TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Momen Terbaik di Anime Vanitas no Carte Season 1

Dunia vampir yang penuh daya pikat!

Noé Archiviste dan Vanitas (instagram.com/vanitasnocarte.anime)

Anime The Case Study of Vanitas atau yang dikenal pula sebagai Vanitas no Carte kini sedang menjejaki musim keduanya. Garapan apik dari studio BONES ini sudah mencuri perhatian sejak musim pertamanya diluncurkan pada pertengahan tahun lalu. Perjalanan Noé dan Vanitas di Paris terus berlangsung seru sejak saat itu. Banyak momen menarik yang membuntuti kisah mereka kala berurusan dengan para vampir. Momen-momen di bawah ini akan membuatmu setuju bahwa adaptasi dari karangan Jun Mochizuki ini memang layak dipuji sebagai salah satu anime vampir terbaik!

1. Pertemuan sekaligus pertarungan pertama Noé dengan Vanitas

pertarungan Noé dengan Vanitas (dok. bilibili/The Case Study of Vanitas)

Noé dan Vanitas bertemu untuk pertama kalinya di dalam La Baleine, sebuah zeppelin megah yang mengudara di atas Paris. Noé menolak untuk menyerahkan Amelia pada Vanitas sehingga membuatnya mau tidak mau harus terlibat perkelahian dengannya. Sambil tetap merengkuh Amelia yang kesakitan, Noé terus berusaha menghindari serangan Vanitas. Momen ketika Noé melempar badan Amelia ke atas dan ekspresi tidak percaya Vanitas benar-benar menarik untuk ditonton!

2. Kemunculan pertama kitab Vanitas di hadapan Noé 

kemunculan kitab Vanitas (dok. bilibili/The Case Study of Vanitas)

Wujud kitab Vanitas telah diperlihatkan secara jelas di pertengahan episode pertama. Vanitas menggunakan kitab tersebut untuk menyembuhkan Amelia Ruth dari penyakit yang merampas 'nama asli'-nya sebagai vampir. Noé benar-benar terkesan karena untuk pertama kalinya ia bisa melihat wujud kitab Vanitas, kitab legendaris karangan Vampir Bulan Biru.

Baca Juga: 9 Fakta Makoto Shinkai, Sutradara di Balik Anime-Anime Terkenal

Karakter Jeanne mulai muncul di episode kedua. Ia bersama Luca, keponakan dari August Ruthven, mengincar kitab legendaris yang dibawa Vanitas. Vanitas yang enggan menyerahkan kitab itu akhirnya diserang membabi buta oleh Carpe Diem milik Jeanne. Carpe Diem sendiri adalah senjata bermodel gauntlet, berwarna crimson (merah tua), dan berdaya ledak kuat.

3. Serangan Carpe Diem milik Jeanne

Jeanne dan Carpe Diem-nya (dok. bilibili/The Case Study of Vanitas)

4. Ciuman Pertama Vanitas dan Jeanne

Vanitas dan Jeanne berciuman. (dok. bilibili/The Case Study of Vanitas)

Vanitas memang karakter yang nyentrik, sembrono, dan flamboyan. Alih-alih menyerah setelah diserang secara brutal oleh gauntlet merahnya Jeanne, ia berulah dengan mencium Jeanne tanpa izin. Jeanne sendiri kala itu sedang tidak berdaya setelah diserang oleh Thomas Berneux yang muncul tiba-tiba dari tembok di belakang Jeanne. Hal itu menginterupsi pertarungannya dengan Vanitas dan kesempatan itu pun dimanfaatkan Vanitas untuk membalikkan keadaan.

5. Serangan es Veronica de Sade

Veronica de Sade (dok. bilibili/The Case Study of Vanitas)

Veronica de Sade adalah seorang vampir berkepribadian misandria sekaligus kakak perempuan dari Dominique. Ia menampakkan dirinya di tengah ballroom pesta topeng, lantas tanpa ragu menyerang Vanitas dan Noé. Ia lebih menyasarkan serangannya kepada Vanitas sebab didasari kebenciannya terhadap klan Vampir Bulan Biru. 

6. Battle Noé versus Roland

Noé versus Roland (dok. bilibili/The Case Study of Vanitas)

Ketika Vanitas dan Noé masuk ke dalam Katakomba Paris untuk menyelidiki kasus penculikan vampir, mereka tertangkap basah oleh Roland Fortis. Roland adalah seorang chasseur dari kelompok anti-vampir gereja yang digambarkan sebagai pemuda beriris hijau dengan rambut fluffy kuning lemon. Kebenciannya terhadap kaum vampir mendorong instingnya untuk menyerang Noé dan menyelamatkan Vanitas yang dikiranya telah sesat akibat pengaruh vampir. 

7. Pertarungan melawan Prédateur

pertarungan melawan Prédateur (dok. bilibili/The Case Study of Vanitas)

Episode 10 menjadi episode paling menyebalkan sepanjang serial Vanitas musim pertama ini. Pasalnya, kita diperlihatkan pada sosok peneliti gila dan amoral, yaitu Moreau. Ia menghalalkan segala cara demi memenuhi obsesinya terhadap penelitian vampir. Noé yang geram melihat Moreau terus menyudutkan Vanitas, akhirnya tanpa pikir panjang membekuk Moreau. Roland dan kawan-kawannya pun menggenapi langkah Noé dan ikut menyerang Moreau. Saat itulah, Monsieur Spider muncul untuk membantu Moreau kabur. Ia memanfaatkan Prédateur untuk memblokade pengejaran Vanitas dan kawan-kawan.

Baca Juga: 5 Anime Gelap dengan Protagonis Utama Anak Kecil, Bergidik!

Writer

Del Fujia

(╥﹏╥)ᕤ

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya