TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Overtreatment Jadi Masalah Kesehatan yang Mengkhawatirkan

Bayi dan balita jadi kelompok rentan overtreatment

ilustrasi layanan kesehatan (unsplash.com/Markus Frieauff)

Intinya Sih...

  • Overtreatment merujuk pada pemberian diagnosis, tes, atau perawatan medis yang tidak perlu atau berlebihan. 
  • Bayi dan balita menjadi kelompok yang rentan mengalami overtreatment
  • Studi pola peresepan yang dilakukan oleh YOP sejak tahun 2003 sampai 2023 menunjukkan belum adanya perubahan yang berarti. Ini secara khusus dalam hal overmedication dan overtreatment untuk penyakit akibat infeksi yang kerap menyerang bayi dan balita.

Dalam beberapa tahun terakhir, istilah "overtreatment" atau pengobatan berlebihan makin sering terdengar dalam diskusi seputar layanan kesehatan. Overtreatment merujuk pada pemberian diagnosis, tes, atau perawatan medis yang tidak perlu atau berlebihan. 

Situasi ini diperburuk dengan rendahnya pemahaman pasien bahwa mereka berhak untuk kritis terhadap setiap rekomendasi tindakan medis dan pengobatan.

Menanggapi isu tersebut, Investortrust.id menyelenggarakan seminar bertajuk "Pentingnya Layanan Kesehatan yang Layak dan Tepat bagi Publik" pada Rabu (31/7/2024) di Jakarta. 

1. Overtreatment menjadi kekhawatiran banyak pihak

ilustrasi uang (unsplash,com/Mufid Majnun)

Dokter dan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan klinik kerap mendapatkan keuntungan finansial lebih besar dengan memberikan lebih banyak layanan atau prosedur medis kendati mungkin tidak semuanya diperlukan.

Agus Pambagio, seorang pengamat kebijakan publik, menyatakan bahwa masalah overtreatment menjadi kekhawatiran banyak pihak. 

Kekhawatiran ini sejalan dengan temuan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait adanya kecurangan terhadap jaminan kesehatan nasional (JKN). Kecurangan ini dilakukan oleh tiga rumah sakit swasta di Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Kecurangan ini dilaporkan telah merugikan keuangan negara hingga Rp35 miliar.

"Pasien mungkin tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mempertanyakan atau memahami rekomendasi medis yang diberikan oleh dokter, sehingga mereka cenderung menerima semua tindakan yang disarankan tanpa mempertimbangkan apakah tindakan tersebut benar-benar diperlukan,” kata Agus.  

2. Bayi dan balita cenderung berisiko alami overtreatment

ilustrasi anak balita (pexels.com/@tatianasyrikova)

Menambahkan informasi yang disampaikan oleh Agus, dr. Purnamawati Sujud, SpA(K), MMPaed, dari Yayasan Orangtua Peduli (YOP), menyampaikan bahwa bayi dan balita menjadi kelompok yang rentan mengalami overtreatment

Studi pola peresepan yang dilakukan oleh YOP sejak tahun 2003 sampai 2023 menunjukkan belum adanya perubahan yang berarti. Ini secara khusus dalam hal overmedication dan overtreatment untuk penyakit akibat infeksi yang kerap menyerang bayi dan balita.

"Studi kami menunjukkan bahwa masih kerap ditemui perawatan berlebihan yang tidak diperlukan yang lebih membawa risiko daripada manfaat. Untuk itu, salah satu edukasi yang kami lakukan adalah menekankan pada komunitas bahwa terapi itu tidak hanya obat, tetapi juga termasuk nasihat atau saran profesional, terapi non obat, rujukan atau second opinion, dan kombinasi semuanya," tutur dr. Wati.

Baca Juga: 6 Mesin Kardio Terbaik di Gym, Apa Favoritmu?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya