TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Film Sci-Fi Lawas dengan Plot Provokatif, Wajib Ditonton!

Ada yang dibintangi Cillian Murphy, lho

Cillian Murphy dalam salah satu film sci-fi lawas terbaik, Sunshine (dok. Fox Searchlight Pictures/Sunshine)

Sci-fi atau fiksi ilmiah menjadi salah satu genre yang teruji oleh waktu. Begitu pun film-filmnya. Kalian mungkin sudah pernah menonton film sci-fi terbaik seperti Inception (2010), Arrival (2016) atau Blade Runner 2049 (2017). Atau mungkin film cult classic seperti Donnie Darko (2001) dan The Thing (1982).

Namun, pernahkan kalian menonton film sci-fi lawas dengan plot yang sedikit provokatif? Jika belum, maka kamu bisa cek daftarnya di bawah ini. Berikut 7 film sci-fi lawas underrated yang bisa kamu tonton di waktu senggang!

1. Invasion of the Body Snatchers (1956)

Invasion of the Body Snatchers (dok. Allied Artists Pictures/Invasion of the Body Snatchers)

Versi remake-nya di tahun 1978 memang lebih terkenal. Namun, kamu harus menonton versi aslinya di tahun 1956. Berdasarkan novel The Body Snatchers karya Jack Finney, film ini berfokus pada invasi alien di sebuah kota kecil di California.

Dalam film ini, diperlihatkan kalau makhluk luar angkasa tanpa emosi mulai menggantikan manusia. Invasion of the Body Snatchers (1956) mampu membangkitkan sensasi yang sama dengan film sci-fi di masa depan. Plus, ada McCarthyisme dan sentuhan genre horor di dalamnya.

2. The Abyss (1989) 

The Abyss (dok. 20th Century Fox/The Abyss)

Rasa-rasanya, tidak ada film arahan James Cameron yang flop. Sejak Terminator (1984), semua yang disentuhnya berubah menjadi "emas" di box office. Namun, ada satu filmnya yang kurang berhasil di tahun 80-an, The Abyss (1989).

Apakah film ini buruk? Tidak juga. Bahkan, plotnya cukup menarik untuk sebuah film sci-fi. Dikisahkan kalau sebuah tim diperintahkan mencari kapal selam nuklir yang menghilang, hanya untuk bertemu spesies asing berbahaya di dalam laut.

Memang, sebagian besar orang lebih tertarik dengan film sci-fi luar angkasa, jarang ada yang tertarik dengan kehidupan bawah laut. Hal itu wajar mengingat perlombaan politik di abad ke-20. Namun itulah keistimewaan film ini, yang membuatnya wajib untuk ditonton.

Baca Juga: 10 Film Sci-Fi Hollywood Berdurasi Kurang dari 90 Menit, Mindblowing!

3. Darkman (1990) 

Darkman (dok. Universal Pictures/Darkman)

Sam Raimi telah dikenal sebagai salah satu sutradara visioner di dunia perfilman. Siapa yang tidak tahu trilogi Spider-Man? Tak hanya mengguncang di awal 2000-an, terobosannya juga berhasil menjadi pondasi genre superhero satu dekade setelahnya.

Namun jauh sebelum mengadaptasi kisah Peter Parker, Raimi sudah menggarap Darkman (1990). Film sci-fi lawas ini berfokus pada karakter Dr. Peyton Wilder (Liam Neeson) yang memakai alter ego Darkman untuk membalas dendam pada musuh-musuhnya. 

Lewat film ini, Raimi membawa komedi hitam yang sedikit gila, dicampur dengan elemen sci-fi serta horor di dalamnya. Darkman adalah sebuah hiburan film yang sangat menghibur, juga apik dari sisi desain produksi, kostum, pengeditan dan aktingnya. 

4. Strange Days (1995) 

Strange Days (dok. 20th Century Fox/Strange Days)

Coba menyusul kesuksesan Point Break (1991) yang dibintangi Keanu Reeves dan Patrick Swayze, Kathryn Bigelow mengarahkan film ini. Strange Days (1995) sendiri adalah sebuah film yang mengisahkan ketakutan di sekitar ledakan teknologi dan penyalahgunaannya.

Film ini berlatarkan Los Angeles masa depan, di mana mantan polisi Lenny Nero (Ralph Fiennes) terjerat dalam konspirasi yang melibatkan polisi dan seorang maestro musik.

Meskipun memiliki plot yang menarik, para kritikus saat itu tidak menyukainya. Alasannya karena narasinya yang berantakan. Namun setelah ditinjau kembali, Strange Days cukup kompleks dari perspektif berbagai genre, termasuk thriller, cerita detektif, drama politik, dan fiksi ilmiah. 

5. Solaris (2002)

Solaris (dok. 20th Century Fox/Solaris)

Film sci-fi lawas berikutnya datang dari era 2000-an, yang disutradarai oleh Steven Soderbergh. Di sini, Soderbergh coba membuat ulang salah satu film sci-fi klasik paling berani, yang disutradarai oleh sutradara asal Rusia, Andrei Tarkovsky.

Dalam Solaris (2002), Soderbergh bekerja sama dengan George Clooney, dengan latar sebuah stasiun luar angkasa yang mengorbit Planet Solaris. Mengangkat drama psikologis yang meditatif, film ini berfokus pada tugas Dr. Chris Kelvin (Clooney) yang masih berduka atas kematian istrinya.

Saat menontonnya, kamu akan merasakan elemen sci-fi yang berpadu dengan perjalanan psikologis yang dialami Kelvin. Solaris dengan mulus menunjukkan kontemplasi karakter Kelvin, menunjukkan bahwa pikiran manusia lebih nyata dibanding realita itu sendiri.

6. Deja Vu (2006) 

Deja Vu (dok. Touchstone Pictures/Deja Vu)

Di sepanjang kariernya sebagai sutradara, Tony Scott mungkin dikenal lewat Top Gun (1986). Namun, sedikit yang mengetahui kalau ia mengarahkan film thriller Hitchcockian sci-fi yang bengkok ini pada tahun 2000-an.

Plot Deja Vu (2006) berputar pada investigasi pengeboman feri yang dipimpin oleh agen khusus ATF Doug Carlin (Denzel Washington). Di sini, ia menggunakan teknologi pengawasan eksperimental untuk mengidentifikasi pelaku. Namun, ia malah terobsesi dengan salah satu korban. 

Sekilas, film ini terlihat seperti gabungan dari peradilan pidana pasca 9/11 dan Vertigo (1957). Hal tersebut membuat Deja Vu sebagai film fiksi ilmiah yang relevan dengan isu-isu kontemporer seperti terorisme dan pengawasan pemerintah. 

Baca Juga: 6 Film Romance dengan nuansa Sci-fi yang Underrated, Unik dan Seru! 

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya