TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Hal yang Bikin Kangen dari Upin & Ipin Grafik 'Majapahit'

Vibes-nya lebih seru dan mencekam

potret Upin dan Ipin grafik 'Majapahit' (dok. Les' Copaque/Upin dan Ipin)

Saat menonton cuplikan Upin & Ipin versi lama di media sosial, orang-orang menyebutnya sebagai grafik majapahit karena kualitas visualnya tidak sebagus saat ini. Akan tetapi, ada banyak hal dari Upin & Ipin versi lama yang sudah berbeda dengan versi saat ini. Gak heran kalau banyak orang yang merasa kangen dengan versi grafik 'Majapahit' tersebut.

Mulai dari suasana, karakter tokoh hingga alur, perbedaannya cukup signifikan. Setidaknya ada tiga hal utama yang membuat Upin & Ipin lawas sangat dirindukan oleh penonton lama. Yuk, simak artikelnya baik-baik, siapa tahu kamu relate juga!

1. Tingkah Upin Ipin yang lebih nakal

potret Upin dan Ipin grafik 'Majapahit' (dok. Les' Copaque/Upin dan Ipin)

Kesadaran orang terhadap isi tontonan, khususnya untuk anak-anak, membuat banyak pembuat film dan animasi lebih hati-hati dalam membuat alur cerita. Hal ini juga berlaku pada Upin & Ipin, dimana tayangannya menjadi lebih edukatif dan bernuansa ceria. Harapannya anak-anak akan terhibur sekaligus teredukasi.

Di sisi lain, penonton lama terbiasa dengan tingkah nakal Upin Ipin yang menggemaskan dan mengundang tawa. Entah saat meledek Kak Ros, bermain saat salat tarawih hingga mengusik ketenangan Tok Dalang. Mereka benar-benar seperti bocil kampung yang menyebalkan, tapi terasa lebih ada adanya.

Baca Juga: 3 Karakter di Upin & Ipin yang Multitalenta, Definisi Palu Gada

2. Cerita petualangan yang mencekam, kocak dan dramatis

potret Upin dan Ipin grafik 'Majapahit' (dok. Les' Copaque/Upin dan Ipin)

Dari dulu hingga saat ini, Upin & Ipin memiliki beberapa episode dan film yang menceritakan petualangan menarik di luar kehidupan sehari-hari Kampung Durian Runtuh. Akan tetapi, ada perbedaan mencolok di antara cerita petualangan keluaran terdahulu dan terbaru. Perbedaan tersebut terdapat pada pengemasan cerita dan visualisasi animasinya.

Contohnya seperti di film Geng: Pengembaraan Bermula yang tayang 2009 lalu, di mana ceritanya sangat mencekam berlatar di tengah hutan gelap dengan berbagai karakter antagonis. Di sisi lain, ada celetukan dan tingkah-tingkah kocak para karakter Upin & Ipin yang mengocok perut. Mau berapa kali pun dinonton, petualangan-petualangan di film dan episode lama gak akan pernah bikin bosan.

3. Suasana perkampungan yang lebih realistis

potret Upin dan Ipin grafik 'Majapahit' (dok. Les' Copaque/Upin dan Ipin)

Sebenarnya tidak banyak perubahan pada tempat-tempat yang ada di Kampung Durian Runtuh, baik di Upin & Ipin versi lama maupun yang baru. Namun, yang membedakannya adalah suasana perkampungan di versi grafik Majapahit lebih terasa apa adanya. Hal ini membuat penonton seolah masuk ke dalam cerita.

Misalnya saja, suasana malam tawarih dan hari raya yang ramai oleh kebisingan anak-anak. Ada juga keseruan menonton pertandingan sepak bola di layar tancap kedai Uncle Muthu dan perjalanan pulangnya melewati jalanan kampung yang remang sehingga bikin bulu kuduk merinding.

Baik versi lama atau versi baru dari Upin & Ipin punya kelebihan masing-masing dan tentunya menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Namun, versi grafik Majapahit memang punya kesan tersendiri yang membuat penontonnya bernostalgia.

Baca Juga: Siapa Nenek Kebayan? Ternyata Lebih Seram dari Cerita di Upin & Ipin! 

Verified Writer

Alfikri Saga

Alfikri Saga mulai menulis sejak 2017 saat duduk di bangku SMP dan bergabung di IDN Times Community sejak 2020. Saat ini, Alfikri Saga sedang menempuh kuliah jurusan arsitektur.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya