Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Masih ada hitungan bulan sebelum Oscar 2025 digelar, tetapi prediksi soal perebutan nominasi Best Picture sudah mulai ramai dibicarakan. Ini seiring dengan selesainya penyelenggaraan beberapa festival bergengsi yang biasa dipakai sebagai patokan membuat proyeksi nominasi.
Memang masih dini untuk membuatnya, tetapi bolehlah kita coba menggunakan pola itu untuk membuat daftar film yang berpotensi meraih nominasi Best Picture Oscar 2025. Kira-kira seperti ini komposisinya.
Baca Juga: 9 Film Berbahasa Non Inggris yang Berpotensi Dapat Nominasi Oscar 2025
1. Anora (2024)
Anora bisa dibilang pesaing terkuat kategori Best Picture Oscar 2025. Ia memenuhi beberapa kriteria sekaligus. Pertama, ia memenangkan Palme d'Or Cannes Film Festival yang berarti mengekor sukses beberapa nomine edisi lampau, macam Parasite (2019), Triangle of Sadness (2022), dan Anatomy of a Fall (2023).
Kedua, film ini didominasi dialog bahasa Inggris yang meski sebenarnya saat ini tak relevan lagi, tetap punya peran besar dalam mendongkrak popularitas dan penerimaan penonton. Ketiga, secara genre, film drama ini bisa dikategorikan neorealis yang jadi spesialisasi Sean Baker. Meski sempat tersingkir oleh film-film aksi dan biografi, beberapa tahun belakangan film neorealis mulai menggeliat dan punya rekam jejak apik di Academy Awards.
2. Emilia Perez (2024)
Emilia Perez (dok. Pathe/Emilia Perez) Emilia Perez juga jadi pesaing berat di kategori Best Picture. Film ini punya keunikan secara jalan cerita karena bisa memadukan aksi, drama, dan biopik. Meski fiktif, ceritanya cukup autentik. Film mengikuti seorang pengacara yang ingin melakukan manuver karier dan untuk mewujudkannya ia memilih untuk mengambil satu proyek besar berisiko.
Proyek yang dimaksud adalah membantu seorang bos kartel melakukan prosedur operasi kelamin untuk membebaskannya dari ancaman hukuman pidana sekaligus membangun hidup barunya. Film ini mendapuk beberapa nama besar, seperti Selena Gomez dan Zoe Saldana. Emilia Perez berhasil meraih Jury Prize dan Best Actrees Award di Cannes Film Festival 2024.
3. Conclave (2024)
Conclave (dok. Focus Features/Conclave) Tayang perdana di Toronto International Film Festival 2024, Conclave sudah diwanti-wanti bakal jadi salah satu proyek sinematik terbaik yang rilis tahun ini. Ralph Fiennes memerankan seorang pemuka agama yang ditugaskan mengawasi dan menyelenggarakan proses pemilihan paus Katolik baru. Digarap Edward Berger yang sempat membuat remake film antiperang All Quiet on the Western Front (2022), Conclave pun dipuji banyak pihak untuk kejelian Berger membuat film psikodrama yang memikat.
4. Dune: Part Two (2024)
Dune: Part Two (dok. Warner Bros/Dune: Part Two) Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Disebut pula sebagai salah satu film terlaris dan eksekusinya terbaik sepanjang tahun ini, Dune: Part Two juga masuk bursa peraih nominasi Oscar 2025 untuk kategori Best Picture. Dune: Part Two masih mengikuti perjuangan Paul (Timothee Chalamet) dan Chani (Zendaya) melawan ketidakadilan di semesta mereka. Dengan desain produksi ciamik dan jalan cerita yang epik, film ini memang memikat banyak mata.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Biopik Pemenang Best Picture Oscar
5. The Room Next Door (2024)
The Room Next Door (dok. Sony Pictures Classics/The Room Next Door) Dinobatkan jadi film peraih Golden Lion Venice Film Festival 2024, The Room Next Door karya Pedro Almodovar juga punya kans besar masuk bursa Best Picture Oscar 2025. Film ini mengikuti persahabatan dua perempuan paruh baya yang cukup pelik.
Mereka sempat terpisah dan hilang kontak bertahun-tahun sampai akhirnya salah satu dari mereka menginisiasi pertemuan. Ternyata, pertemuan itu bisa jadi yang terakhir, karena penyakit menahun yang menggerogoti salah satu dari dua sekawan ini.
6. The Brutalist (2024)
The Brutalist (dok. Venice Film Festival/The Brutalist) Berdurasi 3 jam, The Brutalist juga salah satu film yang bisa masuk daftar nomine Best Picture Oscar 2025 nanti. Film ini mengikuti sepasang arsitek yang bermigrasi ke Amerika Serikat setelah Perang Dunia II.
Mereka hendak membangun hidup baru dan akhirnya dapat sebuah proyek renovasi dari seorang pebisnis kaya raya. Namun, ternyata ini bukan proyek biasa. Dengan lensa 70mm, film ini menyuguhkan pengalaman sinematik spesial.
