TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Penyebab Bibir Vagina Membesar, Bisakah Diperbaiki?

Bibir vagina juga dikenal sebagai labia

ilustrasi bibir vagina (pexels.com/Dainis Graveris)

Intinya Sih...

  • Orang yang gemar bersepeda atau berkompetisi mungkin mengalami trauma berulang di area tersebut yang menyebabkan berkembangnya lapisan lemak pelindung di labia mayora, menyebabkan pembesaran labia.
  • Perubahan hormon juga dapat menyebabkan pembengkakan pada labia.
  • Pembengkakan pada bibir vagina juga bisa disebabkan oleh kehamilan, perubahan hormon, infeksi ragi, dan menopause.

Bagian luar alat kelamin perempuan disebut vulva. Ini terdiri dari dua set bibir yang melindungi organ dalam sistem reproduksi. Bibir luar disebut labia mayora, sedangkan labia minora terdapat di sisi dalam vulva. ‌

Labia atau bibir vagina bersifat unik bagi setiap perempuan. Banyak orang dilahirkan dengan labia yang besar dan asimetris. Tidak ada standar mengenai seperti ada bentuk bibir vagina yang normal.

Terkadang, labia bisa mengalami pembesaran. Pembesaran labia adalah hal yang normal dan biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun, tidak ada salahnya kamu mengetahui apa saja faktor penyebab bibir vagina membesar.

1. Trikomoniasis

ilustrasi parasit penyebab trikomoniasis (buckheadprimarycare.com)

Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang sangat umum yang disebabkan oleh infeksi trichomonas vaginalis (parasit protozoa).

Penyakit ini disebabkan oleh parasit dan pada 70 persen orang tidak menimbulkan gejala. Gejala yang timbul antara lain pembengkakan, gatal, dan rasa terbakar di daerah vagina, nyeri saat buang air kecil, dan aroma vagina yang sangat amis.

2. Bersepeda aktif

ilustrasi bersepeda (pexels.com/Noelle Otto)

Orang yang gemar bersepeda atau berkompetisi mungkin mengalami trauma berulang di area tersebut yang menyebabkan berkembangnya lapisan lemak pelindung di labia mayora. Dengan kata lain, aktif bersepeda menyebabkan pembesaran labia.

Tekanan berulang dari pelana juga dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat pada labia. Terlebih, pada perempuan yang sebelumnya sudah memiliki labia yang asimetris atau besar, maka bersepeda dapat memicu masalah kulit.

Baca Juga: 7 Penyebab Vagina Terasa Sangat Kencang, Jangan Diabaikan

3. Fluktuasi berat badan

ilustrasi menimbang berat badan (pexels.com/Andreas Ayrton)

Penambahan berat badan yang signifikan bisa membuat berbagai bagian tubuh membesar, bahkan tak jarang labia pun ikut terpengaruh.

Alasannya, menurut studi tahun 2015, lemak tubuh berlebih menyebabkan kulit meregang dan dapat menyebabkan kerusakan pada serat kolagen dan elastin pada kulit. Sayangnya, saat berat badan turun, jaringan tidak dapat menyusut kembali.

4. Seks tanpa pelumasan yang cukup

ilustrasi aktivitas seksual (unsplash.com/Womanizer Toys)

Saat perempuan terangsang, vulva dan vagina juga turut beraksi. Peningkatan aliran darah menyebabkan vulva dan vagina membengkak sebagai bagian dari siklus respons seksual. Namun, idealnya ukuran labia akan kembali normal segera setelah seks berakhir. Jika kamu merasa labia tetap bengkak dalam waktu lama, mungkin penyebabnya adalah hubungan seks yang kasar atau kurangnya pelumasan.

Kurangnya pelumasan sebelum dan selama aktivitas seks mungkin menjadi pemicu pembesaran bibir vagina. Alasannya, seks melibatkan banyak gesekan, yang dapat menyebabkan trauma pada labia dan seluruh area vagina. Dan, pelumasan dapat meminimalkan gesekan dan trauma.

5. Kehamilan

ilustrasi perempuan hamil (unsplash.com/Ömürden Cengiz)

Pembengkakan vagina umum terjadi selama kehamilan, sebagian karena meningkatnya aliran darah ke rahim untuk mendukung pertumbuhan janin.

Saat janin tumbuh, peningkatan tekanan di dalam rahim dapat menghambat aliran darah (melalui pembuluh darah) dan getah bening (melalui pembuluh limfatik), yang memicu peradangan dan pembengkakan vagina.

Obat antiinflamasi nonsteroid yang dijual bebas dapat digunakan untuk meredakan peradangan dan nyeri sesekali. Tanyakan ini kepada dokter. Kompres dingin juga dapat membantu.

6. Fluktuasi hormon

ilustrasi masalah vagina (freepik.com/freepik)

Perubahan hormon dapat menyebabkan pembengkakan pada labia. Misalnya, selama kehamilan, terjadi lonjakan estrogen dan progesteron, yang menyebabkan peningkatan aliran darah ke vulva dan area vagina. Ini bisa mengakibatkan pembengkakan pada labia bersamaan dengan penggelapan kulit di area genital.

Menopause dan perimenopause juga merupakan periode ketika perubahan hormon dapat menyebabkan pembengkakan di area vulva. Penurunan estrogen selama masa ini dapat menyebabkan kekeringan pada vagina dan vulva, yang dapat menyebabkan iritasi seperti gatal dan pembengkakan.

Verified Writer

Eka Ami

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya