4 Fakta Pembukaan Olimpiade Paris 2024 yang Tuai Kontroversi
Pemuka agama hingga tokoh politik mengkritik keras
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada Jumat (26/07/2024), Olimpiade Musim Panas 2024 dibuka dan sedang berlangsung di Paris, Prancis. Banyak atlet profesional dari seluruh dunia ikut dalam kompetisi olahraga ini demi mendapatkan pengakuan berskala dunia. Olimpiade sendiri merupakan tradisi olahraga tertua di dunia yang pertama kali diadakan di Yunani kuno lebih dari 2.700 tahun yang lalu.
Di samping itu, ada upacara pembukaan yang tak kalah menariknya dari olimpiade ini. Acara pembukaannya diisi dengan pertunjukan musik yang fantastis. Namun, ada satu penampilan dari upacara pembukaan itu yang mengundang kemarahan dari para pemuka agama Kristen. Pasalnya, pertunjukan yang disajikan dalam pembukaan Olimpiade Paris 2024 ini tidak ada hubungannya dengan sportivitas, kerja sama internasional, dan seni. Nah, seperti apa, nih, penjelasan lengkap tentang pembukaan Olimpiade Paris 2024 ini?
Baca Juga: 7 Potret Azriel dan Sarah Menzel di Paris, Nonton Olimpiade 2024
1. Ada pertunjukan dalam pembukaan Olimpiade Paris 2024 yang menyinggung agama
Bagi orang awam, pembukaan Olimpiade Paris 2024 terlihat penuh warna, kitsch, dan mungkin agak berlebihan. Nah, bagi kamu yang mungkin akrab dengan estetika artistik Prancis, pasti tahu kalau Prancis terkenal dengan kabaret, impresionisme, surealisme, dan sastra Dekaden-nya. Pembukaan Olimpiade Paris 2024 menggabungkan seni-seni tersebut. Namun, ada semacam hinaan terhadap agama Kristen.
Pasalnya, menjelang akhir pertunjukan, pembukaan yang berlangsung selama empat jam ini menampilkan sekelompok waria yang menari di sepanjang meja dan ditengahnya ada seorang ratu yang mengenakan hiasan kepala. Diduga, ratu ini melambangkan Yesus. Selain itu, ada laki-laki dengan tubuh yang di cat warna biru, menyanyi di atas meja tersebut. Laki-laki bertubuh biru ini mewakili dewa Romawi Bacchus (Dewa Anggur Romawi) atau disebut juga Dewa Dionysus dalam nama Yunani. Nah, laki-laki bertubuh biru ini menjadi pusat perhatian dari sajian makanan di atas meja.
Banyak yang menafsirkan bahwa adegan terakhir dari pertunjukan Bacchus itu merupakan ejekan terhadap lukisan legendaris Leonardo Da Vinci tahun 1498 "The Last Supper". Namun, seperti yang dilaporkan Art News, pertunjukan tersebut justru mirip dengan lukisan pelukis Belanda bernama Jan van Bijlert tahun 1635, yang berjudul, "Festival of the Gods". Lukisan ini pun dipajang di museum Prancis.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.