TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Film yang Memfitur Lagu Bengawan Solo, Hadir dalam Berbagai Versi

Tersebar ke seluruh Asia karena kolonialisme

In the Mood for Love (dok. Criterion/In the Mood for Love)

Lagu "Bengawan Solo" mungkin kamu kenal sebagai lagu keroncong legendaris yang ditulis komposer tanah air bernama Gesang Martohartono. Status legenda didapatnya karena lagu ini pendek, tetapi punya keunikan dan nilai seni tinggi. Apalagi secara lirik, sang maestro berhasil mendeskripsikan situasi yang amat khas dengan Indonesia saat lagu itu dirilis, yakni pada 1940. 

Menariknya, tak hanya masyarakat Indonesia yang mengakui keindahan lagu ini. Merujuk tulisan Kartomi berjudul 'The Pan-East/Southeast Asian and National Indonesian Song Bengawan Solo and Its Javanese Composer' dalam jurnal Yearbook for Traditional Music, "Bengawan Solo" ternyata mencuri perhatian tentara kolonial Jepang. Mereka mengadopsi lagu itu dan mengubah liriknya ke bahasa Jepang. Lewat mereke pula, lagu itu merambah ke hampir seluruh wilayah pendudukan Jepang di Asia Tenggara dan Asia Timur. 

Alhasil, ada banyak versi lagu "Bengawan Solo" yang bermunculan. Beberapa bahkan difitur dalam film-film asal Asia, berikut lima di antaranya. 

Baca Juga: Bilal Indrajaya soal Inspirasi Lagu Niscaya dan Ingin Coba Keroncong

1. In the Mood for Love (2000)

In the Mood for Love (dok. Criterion/In the Mood for Love)

Meski bukan film pertama, In the Mood for Love adalah film terpopuler yang memfitur lagu "Bengawan Solo". Versi yang dipakai adalah adaptasi bahasa Inggris yang dinyanyikan milik aktris dan penyanyi asal China, Rebecca Pan.

Dengan beberapa perubahan, lirik versi Pan terdengar lebih romantis. Ini sesuai dengan genre film Wong Kar Wai tersebut yang mengeksplor kisah cinta dua orang yang sama-sama jadi korban selingkuh pasangan masing-masing. 

2. Siksa Kubur (2024)

Siksa Kubur (dok. Come and See Pictures/Siksa Kubur)

Lagu "Bengawan Solo" juga bisa kamu temukan dalam film Siksa Kubur. Bukan versi asli yang dinyanyikan Gesang, lagu yang diputar di film horor karya Joko Anwar itu dibawakan Jamie Aditya dan aransemennya digarap Tony Merle.

Lagu tersebut sepertinya dipilih untuk dapat efek nostalgia sesuai dengan latar panti jompo yang dipilih sang sineas. Menariknya, seiring film bergulir, efek nostalgia juga berubah jadi menghantui karena asosiasinya dengan salah satu karakter. 

3. Stray Dog (1949)

Stray Dog (dok. Janus Films/Stray Dog)

Bukti kalau "Bengawan Solo" merambah Jepang sejak era kolonial bisa kamu temukan lewat film-filmnya Akira Kurosawa. Sutradara Jepang ini memfitur lagu ciptaan Gesang tersebut dalam dua karya sinematiknya sekaligus. Salah satunya, Stray Dog, film detektif rilisan 1949 yang menggambarkan situasi Jepang setelah Perang Dunia II.

Merujuk pada riset Kartomi, lagu "Bengawan Solo" di Jepang memang identik dengan nostalgia masa penjajahan Indonesia. Bukan kengerian perangnya, tetapi lebih ke era emas Jepang sebelum sekutu menaklukan mereka. 

Baca Juga: 8 Film Indonesia Tayang di Netflix September 2024, ada Siksa Kubur

4. The Quiet Duel (1949)

The Quiet Duel (dok. American Cinematheque/The Quiet Duel)

The Quiet Duel adalah film Kurosawa lainnya yang memfitur salah satu versi lagu "Bengawan Solo". Film ini mengikuti pergumulan batin seorang dokter muda yang tak sengaja terpapar penyakit menular saat bertugas pada Perang Dunia II.

Menganggapnya aib dan beban untuk orang di sekitarnya, ia pun mengisolasi diri dari orang lain bahkan membatalkan rencana pernikahannya. Lagi-lagi, konteks Perang Dunia II sepertinya jadi salah satu justifikasi Kurosawa menggunakan lagu ini dalam filmnya. 

Verified Writer

Dwi Ayu Silawati

Penulis, netizen, pembaca

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya