TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Film Terbaik Michael Haneke, Sorot Tema Kelam di Era Modern

Selami kompleksitas manusia dalam narasi provokatif

Michael Haneke (instagram.com/hanekemovies)

Penggemar film arthouse atau slice of life tentu tidak asing dengan Michael Haneke. Sineas asal Austria tersebut dikenal berkat kepiawaiannya dalam menelusuri kompleksitas hakikat manusia melalui topik moralitas yang suram dan tabu di era modern. Dibarengi narasi provokatif dengan fase lambat nan menegangkan, karya-karyanya tidak jarang mendulang kontroversi.

Sebagai legenda hidup dalam sinema arthouse, Michael Haneke dikenal vokal dalam menentang pola pembuatan film yang dianggap monoton. Alih-alih menggunakan formula yang ada, Haneke menggunakan long take dan meminimalisir dialog untuk memerangkap penontonnya dalam atmosfer mencekam. 

Selama 35 tahun malang melintang di industri perfilman, Michael Haneke telah membuat belasan judul film kontemporer yang memberikan dampak besar dalam sinema arthouse. Langganan panen pujian meskipun tak lepas dari sejumlah kontroversi, sederet film terbaik Michael Haneke ini patut kamu tonton!

Baca Juga: 7 Film Terbaik di Paruh Pertama 2024 Versi Letterboxd, Rating Tinggi!

1. The White Ribbon (2009)

The White Ribbon (dok. Lucky Red/The White Ribbon)

The White Ribbon jelas tidak diperuntukan bagi mereka yang murni ingin mencari hiburan semata. Michael Haneke menjadikan film berdurasi 144 menit tersebut sebagai sebuah perumpamaan yang amat sangat provokatif.

Kombinasi antara format hitam-putih dan teknik pengambilan gambar yang mumpuni menekankan tendensi Haneke dalam menunjukan sisi terburuk dari kemanusiaan itu sendiri. Lebih dari cukup untuk menjadikan film pemenang Palme d'Or di Cannes Film Festival sebagai film terbaik Michael Haneke di sepanjang karir penyutradaraannya. 

The White Ribbon menyoroti serangkaian kejadian janggal yang terjadi di sebuah desa terpencil di utara Jerman. Berlatar beberapa tahun sebelum meletusnya Perang Dunia II, para penduduk desa yang mayoritas anak-anak dipaksa mencari solusi agar dapat menghentikan rentetan teror tersebut.

2. Caché (2005)

Caché (dok. Les Films du Losange/Caché)

Mengusung tema psychological thriller, Michael Haneke menelurkan Caché sebagai salah satu film multitafsir sepanjang masa. Haneke benar-benar memperhatikan hingga detail terkecil sekalipun dalam membangun atmosfer menegangkan di sepanjang durasi film.

Dikombinasikan dengan narasi dan dialog provokatif, Caché menjelma sebagai alegori tentang penyesalan sekaligus kolonialisme Perancis di Aljazair. Kejeniusan Haneke diganjar penghargaan Best Director di Cannes Film Festival.

Caché berfokus pada kehidupan pasangan suami istri, Georges (Daniel Auteuil) dan Anne (Juliette Binoche), yang berubah usai mendapatkan kiriman kaset berisi rekaman yang menampilkan rumah mereka. Merasa terancam dengan teror paket misterius yang tak kunjung berhenti, Georges mencari bantuan dengan melaporkannya ke pihak berwajib. Kecewa karena yang dialaminya dinilai tidak berbahaya, Georges memutuskan untuk memburu sendiri siapa orang yang telah meneror keluarganya.

3. Amour (2012)

cuplikan film Amour (dok. Canal+/Amour)

Melalui Amour, Michael Haneke mengulik lebih jauh makna akan cinta dan hubungan itu sendiri dari sudut pandang pasangan suami istri di penghujung hayat mereka. Narasi yang menyayat hati dibingkai sempurna oleh sinematografi yang indah dan penuh makna. Mengabadikan momen menyentuh terhadap bagaimana manusia menyikapi kehilangan, Amour menyabet penghargaan Palme d’Or di Cannes Film Festival dan piala Oscar untuk Best Foreign Language Film.

Amour mengikuti pasangan guru musik, Georges (Jean-Louis Trintignant) dan Anne (Emmanuella Riva), yang menikmati masa pensiun mereka. Kehidupan yang semula damai dan tentram seketika berubah saat Anne terkena stroke. Georges yang kini tidak muda lagi dihadapkan pada pilihan sulit dalam mengurus Anne.

Baca Juga: 5 Alasan The Zone of Interest Layak Raih Best International Film Oscar

4. The Piano Teacher (2001)

The Piano Teacher (dok. Wega Film Vienna/The Piano Teacher)

Diadaptasi dari novel berjudul sama karya Elfriede Jelinek, bisa dibilang The Piano Teacher merupakan film paling eksplisit yang pernah dibuat oleh Michael Haneke. Brutal, seksi, dan mengerikan, semua berpadu menjadi satu, menghadirkan sebuah narasi solid yang mencekam.

Performa akting Isabelle Huppert membawa kengerian ke level yang lebih tinggi. Di balik kontroversinya, The Piano Teacher menyabet penghargaan Grand Prix, Best Actress, dan Best Actor di ajang Cannes Film Festival.

The Piano Teacher mengisahkan Erika Kohut (Isabelle Huppert), guru piano tertekan yang merasa dirinya gagal dan masih tinggal dengan ibunya yang kasar. Hidupnya seketika berubah ketika muridnya Walter (Benoît Magimel) secara terang-terangan ingin menjalin hubungan romantis dengannya.

Verified Writer

Febby Arshani

hehe

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya