TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Cara Menunda Menstruasi yang Aman, Benarkah Manjur?

Bisa dicoba saat hendak pergi jauh atau ibadah

ilustrasi menstruasi (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Setiap bulannya, perempuan akan mendapatkan siklus yang menyebabkan terjadinya menstruasi. Namun, terkadang ada kondisi yang membuat perempuan ingin serta harus menunda datang bulan. Misalnya urusan ibadah atau hendak melakukan perjalanan.

Nah, ada beberapa pilihan cara menunda menstruasi yang bisa dilakukukan. Rekomendasi utama tentu saja menggunakan obat-obatan dengan resep dokter.Selain itu, ada pula alternatif dengan mengonsumsi herbal. Ketahui lebih lengkapnya dalam artikel ini, ya!

Cara menunda menstruasi yang aman bagi tubuh

Menstruasi merupakan peristiwa luruhnya dinding rahim yang tidak dibuahi. Pada kondisi normal, kamu bisa memperkirakan kapan datang bulan berlangsung melalui perhitungan tanggal.

Namun, ada kalanya prediksi menstruasi bertepatan dengan momen tertentu yang mengharuskanmu tidak dalam kondisi haid. Terlebih jika kamu termasuk seseorang yang  mengalami gejala berat saat menstruasi, misalnya kram perut hebat, pusing, atau hal lain yang mengganggu aktivitas.  

Untungnya, medis telah menemukan beberapa cara menunda menstruasi yang aman. Perawatan ini menggunakan obat-obatan maupun alat tertentu. Apa saja?

1. Pil Norethindrone

ilustrasi obat (unsplash.com/Towfiqu Barbhuiya)

Apabila tidak menggunakan pil kontrasepsi, norethindrone bisa jadi pilihan. Obat ini merupakan progesteron yang hanya boleh dikonsumsi sesuai resep dokter. 

Sebuah penelitian di Amerika pada 2019 yang melibatkan 50 perempuan menemukan bahwa norethindrone mampu menunda menstruasi tanpa ada efek samping serius. Selain itu, periode menstruasi akan kembali normal dan tidak mengganggu fertilitas begitu kamu menghentikan pengobatan, melansir Flo Health.

Dilansir National Health Service Inggris, norethindrone umumnya diresepkan 3 tablet per hari dan diminum tiga sampai empat hari sebelum waktu menstruasi datang. 

Perlu dicatat, obat ini bukan termasuk kontrasepsi. Kamu masih harus menggunakan pelindung lain, seperti kondom, untuk menghindari kemungkinan terjadinya pembuahan.

Meski tidak selalu, konsumsi norethindrone juga dapat memicu efek samping, seperti mual, sakit kepala, perubahan suasana hati, perubahan gairah seks, serta payudara lembut.

Layaknya obat lain, efektivitas norethindrone dapat berbeda pada masing-masing individu. Oleh karena itu, berkonsultasi dengan dokter akan membantumu mengetahui kondisi tubuh dan penggunaan norethindrone yang sesuai.

2. Pil kontrasepsi kombinasi

ilustrasi pil kontrasepsi (unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Jika mengonsumsi pil kontrasepsi, maka kamu bisa meminum pil tersebut sebagai cara menunda menstruasi. Namun, sebelumnya, ketahui terlebih dahulu jenis kontrasepsi yang digunakan. Pasalnya, cara tersebut tidak berlaku jika kamu mengonsumsi pil pencegah kehamilan yang hanya mengandung progestogen.

Dilansir Medical News Today, NHS memberikan panduan mengonsumsi kontrasepsi untuk menunda haid sesuai jenis pil yang dipakai. Berikut di antaranya:

  • Pil 21 monofasik: Pada siklus normal, pil monofasik diminum selama 21 hari dan 7 hari tanpa mengonsumsinya. Jika kamu ingin menunda menstruasi, terus minum pil pada hari ke 22 tanpa melewatkan masa istirahat minum obat
  • Pil sehari-hari (bulanan): Biasanya, 21 pil pertama merupakan pil aktif, sedangkan 7 hari berikutnya adalah pil tidak aktif. Untuk menunda menstruasi, cukup ganti pil tidak aktif dengan pil aktif hingga lewat satu periode datang bulan.

Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi pada dokter, ya! Termasuk jika kamu ingin menunda menstruasi dengan kontrasepsi jenis apapun. Selain itu, ada efek samping yang mungkin timbul akibat menunda menstruasi menggunakan pil kontrasepsi. Efek samping yang umum terjadi seperti mual, muntah, diare, dan pendarahaan vagina tidak terduga.

Baca Juga: Menstruasi Retrograde: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Pengobatan

3. Patch kontrasepsi

ilustrasi patch kontrasepsi (Unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Patch kontrasepsi juga bisa digunakan sebagai cara menunda menstruasi. Benda ini bekerja dengan melepaskan hormon melalui permukaan kulit. 

Dalam kondisi normal, patch kontrasepsi ditempelkan ke kulit sekali dalam seminggu. Proses ini berlangsung setiap 3 minggu. Pada minggu ke-4, patch tidak ditempelkan karena saat itulah menstruasi berlangsung.

Nah, kalau kamu ingin menunda menstruasi, cukup tempelkan patch di minggu ke-4 sebelum periode datang bulan berlangsung. Penggunaan patch kontrasepsi diklaim aman untuk jangka panjang. Namun, kamu tetap perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan hasil terbaik dan menjaga kondisi tubuh.

4. Cincin vagina

ilustrasi ring vagina (Unsplash.com/Reproductive Health Supplies Coalition)

Sesuai namanya, kontrasepsi berbentuk cincin fleksibel ini dimasukkan melalui vagina. Ia disematkan selama 3 minggu dan dilepas 1 minggu untuk mendapatkan datang bulan. Sebagai informasi, pilihan kontrasepsi cincin vagina hingga saat ini belum tersedia di Indonesia. 

Dilansir Planned Parenthood, jika kamu menggunakan kontrasepsi berbentuk ring, maka cukup ganti ring setiap tiga sampai lima minggu. Hal ini berguna jika kamu ingin melewatkan satu periode menstruasi.

Bercak darah mungkin muncul sebagai efek samping dari penggunaan kontrasepsi ring. Hal ini tidak berarti serius, tetapi tetap konsultasikan pada dokter untuk penggunaan jangka panjang, ya!

Baca Juga: Pertimbangan Memilih Pil Kontrasepsi: Mana yang Lebih Baik?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya