TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Series Harry Potter Reboot Dibenci, Fans Ingin Kisah Baru

Penggemar ingin spin-off bukan reboot

cuplikan Harry Potter and the Philosopher's Stone (dok. Warner Bros. Studio/Harry Potter and the Philosopher's Stone)

Sudah resmi! Warner Bros. Studio baru-baru ini mengumumkan bahwa Harry Potter versi serial bakal digarap dan akan tayang lewat layanan streaming HBO. Kabar tersebut sukses memecah belah penggemar menjadi dua kubu.

Beberapa menerima keputusan Warner Bros. Studio yang ingin mengeksplorasi lebih jauh tentang Hogwarts beserta isinya. Namun, banyak juga yang kontra dan tidak terima dengan fakta ini. Kira-kira alasannya kenapa, ya? Simak penjelasannya berikut.

1. Kontroversi J.K Rowling sang penulis

potret J.K. Rowling (dok. Youtube/BBC Select)

Salah satu alasan penonton tidak antusias dengan serial Harry Potter ialah karena sang penulis, J.K Rowling. Apa yang terjadi? Rupanya penulis berusia 57 tahun itu terlibat kontroversi. Ia disebut sebagai transphobic alias orang yang benci terhadap transgender. 

Konflik berawal ketika Rowling menyukai sebuah tweet yang mengkritik gerakan transgender. Selain itu, ia turut membuat berbagai komentar kontra yang terkesan mendiskriminasi kaum trans. Bahkan ia sampai dikecam oleh Daniel Radcliffe, Emma Watson, hingga Eddie Redmayne yang notabenenya adalah pemeran franchise Harry Potter dan Fantastic Beasts.

"'Kaum yang mengalami menstruasi.' Aku yakin ada kata untuk menggambarkan orang ini. Tolong bantu aku. Wumben? Wimpund? Woomud?" tulis JK Rowling dalam salah satu cuitannya di Twitter. Ia memelesetkan kata "woman". Bagaimana menurutmu?

2. Pemilihan ulang pemain

potret pemeran film berseri Harry Potter (dok. HBO/Harry Potter 20th Anniversary: Return to Hogwarts)

Serial Harry Potter tidak akan melibatkan Daniel Radcliffe, Emma Watson, dan Rupert Grint lagi sebagai pemeran, lantaran usia mereka. Alhasil, nantinya serial ini akan dipenuhi aktor dan aktris baru.

Penggemar berat film Harry Potter tentu saja merasa kecewa. Karena menurut mereka tidak ada yang bisa menggantikan pemeran lama tersebut. Kenangan dan sosok mereka yang ikonik sudah terekam jelas di kepala.

Baca Juga: Harry Potter Resmi Dibuat Versi Serial, Gaet Pemain Baru

3. Produksi serial Harry Potter disebut sangat tidak diperlukan

cuplikan Harry Potter and the Prisoner of Azkaban (dok. Warner Bros. Studio/Harry Potter and the Prisoner of Azkaban)

Dengan cerita magisnya, Harry Potter dikenal sebagai salah satu film berseri terlaris dan punya banyak penggemar dari berbagai kalangan usia. Tidak heran banyak yang menyebut bahwa produksi versi serialnya adalah hal yang benar-benar tidak diperlukan. 

Berbeda dengan misalnya seperti Percy Jackson. Menjadikannya sebagai serial cukup masuk akal karena cerita film tersebut belum selesai dan bahkan dianggap film yang gagal. Tidak sama dengan Harry Potter yang sering berhasil kuasai box office ketika perilisannya. 

"Kemungkinan ini jadi remake paling tidak dibutuhkan sepanjang masa," balas @DGDXAnimation terhadap unggahan HBO Max di Twitter.

"Kenapa? Harry Potter termasuk film adaptasi novel terbaik sepanjang masa. Film-filmnya ikonik dan sangat gila kalau menggarapnya ulang sebagai serial," terang @aaronhinton92.

4. Penonton ingin kisah yang baru, bukan lama

ending Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2 (dok. Warner Bros. Studio/Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2)

Merasa reboot Harry Potter sangat tidak diperlukan, banyak penggemar yang berharap Warner Bros. Studio lebih fokus mengeksplorasi dunia sihir dengan cerita yang berbeda. Misalnya seperti kehidupan awal Voldemort atau kelanjutan kisah anak Harry Potter dan kawan-kawan.

Kebanyakan penonton menginginkan spin-off, bukan reboot dengan kisah yang sama. Karena pada dasarnya, filmnya sendiri sudah ikonik, sehingga tidak perlu menggarapnya ulang. Setuju, gak?

Baca Juga: Xiaomi Rilis Redmi Note 12 Turbo Edisi Harry Potter 

Verified Writer

fira padila

lagi kuliah sastra inggris

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya