TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

#COD Widhi Susila Utama A.C.I Spill Tantangan Jadi Casting Director

Awalnya jurnalis entertainment, sekarang casting director

Widhi Susila Utama (dok. Pribadi/Widhi Susila Utama)

Surabaya, IDN Times -  Ketika sebuah film menuai sorotan atau prestasi, biasanya sosok di belakang layar, seperti sutradara, produser, hingga penulis naskah ikut diperbincangkan. Akan tetapi, divisi dan profesi di sebuah film sebenarnya beragam.

Casting director menjadi salah satu jobdesk yang sangat penting di sebuah film. Divisi ini bertanggung jawab terhadap pemilihan karakter utama, pendukung, hingga extras di sebuah film.

Widhi Susila Utama A.C.I, casting director dari film-film populer, seperti Ticket to Paradise (2022), Ipar adalah Maut (2024), The Architecture of Love (2024), hingga Laura (2024) menjawab rasa penasaran IDN Times tentang profesi ini. Widhi juga berkata jika para casting director yang kredibel tergabung dalam ACI (Asosiasi Casting Indonesia).

“Memang ada program pemerintah, yaitu BPI (Badan Perfilman Indonesia) mengesahkan beberapa asosiasi perfilman, salah satunya Asosiasi Casting Indonesia. Secara hukum dan secara negara itu berada di bawah BPI (Badan Perfilman Indonesia),” jelas casting director yang pernah mempelajari ilmu hukum ini.

Widhi pun berbagi cerita jika cara kerja casting director di Indonesia dan luar negeri ternyata berbeda. Selain itu, sebagai bagian dari ACI, Widhi concern terhadap kasus penipuan dan pelecehan seksual saat casting yang marak terjadi di Indonesia. Simak ulasan lebih dalam soal profesi casting director dari kacamata Widhi Susila Utama A.C.I di bawah ini!

1. Berawal dari jurnalis entertainment, Widhi Susila Utama menemukan passion-nya sebagai casting director

Widhi Susila Utama (dok. Pribadi/Widhi Susila Utama)

Widhi Susila Utama pada awalnya berprofesi sebagai jurnalis entertainment. Ia juga pernah bekerja sebagai kreatif di salah satu stasiun televisi. Sempat berkuliah di jurusan hukum, Widhi melanjutkan pendidikannya di sekolah jurnalis.

“Setelah lulus kuliah hukum, gak terlalu suka dengan pekerjaan yang bisa aku dapat. Jadi akhirnya aku coba masuk ke sekolah jurnalis,” jelas Widhi Susila Utama.

Ia menambahkan, “Setelah jadi jurnalis, aku masuk ke stasiun televisi jadi kreatif. Nah di kreatif itu aku mulai belajar dikit-dikit tentang casting, tapi waktu itu casting-nya untuk host.”

Setelah itu, Widhi Susila Utama ditawari salah satu sutradara Indonesia untuk terlibat di film. Berawal dari publisist, ia banting setir menjadi casting director.

“Kemudian ada sutradara yang ngajakin aku join di film. Ya sudah aku belajarlah masuk sebagai publisis dulu awalnya. Setelah dari publisis, baru mulai masuk ke dunia casting,” ungkapnya.

Widhi melanjutkan, “(Karena sutradaranya) merasa bahwa aku kan punya knowledge tentang dunia keartisan. Dan dia pengen ilmu yang aku dapat di televisi bisa dialokasikan di dunia film.”

2. Pekerjaan casting director di berbagai karya hampir sama, hanya saja kriteria talent yang dicari berbeda

Widhi Susila Utama (dok. Pribadi/Widhi Susila Utama)

Casting director tidak hanya dibutuhkan di ranah film saja, tapi juga sinetron, acara ragam, hingga panggung teater. Ternyata cara bekerja para casting director di bidang-bidang tersebut tidak terlalu berbeda.

“Sebenarnya sih kurang lebih sama, tapi mungkin ada perbedaan (sesuai bidang seninya),” ucap Widhi.

Perbedaannya bukan dari cara memilih pemain, tapi talent seperti apa yang cocok untuk bidang seni tertentu. Setiap bidang seni memiliki kriteria cara berakting yang berbeda, karena media penyampaiannya juga beragam.

Casting director di teater pasti akan mencocokkan dengan cerita dan scope-nya. Bahwa kalau di panggung berarti memang dia harus lebih besar suaranya dan bisa menguasai panggung,” jabarnya.

Di sisi lain, film memiliki layar yang lebih lebar, maka para pemain diharapkan berakting lebih natural. Berbeda dengan sinetron yang memiliki layar lebih kecil, maka tak mengherankan akting para artis terkesan berlebihan.

“Kalau di film kan dia harus bisa menguasai ruangan, men-deliver dengan soft, dengan senatural mungkin,” ujar pemilik akun @wickedwidhi ini.

Ia melanjutkan, “Kan ada yang suka bilang (artis sinetron) aktingnya itu terlalu (berlebihan). Padahal sebetulnya bukan akting sinetron, tapi mereka diharuskan seperti itu. Mereka aktingnya harus lebih besar karena frame mereka lebih kecil.”

Baca Juga: 20 Film Terbaik Sepanjang Masa, Wajib Ditonton Sekali Seumur Hidup

3. Cara kerja casting director di Indonesia dan luar negeri berbeda, lho

Widhi Susila Utama (dok. Pribadi/Widhi Susila Utama)

Ternyata cara kerja casting director di Indonesia dan luar negeri sedikit berbeda, lho. Kalau di luar negeri, casting director sudah tidak ikut andil di masa produksi.

"Kalau di luar negeri sepengetahuan aku adalah hampir mirip, tapi memang di sana itu mereka sudah tidak punya yang disebut talent coordinator," jelas Widhi Susila Utama.

Di Indonesia, talent coordinator ini bertugas mengurus jadwal pemain hingga permintaan khusus mereka alias ridersTalent coordinator ini adalah sub divisi di bawah casting director.

"Kalau di luar negeri memang tugas talent coordinator itu dilakukan oleh production assistant. Jadi casting director memang benar-benar hanya mencari pemain saja," lanjutnya.

Ketika Widhi berpartisipasi di sebuah film Belanda, para aktor yang terlibat sempat bingung melihat dirinya berada di lokasi syuting. Berbeda dengan Indonesia, kebiasaan itu masih sering dilakukan karena rasa kekeluargaan yang kuat.

"Kadang mereka (bertanya), kenapa kamu di sini? Aku tidak pernah melihat casting director di lokasi syuting. Kami biasanya bertemu casting director dua kali, saat casting dan ketika bertemu sutradara," tutur Widhi sambil mengingat pengalamannya.

Ia menambahkan, "Kalau di kita masih ke lokasi gitu, bahkan beberapa casting director di Indonesia pun juga mereka datang ke lokasi hanya untuk sekedar say hi ke pemain, say hi ke kru."

4. Casting director bekerja sama erat dengan produser dan sutradara

Widhi Susila Utama (dok. Pribadi/Widhi Susila Utama)

Widhi Susila Utama menjelaskan jika casting director bekerja dengan sangat erat dengan produser dan sutradara. Terlebih lagi ketika menentukan aktor atau aktris yang akan memerankan sebuah film.

Casting director sebetulnya kalau yang kaitannya erat banget memang hanya dengan produser dan sutradara. Selain mereka berdua, dengan pemain juga,” tutur Widhi.

Tapi menurut Widhi, sebagai casting director, ia juga harus memfasilitasi para pemain dengan divisi lain, seperti make up, wardrobe, dan DOP (Direct of Photography). Agar mereka bisa menampilkan kesempurnaan di depan layar.

“Karena setiap manusia itu pasti punya kelebihan dan kekurangan. Bahwa ada certain people, certain actor yang bagusnya angle seperti ini. Itu kan juga berpengaruh. Bahwa ada yang harus ditutupi oleh make up, ada yang harus ditutupi oleh wardrobe,” jawab Widhi.

Ia menambahkan, “Kesempurnaan itu diciptakan. Maksud aku karena ya ini namanya ciptaan Tuhan, (yaitu) manusia, tidak ada yang sempurna. Kita semua pasti ada celahnya.”

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya