TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Tidak Ada Hubungan antara Ponsel dan Kanker Otak

Bahkan bagi orang yang menghabiskan waktu lama dekat ponsel

ilustrasi menelepon (pexels.com/Helena Lopes)

Intinya Sih...

  • Sebuah tinjauan luas terhadap literatur ilmiah menemukan bahwa paparan medan elektromagnetik frekuensi radio dari ponsel tidak menyebabkan peningkatan risiko berbagai jenis kanker dan tumor, juga tidak terkait dengan tumor otak anak-anak, atau leukemia anak-anak.
  • Tinjauan ini melibatkan 11 pakar dari 10 negara yang meneliti penelitian selama puluhan tahun—tepatnya 5.000 studi yang diterbitkan antara tahun 1994 dan 2022.
  •  

Tinjauan luas terhadap literatur ilmiah telah menyimpulkan bahwa penggunaan ponsel, HP, atau smartphone tidak menyebabkan kanker otak.

Tinjauan ini melibatkan 11 pakar dari 10 negara yang meneliti penelitian selama puluhan tahun—tepatnya 5.000 studi yang diterbitkan antara tahun 1994 dan 2022. Analisis akhir diterbitkan dalam jurnal Environmental International. Penelitian ini ditugaskan dan sebagian didanai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Hampir tidak ada kasus yang mendeteksi hubungan antara radiasi dan peningkatan risiko kanker, bahkan bagi orang yang menghabiskan waktu lama di dekat ponsel mereka

ilustrasi remaja main HP (pixabay.com/ghcassel)

Penelitian ini ingin mencari tahu tentang hubungan antara medan elektromagnetik frekuensi radio (radiofrequency electromagnetic field/RF-EMF), jenis radiasi non pengion yang dipancarkan oleh ponsel, dan kanker umum yang menyerang kepala.

Kanker-kanker tersebut termasuk kanker yang ditemukan di otak dan membran pelindungnya, kelenjar pituitari, kelenjar ludah, serta tumor otak dan leukemia.

Tinjauan tersebut menemukan bahwa paparan RF-EMF dari ponsel tidak menyebabkan peningkatan risiko berbagai jenis kanker dan tumor, juga tidak terkait dengan tumor otak anak-anak, atau leukemia anak-anak.

Studi yang digunakan dalam analisis ini beragam, dilakukan di 22 negara, dan meneliti RF-EMF dari berbagai sumber. Ini termasuk radiasi yang berasal dari dekat kepala (seperti memegang ponsel), dari jauh (seperti menara telepon seluler), dan dari keduanya (seperti orang yang terpapar radiasi melalui hand-held transceiver atau perangkat di tempat kerja). Mereka juga meneliti lamanya waktu orang terpapar radiasi.

Hampir tidak ada kasus yang mendeteksi hubungan antara radiasi dan peningkatan risiko kanker, bahkan bagi orang yang menghabiskan hampir sepanjang hari di dekat ponsel mereka.

Satu-satunya pengecualian adalah glioma, suatu bentuk tumor otak atau tulang belakang, bagi mereka yang terpapar radiasi tingkat pekerjaan. Bahkan saat itu, risikonya "tidak meningkat secara signifikan," dan risikonya tidak meningkat bahkan jika tingkat paparan kumulatif meningkat, menurut para peneliti.

Kekhawatiran tentang kemungkinan adanya hubungan pertama kali muncul pada tahun 2011 ketika badan kanker WHO, International Agency for Research on Cancer (IARC), mengklasifikasikan paparan gelombang radio sebagai kemungkinan karsinogen bagi manusia (possibly carcinogenic atau kelas 2B), tetapi itu didasarkan pada bukti terbatas dari studi observasional.

Dalam situs webnya, American Cancer Society menuliskan bahwa penelitian tentang hubungan antara ponsel dan berbagai jenis kanker telah menghasilkan hasil yang “beragam”, tetapi menambahkan bahwa banyak dari penelitian ini memiliki keterbatasan.

Masalah dengan beberapa penelitian awal adalah bahwa penelitian tersebut bergantung pada studi kasus-kontrol yang membandingkan respons orang-orang dengan kanker otak dengan mereka yang tidak memilikinya, yang mana ini dianggap agak bias.

Tidak hanya itu, jaringan telepon seluler generasi baru, termasuk jaringan 3G dan 4G, sebenarnya menghasilkan emisi frekuensi radio yang "jauh lebih rendah" daripada jaringan lama, kata rekan penulis tinjauan Mark Elwood, seorang profesor kehormatan epidemiologi kanker di Universitas Auckland di Selandia Baru, kepada Washington Post.

"Belum ada studi besar mengenai jaringan 5G, tetapi ada studi mengenai radar, yang memiliki frekuensi tinggi serupa; studi ini tidak menunjukkan peningkatan risiko," tambahnya.

Evaluasi WHO rencananya akan dirilis pada kuartal pertama tahun depan.

Baca Juga: Smartphone Finger: Gejala, Pengobatan, Pencegahan

Referensi

Washington Post. Diakses pada September 2024. Do cellphones cause brain cancer? A WHO review of 63 studies finds no link.
Reuters. Diakses pada September 2024. No link between mobile phones and brain cancer, WHO-backed study says.
American Cancer Society. Diakses pada September 2024. Cellular (Cell) Phones.
“The effect of exposure to radiofrequency fields on cancer risk in the general and working population: A systematic review of human observational studies – Part I: Most researched outcomes.” ScienceDirect, August 30, 2024.
Medical Xpress. Diakses pada September 2024. No link between cellphone use, brain cancer, major report finds.
Gizmodo. Diakses pada September 2024. Sweeping Review Finds No Link Between Cell Phones and Cancer.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya