TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenali Perbedaan Gejala Kulit Mpox dan Biduran

Awalnya, lesi mpox terlihat mirip jerawat

ilustrasi ruam kulit (freepik.com/freepik)

Intinya Sih...

  • Mpox disebabkan oleh virus dalam keluarga orthopoxvirus, menyebabkan lesi pada kulit yang mirip jerawat atau luka herpes.
  • Biduran biasanya berhubungan dengan kontak dengan alergi.
  • Ruam terkait mpox dimulai dengan beberapa lesi yang sering terlihat seperti jerawat atau luka herpes, sedangkan biduran ditandai dengan ruam, bukan serangkaian lesi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Rabu (14/8/2024) telah mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional atau public health emergency of international concern (PHEIC), tingkat kewaspadaan tertinggi, karena varian baru penyakit virus mpox di Afrika.

WHO mengatakan bahwa kasus mpox, dulunya disebut cacar monyet atau monkeypox, telah ditemukan di 13 negara Afrika dan bentuk barunya sedang menyebar. Ini adalah kedua kalinya dalam dua tahun organisasi tersebut mengeluarkan peringatan mengenai penyakit ini.

Hal ini terjadi setelah merebaknya infeksi virus di Republik Demokratik Kongo (DRC) yang menyebar ke negara tetangga.

Mpox disebabkan oleh virus dalam keluarga orthopoxvirus, keluarga virus yang sama yang menyebabkan cacar. Virus cacar apa pun berarti menghasilkan bisul atau lesi pada kulit, terlepas dari tingkat keparahannya.

Gejala kulit mpox bisa mirip dengan beberapa kondisi pada kulit lainnya. Salah satunya adalah biduran (urtikaria atau hives). Yuk, kenali cara membedakan gejala kulit mpox dan biduran!

Cara mengidentifikasi

ilustrasi lesi mpox (commons.wikimedia.org/https://wwwnc.cdc.gov/eid/article/28/12/22-1374-f1/João P. Caldas, Sofia R. Valdoleiros, Sandra Rebelo, and Margarida Tavares)

Orang dengan mpox sering kali mengalami ruam yang mungkin terletak di tangan, kaki, dada, wajah, atau mulut atau di dekat alat kelamin, termasuk penis, testis, labia, vagina, dan anus. Masa inkubasinya adalah 3–17 hari. Selama masa ini, seseorang tidak menunjukkan gejala dan mungkin merasa baik-baik saja.

Ruam terkait mpox dimulai dengan beberapa lesi yang sering terlihat seperti jerawat atau luka herpes (cold sore). Lesi ini berubah menjadi lepuh besar atau benjolan berisi nanah yang akhirnya berkeropeng, sebelum akhirnya sembuh.

Sementara itu, biduran ditandai dengan ruam, bukan serangkaian lesi. Biduran juga tampak pucat, artinya jika ditekan, bagian tengah benjolannya menjadi putih. Lesi mpox biasanya tidak seperti itu.

Selain itu, biduran juga membawa rasa gatal. Gejala kulit mpox bisa juga terasa gatal, tetapi lebih sering digambarkan sebagai nyeri.

Biduran dapat muncul dan hilang dengan cepat, sedangkan lesi mpox tumbuhnya lambat begitu pula dengan penyembuhannya.

Gejala mpox lainnya bisa meliputi:

  • Demam.
  • Menggigil.
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
  • Kelelahan.
  • Nyeri otot dan sakit punggung.
  • Sakit kepala.
  • Gejala pernapasan (misalnya sakit tenggorokan, hidung tersumbat, atau batuk)

Seseorang mungkin mengalami semua atau hanya beberapa gejala.

Baca Juga: Tips Pemulihan Fisik dan Psikis dari Cacar Monyet

Penyebab

ilustrasi biduran (commons.wikimedia.org/James Heilman, MD)

Diperkirakan 20 persen orang, sekitar 1 dari 5 orang, mengalami biduran pada beberapa titik sepanjang hidup mereka.

Biduran biasanya berhubungan dengan kontak dengan alergi, seperti:

  • Kacang tanah, telur, kacang-kacangan, dan kerang.
  • Aspirin, ibuprofen, dan antibiotik, termasuk penisilin dan sulfa.
  • Gigitan dan sengatan serangga.
  • Lateks.
  • Bulu hewan peliharaan.
  • Serbuk sari.

Faktor non alergi tertentu juga dapat menyebabkan biduran, seperti:

  • Infeksi bakteri, termasuk infeksi saluran kemih dan radang tenggorokan.
  • Transfusi darah.
  • Olahraga.
  • Paparan dingin atau panas.
  • Paparan sinar matahari.
  • Tekanan pada kulit.
  • Stres.
  • Infeksi virus, termasuk pilek, mononukleosis infeksius, dan hepatitis.

Tak satu pun dari hal-hal di atas yang merupakan faktor risiko mpox. Virus mpox terutama ditularkan dari orang ke orang melalui kontak kulit ke kulit dengan lesi mpox.

Seseorang yang sembuh dari mpox menular hingga lesinya mengelupas, korengnya terlepas, dan terbentuk kulit baru di bawahnya Ini bisa memakan waktu antara 7–21 hari.

Virus juga dapat ditularkan melalui kontak dengan benda dan permukaan yang pernah digunakan oleh seseorang dengan infeksi mpox aktif dan tidak didisinfeksi. Ini termasuk pakaian, perangkat elektronik, seprai, mainan seks, dan lain-lain.

Mencegah biduran dan mpox

Untuk meminimalkan risiko munculnya biduran, kamu harus menghindari kontak dengan alergen. Kalau kamu sering mengalami biduran namun tidak dapat menentukan pemicu spesifiknya, sebaiknya temui dokter spesialis alergi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Untuk mencegah penularan mpox, hindarilah kontak dekat atau kontak intim dengan seseorang yang mengidap infeksi mpox aktif. Ini termasuk:

  • Kontak wajah yang berkepanjangan, termasuk berbicara dan berciuman.
  • Pelukan, pijatan, dan kontak kulit ke kulit lainnya.
  • Kontak seksual oral, anal, atau genital.

Vaksin mpox juga tersedia dan ini dapat membantu mengurangi gejala jika kamu berkontak dengan virus tersebut.

Pengobatan

ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Pixabay)

Biduran biasanya diobati dengan antihistamin yang dijual bebas. Namun, jika kamu sering mengalami biduran, berkonsultasilah dengan ahli alergi karena kamu mungkin butuh obat lain, misalnya suntikan.

Sementara itu, tidak ada pengobatan spesifik untuk mpox. Orang dengan infeksi aktif mungkin bisa mengonsumsi obat bebas untuk mengatasi nyeri, tetapi lesinya tidak bisa diobati dengan obat biasa.

Obat resep tecovirimat (TPOXX) dapat digunakan untuk mengobati gejala mpox yang parah.

Baca Juga: 5 Gejala Cacar Monyet yang Perlu Diketahui

Referensi

Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada Agustus 2024. Mpox.
World Health Organization. Diakses pada Agustus 2024. WHO Director-General declares mpox outbreak a public health emergency of international concern.
Healthline. Diakses pada Agustus 2024. What’s the Difference Between Hives and Monkeypox (Mpox)?
American Academy of Dermatology Association. Diakses pada Agustus 2024. Dermatologist explains what the mpox (monkeypox) rash looks like.
Kemenkes Labkesmas Kesehatan Lingkungan. Diakses pada Agustus 2024. Penyakit Cacar Monyet (Monkeypox) dan yang Perlu Kita Tahu Tentangnya.
 American College of Allergy, Asthma & Immunology. Diakses pada Agustus 2024. Hives.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya