih status diva dan memiliki lagu yang memuncaki tangga lagu hingga belasan minggu, seperti "One Sweet Day". Glitter memanfaatkan status diva Mariah Carey. Adapun, kisahnya fokus ke masalah kebintangan seorang penyanyi.

Cerita yang dekat dengan kehidupan sang bintang utama justru seperti bumerang. Mariah Carey dianggap tidak berakting dan hanya menjadi versi dirinya sendiri tanpa pendalaman karakter yang kuat. Hubungan dua karakter utama juga mendapat banyak kritik karena dianggap mengglorifikasi sifat abusif.

3. Crossroads (2002)

Britney Spears di film Crossroads (dok. Zomba Films/Crossroads)

Penyanyi pop era 1990-an seperti mengalami kutukan saat harus bermain film. Britney Spears yang membintangi Crossroads tidak bisa lepas dari kutukan tersebut. Dalam film ini, Britney memerankan tokoh Lucy Wagner yang bereuni dengan dua sahabat kecilnya untuk berlibur bersama. Liburan mereka dilakukan tanpa rencana dan hanya mengikuti kata hati.

Crossroads mendapat kritikan karena naskahnya yang dinilai terlalu dangkal. Film ini hanya menonjolkan aksi Britney Spears tanpa masalah yang berarti. Konflik yang ada dianggap terlalu dipaksakan dan dramatis sehingga gagal mengikat emosi.

Baca Juga: 7 Film dan Serial Investigasi Bertema Supranatural Mirip Longlegs

4. Queen of the Damned (2002)

Aaliyah di film Queen of the Damned (dok. Village Roadshow Films/Queen of the Damned)

Aaliyah menguasai genre RnB pada akhir dekade 1990-an. Namun, filmnya yang berjudul Queen of the Damned menuai banyak kritikan. Berperan sebagai vampir yang terkutuk, Aaliyah berusaha meyakinkan Lestat (Stuart Townsend) untuk menjadi Raja Vampir di wilayah mereka. Rilis pada 2002, cerita Queen of the Damned saat itu dianggap terlalu norak dan tidak masuk akal. 

5. From Justin to Kelly (2003)

Kelly Clarkson di film From Justin to Kelly (dok. 20th Century Fox/From Justin to Kelly)

Kontrak American Idol memang memaksa pemenangnya untuk berperan dalam satu film. Kelly Clarkson tergabung dalam From Justin to Kelly dengan peran sebagai pramusaji. Ia jatuh cinta dengan pengunjung restorannya yang tengah berlibur. Keduanya memiliki perasaan yang sama, tetapi sahabat Kelly justru diam-diam ingin merebut tanpa sepengetahuannya.

From Justin to Kelly dianggap memiliki naskah asal-asalan hingga hanya mendapat rating 8 persen dari situs Rotten Tomatoes. Karakter Justin pun cenderung abusif dan tidak pantas mendapatkan Kelly. Film ini disebut hanya dirilis untuk memanfaatkan popularitas Kelly Clarkson sebagai pemenang American Idol Season 1.

Verified Writer

Sri Mulyati

A passenger, preferably on window seat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya