TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

9 Film dengan Standing Ovation Terlama di Venice, sampai 18 Menit!

Dua di antaranya mahakarya Pedro Almodóvar

adegan dalam film The Room Next Door. (dok. Warner Bros. Pictures/The Room Next Door)

Standing ovation sudah menjadi salah satu tradisi yang menarik perhatian dalam ajang festival film bergengsi, seperti Venice Film Festival. Sering kali, durasi tepuk tangan panjang di acara ini dijadikan tolak ukur apresiasi penonton terhadap sebuah film. Semakin kuat kesan yang diberikan film tersebut, semakin lama standing ovation yang diterima. Hal ini menjadi salah satu momen penting yang dinantikan para sineas dan penonton, bahkan bisa berlangsung hingga lebih dari 10 menit!

Salah satu film yang berhasil mencetak rekor di Venice tahun ini adalah The Room Next Door (2024) garapan Pedro Almodóvar. Film ini sukses meraih standing ovation selama 18 menit, menjadikannya yang terlama dalam sejarah Venice Film Festival.

Selain itu, masih ada deretan film lain yang juga mendapat sambutan hangat dari penonton. Yuk, intip sembilan film dengan standing ovation terlama di Venice Film Festival, termasuk The Room Next Door!

Baca Juga: 3 Film yang Raih Standing Ovation Lebih 10 Menit di Venice

1. Parallel Mothers (2021) — 9 menit

adegan dalam film Parallel Mothers. (dok. Sony Pictures Entertainment Iberia/Parallel Mothers)

Disutradarai Pedro Almodóvar, film pembuka Venice Film Festival 2021 ini menelusuri hubungan kompleks antara dua wanita, Janis (Penélope Cruz) dan Ana (Milena Smit), yang bertemu di ruang bersalin. Ikatan tak terduga terjalin di antara mereka saat mereka berdua melahirkan bayi perempuan di hari yang sama. Namun, sebuah rahasia besar mengancam kebahagiaan mereka dan menguji kekuatan ikatan yang telah dibangun.

Dalam Parallel Mothers, Almodóvar berhasil meramu melodrama yang mengharukan dengan sentuhan isu politik yang menambah kompleksitas cerita. Visual film ini juga memanjakan mata dengan warna-warna cerah khas sang sineas. Tak heran jika Parallel Mothers mendapatkan sambutan hangat dari penonton Venice, bahkan meraih standing ovation selama 9 menit.

2. Queer (2024) — 9 menit

adegan dalam film Queer. (dok. A24/Queer)

Venice Film Festival 2024 kembali dihebohkan oleh sebuah mahakarya sinematik yang berhasil mencuri perhatian penonton. Film drama romantis berjudul Queer karya Luca Guadagnino sukses meraih standing ovation selama 9 menit penuh. Ini menandakan kalau film-film bertema LGBTQ+ masih mendapat apresiasi tinggi dari publik dan kritikus.

Daniel Craig, yang dikenal lewat perannya sebagai James Bond, memberikan penampilan terbaiknya dalam film ini. Ia memerankan Lee, ekspatriat Amerika yang hidup di Mexico City pada 1950-an. Di tengah rasa kesepian dan keterasingan, ia bertemu dengan Eugene Allerton (Drew Starkey), mahasiswa muda yang baru saja tiba di kota tersebut. Pertemuan ini membawa harapan baru sekaligus gejolak dalam kehidupan Lee.

3. I'm Still Here (2024) — 10 menit

adegan dalam film I'm Still Here. (dok. Sony Pictures International Productions/I'm Still Here)

Jika Queer menyentuh perasaan audiens Venice tahun ini dengan romantisme, I'm Still Here karya Walter Salles justru sebaliknya. Film ini menyoroti kekejaman pemerintah dengan latar belakang Brasil pada 1971, di mana negara sedang berada dalam cengkeraman kediktatoran militer yang semakin ketat. Alurnya berpusat pada Eunice Paiva, ibu dari lima anak yang harus berjuang sendiri ketika suaminya diculik polisi militer.

Tepuk tangan meriah selama 10 menit menjadi bukti betapa film ini sukses mengaduk-aduk emosi penonton. Salles dinilai berhasil mengangkat kisah nyata dari memoar Marcelo Rubens Paiva, sang penulis yang juga salah satu anak Eunice, dengan begitu menyentuh. Di sisi lain, Fernanda Torres juga tampil memukau sebagai Eunice, membuat penonton ikut merasakan kepedihan dan kegigihan seorang wanita yang tegar di tengah situasi yang sulit.

4. Aggro Dr1ft (2023) — 10 menit

adegan dalam film Aggro Dr1ft. (dok. EDGLRD/Aggro Dr1ft)

Di antara film dalam daftar ini, Aggro Dr1ft karya Harmony Korine mungkin adalah kasus khusus. Bagaimana tidak, film yang penuh eksperimen dan visual yang mencolok ini berhasil menyabet standing ovation selama 10 menit di Venice Film Festival 2023, meski sempat diwarnai aksi walkout dari beberapa penonton!

Kontroversi memang seakan jadi teman akrab Harmony Korine. Ia dikenal dengan film-filmnya yang tak biasa, penuh warna, dan terkadang "mengganggu", sebut saja Spring Breakers (2012) dan The Beach Bum (2019). Aggro Dr1ft pun tak jauh berbeda.

Bayangkan saja, film ini memadukan aksi brutal seorang pembunuh bayaran dengan visual infrared yang surealis, ditambah lagi penampilan perdana Travis Scott sebagai aktor. Hasilnya? Sebuah tontonan yang jelas bukan untuk semua orang.

5. Joker: Folie à Deux (2024) — 11 menit

adegan dalam film Joker: Folie à Deux. (dok. Warner Bros. Pictures/Joker: Folie à Deux)

Delapan menit standing ovation yang diraih Joker (2019) tampaknya berhasil dilampaui oleh sekuelnya, Joker: Folie à Deux. Film garapan Todd Phillips ini berhasil memukau penonton di Venice Film Festival 2024 dengan menyabet standing ovation selama 11 menit! Penonton dibuat terpana oleh penampilan memukau Joaquin Phoenix yang kembali memerankan Arthur Fleck alias Joker, serta kehadiran Lady Gaga sebagai Harley Quinn yang memberikan sentuhan magis pada film ini.

Euforia di Venice Film Festival tersebut seakan menjadi pertanda kesuksesan film ini. Namun, ternyata respons kritikus tak sejalan dengan antusiasme penonton di Venice. Joker: Folie à Deux mendapat skor perdana yang cukup mengecewakan di Rotten Tomatoes, yakni sebesar 60 persen. Akankah film ini mengikuti jejak pendahulunya yang sukses besar, atau justru terjerembab dalam bayang-bayang kesuksesan film pertama? 

Baca Juga: Sinopsis Film Joker: Folie à Deux, Premier di Venice Film Festival

6. The Banshees of Inisherin (2022) — 13 menit

adegan dalam film The Banshees of Inisherin. (dok. Searchlight Pictures/The Banshees of Inisherin)

Pada 2022 lalu, salah satu kejutan terbesar di Venice datang dari The Banshees of Inisherin. Bukan hanya cerita uniknya yang mencuri perhatian, tetapi juga standing ovation selama 13 menit yang diberikan penonton setelah pemutaran perdana film ini. Yap, 13 menit tepuk tangan meriah, teriakan, dan sorak sorai membahana memenuhi ruangan.

The Banshees of Inisherin memang punya magnet tersendiri. Film ini bercerita tentang dua sahabat (Colin Farrell dan Brendan Gleeson) yang tiba-tiba memutuskan persahabatan mereka. Keputusan ini tak hanya berefek pada mereka berdua, tetapi juga mengguncang seluruh komunitas di desa kecil tempat mereka tinggal. Meski premisnya sederhana, Martin McDonagh, sang sutradara, sukses mengeksekusinya dengan brilian, memberikan perasaan campur aduk kepada audiens.

7. The Brutalist (2024) — 13 menit

adegan dalam film The Brutalist. (dok. Brookstreet Pictures/The Brutalist)

Setali tiga uang dengan The Banshees of Inisherin, standing ovation selama 13 menit juga dirasakan oleh film karya Brady Corbet yang berjudul The Brutalist. Berdurasi 3 jam 35 menit, film ini mengikuti perjalanan László Tóth (Adrien Brody), arsitek Yahudi asal Hungaria yang bermigrasi ke AS pada tahun 1947 demi mengejar American dream. Perjalanan hidupnya berubah drastis ketika ia mendapatkan kontrak dari klien kaya raya yang mengubah hidupnya selama 30 tahun ke depan.

Durasi The Brutalist yang panjang mungkin menantang kesabaran penonton, tetapi kisah emosional yang disajikan membuat mereka terpesona hingga akhir. Penayangan perdana film ini menandai kembalinya Corbet ke Venice Film Festival, tempat ia memulai debut penyutradaraannya dengan The Childhood of a Leader (2015). Sebuah pencapaian yang layak mendapat standing ovation selama 13 menit, terutama mengingat perjalanan tujuh tahun yang penuh tantangan dalam proses produksinya.

8. Blonde (2022) — 14 menit

adegan dalam film Blonde. (dok. Plan B Entertainment/Blonde)

Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Joyce Carol Oates ini menyajikan reka ulang kehidupan Marilyn Monroe, dari masa kecilnya yang penuh gejolak sebagai Norma Jeane hingga perjalanan menuju puncak ketenarannya. Ketika Blonde ditayangkan perdana di Venice Film Festival 2022, standing ovation selama 14 menit menggema di seluruh ruangan. Ana de Armas, yang memerankan Marilyn Monroe, bahkan tak kuasa menahan air mata haru ketika menerima apresiasi tersebut.

Namun, di balik gemerlap tepuk tangan, Blonde juga memicu kontroversi. Beberapa kritikus mempertanyakan pemilihan Ana de Armas, seorang aktris Kuba, untuk memerankan ikon Hollywood yang legendaris. Selain itu, film ini juga dikritik karena penggambaran eksplisit kekerasan seksual yang dianggap terlalu vulgar, menimbulkan perdebatan apakah kisah tragis Marilyn Monroe dieksploitasi atau justru ditampilkan dengan empati.

Verified Writer

Satria Wibawa

Movie and series enthusiast. Please, visit my IG: @satriaphile90 or my Letterboxd: @satriaphile to see my other reviews. Gracias!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya