Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bulan September ini, industri perfilman Indonesia kembali memanjakan penonton dengan deretan film yang tak boleh dilewatkan. Selain gempuran genre horor yang selalu ada setiap bulannya, genre drama juga tidak kalah untuk menujukkan kualiatsnya. Setiap film memiliki keunikan tersendiri yang bisa menyentuh hati dan memberi pelajaran berharga.
Beragam cerita diangkat mulai dari realitas kehidupan, romansa yang menghangatkan hati, hingga drama keluarga yang menggugah emosi. Semuanya hadir untuk memberi pengalaman sinematik bagi pecinta film drama. Dengan kehadiran para aktor dan aktris ternama serta sutradara berbakat, lima film drama Indonesia ini siap membawa penonton ke dalam kisah-kisah yang mengharukan dan penuh makna. Yuk, simak daftar lengkapnya!
1. Seni Memahami Kekasih | 5 September
poster film Seni Memahami Kekasih (dok. IDN Pictures/Seni Memahami Kekasih) Seni Memahami Kekasih adalah film drama-komedi tahun 2024 yang disutradarai oleh Jeihan Angga. Sesuai judulnya, film ini mengangkat tema tentang cara mengerti dan memahami dua insan yang saling jatuh cinta. Dengan bintang utama Febby Rastanty dan Elang El Gibran, film ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 5 September 2024.
Cerita film ini berpusat pada Kalis (Febby Rastanty), seorang gadis sederhana, dan Agus (Elang El Gibran), seorang pria yang meskipun berpenampilan biasa saja tapi memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Ketika benih-benih cinta mulai tumbuh di antara keduanya, hubungan mereka nyaris berubah menjadi lebih serius. Namun, ketakutan akan masa depan, terutama terkait kondisi diri, mulai meragukan perasaan yang mereka miliki.
2. Cinta dari Timor | 5 September
poster film Cinta Dari Timor (dok. Clock Work Films/Cinta Dari Timor) Cinta Dari Timor adalah film drama sejarah romansa tahun 2024 yang disutradarai oleh Angger Yudha Setiawan. Film ini mengambil latar pada konflik Timor Timur dan Indonesia yang terjadi pada tahun 1999 lalu. Dibintangi Jourdy Pranata dan Adhisty Zara, film ini rencananya akan tayang 5 September 2024 di bioskop Indonesia.
Film ini menceritakan kisah dua sejoli, Langit (Jourdy Pranata) dan Bintang (Adhisty Zara), yang terpaksa berpisah akibat referendum Timor Timur yang memisahkan diri dari Indonesia. Ketika perpisahan itu terjadi, Langit gagal memenuhi janjinya untuk membawa Bintang bersamanya, memaksa Bintang untuk pindah ke Timor Timur. Delapan tahun kemudian, takdir mempertemukan mereka kembali dalam keadaan yang sudah berubah. Pertemuan ini memicu konflik ketika Bintang mempertanyakan alasan Langit meninggalkannya.
Baca Juga: 6 Seni Memahami Kekasih dalam Surat Al-Hujurat, Hubungan Awet!
3. Laura | 12 September
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
poster film Laura (dok. MD Pictures/Laura) Laura adalah film drama-biografi tahun 2024 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Film dibuat untuk mengenang Edelenyi Laura Anna, seorang selebgram yang telah berpulang setelah penderitaan yang ia alami selama akhir hayatnya. Amanda Rawles dipercaya untuk memerankan sosok Laura. Film ini dijadwalkan tayang pada 12 September 2024.
Film ini menceritakan perjalanan hidup Laura, seorang gadis ceria dengan banyak teman. Namun, keidupannya berubah drastis setelah ia terlibat kecelakaan mobil yang dikemudikan oleh pacarnya. Kecelakaan itu menyebabkan kelumpuhan dan mengubah hidupnya seketika. Film ini menunjukkan perjuangan Laura yang menuntut keadilan terhadap pacarnya yang selalu semena-mena padanya pascakecelakaan.
4. Home Sweet Loan | 26 September
poster film Home Sweet Loan (dok. Visinema Pictures/Home Sweet Loan) Home Sweet Loan adalah film drama tahun 2024 yang disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie. Film ini menggangkat tema tentang keluarga, persahabatan, dan perjuangan dalam meraih impian dalam hidup. Dibintangi oleh Yunita Siregar, Derby Romero, Risty Tagor, dan Fita Anggriani, film ini direncanakan akan tayang pada 26 September 2024.
Film ini berfokus pada Kaluna (Yunita Siregar), seorang pekerja kelas menengah yang masih tinggal bersama orang tua dan kakak-kakaknya yang sudah menikah. Kaluna berjuang keras untuk menabung dan hidup sederhana demi mewujudkan impiannya memiliki rumah sendiri. Namun, realitas hidup sebagai generasi sandwich yang harus ikut menanggung beban keluarga, ditambah penghasilan yang pas-pasan, membuat impiannya semakin sulit dicapai. Kondisi tersebut membuat Kaluna merasa tak nyaman setiap kali pulang ke rumah, seolah rumah yang dihuninya bukanlah tempat yang membuatnya merasa tenang.
