TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penanggulangan Demam Berdarah di Indonesia Bisa Jadi Contoh Dunia

Pelepasan nyamuk ber-Wolbachia telah menjadi inovasi penting

Nyamuk Aedes aegypti. (commons.wikimedia.org/CDC/James Gathany)

Intinya Sih...

  • Menurut Derek Wallace, President Global Vaccine Business Unit Takeda, Indonesia menunjukkan komitmen luar biasa dalam mengatasi penyakit yang menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat ini.
  • Indonesia juga dianggap telah memperkuat kolaborasi lintas sektor dan mengintegrasikan pendekatan inovatif, termasuk vaksinasi, ke dalam strategi nasional.

Sebagai salah satu negara yang paling terdampak oleh demam berdarah atau demam dengue, sistem kesehatan Indonesia menghadapi beban cukup berat. Walaupun begitu, Indonesia tetap menunjukkan kepemimpinan kuat dalam memerangi demam berdarah melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (SNPD) 2021–2025.

Program ini memprioritaskan upaya pencegahan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, untuk mencapai tujuan nol kematian akibat demam berdarah pada tahun 2030.

Takeda Global mengakui dan mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam upaya-upaya pencegahan dan penanganan demam berdarah yang berjalan hingga saat ini. 

1. Indonesia bisa menjadi contoh dunia

Ilustrasi kerja sama di tempat kerja (freepik.com/freepik)

Menurut Derek Wallace, President Global Vaccine Business Unit Takeda, Indonesia menunjukkan komitmen luar biasa dalam mengatasi penyakit yang menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat ini.

Dalam kunjungannya ke Indonesia pada Kamis (19/9/2024), ia menyoroti betapa pentingnya sinergi antara berbagai pemangku kepentingan dalam memerangi demam berdarah.

"Dilihat dari sudut pandang global, Indonesia menjadi contoh bagi dunia dalam pencegahan demam berdarah, di mana para pemangku kepentingan dari berbagai sektor bersinergi secara efektif untuk melawan penyakit yang mengancam jiwa ini," ujar Derek.

Pemerintah Indonesia, lanjut Derek, memainkan peran kunci dalam memimpin inisiatif pengendalian vektor. Indonesia juga dianggap telah memperkuat kolaborasi lintas sektor dan mengintegrasikan pendekatan inovatif, termasuk vaksinasi, ke dalam strategi nasional.

2. Program yang telah dilakukan Indonesia

ilustrasi vaksinasi (pexels.com/CDC)

Salah satu upaya utama adalah program pemberantasan sarang nyamuk dengan pendekatan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang), dan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J).

Selain itu, intervensi teknologi seperti pelepasan nyamuk ber-Wolbachia telah menjadi inovasi penting dalam mengurangi populasi nyamuk pembawa virus.

Pemerintah juga memperkuat kerja sama lintas sektor. Ini termasuk dengan menyelenggarakan International Arbovirus Summit 2024 untuk berbagi strategi global dalam mengatasi demam berdarah.

Di tingkat daerah, komitmen ini terlihat melalui program percontohan vaksinasi demam berdarah. Di Provinsi Kalimantan Timur, misalnya, Dinas Kesehatan memvaksinasi 9.800 anak-anak usia sekolah dasar di Balikpapan, yang kemudian diperluas ke Samarinda.

Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, yang memiliki angka kasus demam berdarah tertinggi kedua di provinsi tersebut, meluncurkan program serupa dengan sasaran 1.120 siswa sekolah dasar.

Baca Juga: Akibat Global Warming, Siklus Kasus DBD Makin Sulit Diprediksi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya