TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Pesan Moral Anime Howl's Moving Castle, Hikmah di Balik Kehilangan

Kisah haru antara Howl Pendragon dan Sophie Hatter

cuplikan anime Howl no Ugoku Shiro (dok. Studio Ghibli/Howl no Ugoku Shiro)

Sekali lagi, Studio Ghibli kembali berhasil menyentuh hati penggemar dengan film anime Howl no Ugoku Shiro. Dirilis pada tahun 2004, film ini mungkin lebih dikenal dengan judul Howl's Moving Castle dalam bahasa inggris. Memperlihatkan kisah cinta dan kehilangan serta tragedi dunia yang dilanda perang, film ini sangat patut untuk dinikmati. 

Di sepanjang perjalanan, dua karakter utama Howl's Moving Castle yang bernama Howl Pendragon dan Sophie Hatter mendapat banyak pesan moral. Dari Howl, terlihat jelas bahwa tidak ada seorang pun yang bisa melarikan diri dari masalah kehidupan, sedangkan Sophie harus keluar dari zona nyaman. Selain dua hal itu, masih ada beberapa pesan moral anime Howl's Moving Castle yang patut dijadikan sebagai pengingat. Berikut lima di antaranya.

1. Selalu ada hikmah di setiap kehilangan

cuplikan anime Howl no Ugoku Shiro (dok. Studio Ghibli/Howl no Ugoku Shiro)

Usai dikutuk menjadi seseorang yang berusia tua, Sophie Hatter langsung dihadapkan pada tubuh renta yang tidak berfungsi dengan baik. Dia juga tidak lagi memiliki kecantikan. Dia merasa lelah dan letih dengan cepat, bahkan dia harus merasakan sakit yang disebabkan oleh tulang tua yang dimiliki. 

Namun, Sophie menyadari bahwa ada sesuatu hal baik yang akan memberinya pandangan hidup lebih baik. Di usia tua, dia memang telah kehilangan fungsi tubuh, tetapi dia mendapat kebijaksanaan yang tidak dia mengerti sebelumnya. Dari tragedi ini, dia mempelajari kenyataan bahwa akan selalu ada pengganti ataupun sekadar hikmah di balik kehilangan yang amat menyedihkan. 

Baca Juga: [OPINI] Belajar Bersyukur dari Sophie 'Howl's Moving Castle'

2. Kalimat pujian sederhana pun bisa menginspirasi

cuplikan anime Howl no Ugoku Shiro (dok. Studio Ghibli/Howl no Ugoku Shiro)

Ketika pertama kali bertemu Calcifer, entitas iblis pemarah yang merasa kurang dihargai, Sophie Hatter tertegun sejenak. Setelah itu, dia segera memberi tahu Calcifer tentang kekaguman yang dia rasakan terhadap kehebatan entitas tersebut. Dia juga melontarkan pujian kepada Calcifer mengenai keindahan percikan api yang dihasilkan oleh entitas tersebut. 

Setelah mendengar pujian yang ditujukan padanya, Calcifer merasa tergugah. Dia mulai terinspirasi untuk melakukan pekerjaan dengan usaha yang lebih baik dari sebelumnya. Jika ditilik dari semangat yang dia tunjukkan, terlihat jelas bahwa kalimat pujian bisa menjadi sesuatu yang berharga bagi seseorang meski hanya berupa kata-kata sederhana. 

3. Tidak perlu memaksakan diri untuk menghidupkan impian orang lain

cuplikan anime Howl no Ugoku Shiro (dok. Studio Ghibli/Howl no Ugoku Shiro)

Setelah mengunjungi saudara perempuannya, Lettie, Sophie Hatter bergegas untuk kembali ke toko topi yang telah dia jalankan. Meskipun tidak benar-benar menikmati kehidupan tersebut, dia hampir tidak pernah berpikir untuk menjalani kehidupan lain yang dia sukai. Dia juga mengabaikan nasihat Lettie yang menyarankan agar dia meninggalkan toko topi milik mendiang ayahnya. 

Dengan rasa hormat dan cinta yang dia miliki untuk sang ayah, Sophie memaksakan diri sendiri demi menghidupkan impian orang lain. Terlihat puas dengan kehidupan yang dia jalani saat ini, dia rela mengubur impian yang mungkin saja dia miliki. Meskipun menghargai kenangan sosok yang telah pergi memang menjadi hal yang penting, dia tidak harus mengikuti jejak sang ayah. 

4. Perselisihan akan memengaruhi pihak yang tidak bersalah

cuplikan anime Howl no Ugoku Shiro (dok. Studio Ghibli/Howl no Ugoku Shiro)

Dalam upaya untuk memprotes perang Irak, Hayao Miyazaki menggambarkan kisah berdarah tentang perang tidak berkesudahan yang dipicu oleh dua pemimpin yang tidak mau mengakui kesalahan mereka. Dia memperlihatkan bahwa para pemimpin pasti duduk nyaman di kastil mereka yang aman, sedangkan masyarakat sebagai pihak yang tidak bersalah malah harus tidur dengan alas ancaman. 

Setiap pihak yang tidak bersalah dibumbui dengan propaganda. Mereka menderita karena takut akan kehilangan orang-orang tersayang. Mereka pun harus meninggalkan rumah-rumah kecil mereka yang hancur lebur akibat bom yang ditebar dengan kejam. Dari mereka, terlihat jelas bahwa perselisihan tidak memengaruhi orang-orang yang berkuasa sehingga lebih baik jika para penguasa memiliki keberanian untuk mendengarkan.

Baca Juga: Ghibli Food: Resep Skillet Bacon and Eggs di Film How's Moving Castle

Verified Writer

Ervina E.W.

limited.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya