TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

TMNT: Mutant Mayhem, Epic Comeback Geng Kura-kura Ninja!

Tampil memukau di balik ceritanya yang sederhana

adegan dalam film Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem (dok. Nickelodeon Movies/Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem)

Rasanya tak berlebihan jika menyebut tahun 2023 sebagai tahunnya film animasi Hollywood. Bagaimana tidak, setelah sukses lewat Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023) dan Elemental: Forces of Nature (2023), industri film terbesar di dunia ini kembali memanjakan para pencinta animasi dengan Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem (2023).

Tayang di bioskop Indonesia sejak Rabu (9/8/2023), film arahan Jeff Rowe (The Mitchells vs. The Machines) ini langsung menggaet atensi dan dinilai sebagai epic comeback setelah versi live action-nya, Teenage Mutant Ninja Turtles: Out of the Shadows (2016), mendapat penerimaan buruk. Hal itu dibuktikan dengan skor 96 persen yang diterimanya di Rotten Tomatoes.

Lantas, apa yang membuat Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem jauh lebih baik dari pendahulunya? Sebelum bertemu geng Kura-kura Ninja di sinema terdekat, ada baiknya kamu menyimak review film Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem di bawah ini. Yuk, langsung kepoin!

Baca Juga: 7 Film dan Serial Ayo Edebiri 2023, Ada TMNT: Mutant Mayhem!

1. Perkenalkan Kura-kura Ninja pada generasi masa kini

adegan dalam film Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem (dok. Nickelodeon Movies/Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem)

Kura-kura Ninja adalah ikon budaya pop. Hal tersebut memang tak terbantahkan. Namun, harus diakui, kepopulerannya kian memudar seiring munculnya kartun dan anime yang lebih relevan dengan generasi sekarang—ditambah sejumlah film live action adaptasi yang dinilai buruk oleh para kritikus.

Seakan menyadari hal tersebut, tim penulis naskah yang terdiri dari Seth Rogen, Evan Goldberg, Jeff Rowe, Dan Hernandez, dan Benji Samit mengawali film ini dengan pertanyaan yang paling mendasar, yakni dari mana mereka berasal? Di sinilah perbedaan Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem dengan sejumlah film Kura-kura Ninja lainnya.

Di saat para pendahulunya memakai jalur ekspres (baca: menceritakan asal-usul mereka secara sepintas), maka film ini memilih bertutur secara rapi. Mulai dari pengejaran Cynthia Utrom (Maya Rudolph) terhadap Baxter Stockman (Giancarlo Esposito) yang berujung lolosnya Superfly (Ice Cube) sampai pertemuan Splinter (Jackie Chan) dengan keempat kura-kura jagoan, semuanya menimbulkan efek sebab-akibat yang krusial bagi jalan cerita.

Khususnya momen saat Splinter membesarkan bayi Kura-kura Ninja di gorong-gorong. Lewat adegan tersebut, penonton lama maupun baru diajak memahami mengapa Splinter menjadi sosok "ayah" yang begitu protektif. Di sisi lain, kita pun dibuat peduli dengan keempat protagonis yang mendambakan hidup secara normal layaknya manusia.

Baca Juga: [REVIEW] X, Gebrakan Film Modern Slasher dari Ti West

2. Penjiwaan para pengisi suara yang total, teen vibes abis!

adegan dalam film Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem (dok. Nickelodeon Movies/Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem)

Selain kepedulian penulis naskah terhadap asal-usul para tokohnya, hal lain yang juga membuat Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem semakin terasa solid adalah pemilihan para pengisi suaranya. Di jajaran karakter pendukung, Splinter, Superfly, dan April O'Neil yang disuarakan oleh Ayo Edebiri (The Bear) berhasil mencuri perhatian.

Jackie Chan dengan karismanya serta Ice Cub dengan kelakar khasnya memang tak perlu diragukan lagi. Sementara itu, Edebiri berhasil mengembalikan sosok April O'Neil yang cerdas, lucu, dan pemberani setelah "dirusak" oleh Megan Fox dalam Teenage Mutant Ninja Turtles (2014) dan Teenage Mutant Ninja Turtles: Out of the Shadows (2016).

Namun, bintang sesungguhnya dari Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem jelas adalah keempat pengisi suara para karakter tituler, yakni Brady Noon (Raphael), Nicolas Cantu (Leonardo), Shamon Brown Jr. (Michelangelo), dan Micah Abbey (Donatello). Empat aktor remaja tersebut berhasil mendefinisikan ulang kata "Teenage" dalam "Teenage Mutant Ninja Turtles". Fun banget, deh!

3. Sajikan visual colorful, Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem punya gaya animasi unik

adegan dalam film Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem (dok. Nickelodeon Movies/Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem)

Beberapa tahun belakangan, gaya animasi ala buku komik seperti Spider-Man: Into the Spider-Verse (2018) mulai digandrungi studio animasi selain Pixar dan Disney. Nickelodeon Movies, selaku rumah produksi, pun tak mau kalah dengan menggandeng Mikros Animation (The SpongeBob Movie: Sponge on the Run, PAW Patrol: The Movie) untuk menciptakan animasi serupa.

Uniknya, alih-alih sama persis dengan film peraih Best Animated Feature Oscar 2019 tersebut, Teenage Mutant Ninja Turtles: Mutant Mayhem memiliki animasi yang cenderung lebih simpel. Sekilas, memang terlihat seperti coretan iseng yang terdapat di belakang buku tulis (doodle).

Namun, hal tersebut sebenarnya sejalan dengan visi filmnya yang mengedepankan semangat bersenang-senang ala remaja. Bukankah seharusnya Kura-kura Ninja seperti itu?

Baca Juga: [REVIEW] Like Father, Like Son Bukan Sekadar Balada Dua Anak Tertukar

Verified Writer

Satria Wibawa

Movies and series enthusiast. Feel free to read my reviews on Insta @satriaphile90 or Letterboxd @satriaphile. Have a wonderful day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya