TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Suhu Dingin Bikin Ingin Berhubungan Seks? Ini Faktanya!

Sering terjadi saat musim hujan...

ilustrasi berhubungan seks (IDN Times/Arief Rahmat)

"Musim hujan, kalau gak gemuk, ya hamil."

Pernah dengar ada yang bilang begitu? Ternyata, pandangan tersebut bukan hal yang aneh. Pada dasarnya, para ilmuwan pun mengiyakan bahwa suhu dingin memiliki korelasi erat dengan aktivitas seksual yang tinggi.

Karena di Indonesia tidak ada musim salju, maka musim hujan yang sendu dan dingin yang menjadi sasarannya. Kok, bisa?

1. Seks menghasilkan kehangatan

ilustrasi melakukan hubungan seks (unsplash.com/Womanizer Toys)

Oke, yang pertama, seks memang menghangatkan tubuh. Bayangkan, sedang dingin-dingin, enaknya memang berpelukan manja dengan pasangan.

Profesor psikologi di St. Francis College, Amerika Serikat (AS), Marisa Cohen, Ph.D., menuliskan dalam bukunya, From First Kiss to Forever: A Scientific Approach to Love, bahwa adalah hal manusiawi untuk mencari kehangatan saat musim dingin. Nah, kehangatan tersebut dapat diraih lewat aktivitas seksual.

"Ketika sedang kedinginan, manusia menginginkan kehangatan dan kedekatan, dan hal tersebut bisa mengarah pada keinginan untuk bermesraan dengan yang tersayang dan berhubungan seks," ujar Cohen.

Saat dingin, manusia cenderung mencari kehangatan. Jika pasangan tidak memberikannya, otomatis mereka merasa "dingin" (akan dijelaskan pada beberapa poin selanjutnya). Ia juga mengatakan bahwa waktu bersama dengan orang lain, terutama yang tersayang, maka ada "kehangatan" tersendiri.

"Secara psikologis, kebersamaan dan rasa memiliki memberimu kehangatan," sebut Cohen.

2. Pasangan jadi terlihat lebih menarik

ilustrasi pasangan (pinimg.com)

Menurut penelitian tahun 2008 di University of Wroclaw, Polandia, berjudul "Men's Attraction to Women's Bodies Changes Seasonally" dalam jurnal Perception tahun 2008, laki-laki terbukti melihat lekuk tubuh pasangan perempuan mereka lebih menarik saat musim dingin dibanding musim panas.

"Lho, padahal kan biasa musim dingin pakai pakaian tebal. Di mana sisi erotisnya?"

Pertanyaan bagus. Penelitian tersebut mencatat bahwa justru karena terlalu sering memakai pakaian tebal, laki-laki langsung "senang" saat melihat pasangannya tiba-tiba menunjukkan sedikit keseksiannya.

Hal tersebut berbeda jika dibandingkan saat musim panas, di mana baik perempuan atau laki-laki memakai pakaian yang lebih terbuka karena faktor cuaca yang panas.

Baca Juga: 4 Faktor Penyebab Nyeri pada Vagina Setelah Berhubungan Seks

3. Nafsu berahimu sedang naik-naiknya

ilustrasi seks (pixabay.com/niekverlaan)

Akuilah, memang suhu dingin, kamu sedikit merasa lebih terangsang daripada musim-musim lainnya. Tidak perlu malu. Kenapa? Karena hal ini ilmiah dan manusiawi.

Ternyata, hal tersebut disebabkan oleh naiknya testosteron dalam tubuh. Testosteron adalah hormon yang diproduksi oleh buah zakar pada laki-laki dan indung telur pada perempuan, yang berperan untuk membuat nafsu berahi bergolak.

Profesor psikologi di Georgia State University, AS, James M. Dabbs, mengatakan pada penelitiannya yang berjudul "Age and Seasonal Variation in Serum Testosterone Concentration Among Men" dalam jurnal Chronobiology International tahun 1990, bahwa kadar hormon testosteron pada laki-laki sedang naik-naiknya pada bulan Desember yang dingin.

Makin tinggi kadar hormon tersebut, makin tinggi libidomu. Pertanyaannya, mengapa kadar hormon testosteron bisa tinggi saat musim dingin?

Mendukung pernyataan Dabbs, para peneliti di University of California, AS, memaparkan lewat penelitian berjudul "Could seasonal variation in testosterone levels in men be related to sleep?" dalam jurnal The Aging Male tahun 2004, bahwa naiknya kadar testosteron pada musim dingin berkaitan dengan peralihan musim dan berubahnya pola tidur.

4. Lebih haus perhatian dan rentan depresi

ilustrasi pasangan pada musim dingin (pexels.com/Gustavo Fring)

Sedihnya, saat musim dingin, keadaan psikologis manusia menjadi rentan terhadap depresi dan kesedihan. Lagi-lagi, hal tersebut bersifat ilmiah. Saat musim panas, tubuh lebih giat memproduksi hormon serotonin, hormon neurotransmiter yang berhubungan dengan tingkat kesenangan. Beda halnya saat musim dingin, di mana hari terasa berjalan lebih cepat.

Para peneliti dari Baker Heart Research Institute, Australia, memaparkan dalam penelitiannya yang berjudul "Effect of sunlight and season on serotonin turnover in the brain" dalam jurnal The Lancet tahun 2002, bahwa tubuh manusia memproduksi lebih sedikit hormon serotonin dalam keadaan cahaya matahari yang minim. Psikolog dan pemilik blog Sex and Psychology asal AS, Justin Lehmiller, mengiyakan hal tersebut.

"Otak manusia cenderung memproduksi lebih sedikit serotonin karena berkurangnya paparan sinar matahari. Hal ini diperkirakan berkontribusi besar pada perasaan kesepian dan depresi di musim dingin," papar Lehmiller.

Untuk mencegah depresi dan perasaan kesepian, individu merasa terdorong untuk lebih mesra dengan pasangannya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya