TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Penyebab Benjolan di Payudara saat Menyusui

Benjolan payudara bisa muncul kapan pun saat masa menyusui

ilustrasi penyebab benjolan di payudara saat menyusui (pexels.com/MART PRODUCTION)

Benjolan payudara bisa muncul kapan saja saat sedang menyusui. Penyebabnya beragam dan sebagian besar tidak begitu diperhatikan dan akan hilang sendiri. Beberapa menghilang cukup cepat, sementara yang lain mungkin butuh waktu lebih lama. Dalam beberapa kasus, benjolan butuh pengobatan.

Selama menyusui, payudara akan mengalami banyak perubahan. Perubahan ini termasuk payudara terisi susu dan kemudian saat bayi menyusu, rasa penuh di payudara berkurang karena ASI berkurang. Kadang, benjolan muncul saat payudara terisi dan kadang benjolan ini muncul saat payudara kosong.

Inilah beberapa penyebab benjolan di payudara saat menyusui menurut The Academy of Breastfeeding Medicine.

1. Pembengkakan

Saat payudara terisi dengan susu, payudara bisa membengkak. Hal ini dapat menyebabkan benjolan di seluruh payudara, atau seluruh payudara menjadi kencang secara merata. Benjolan ini juga bisa muncul di jaringan payudara di ketiak.

Begitu bayi mulai menyusu, jumlah ASI di payudara berkurang dan payudara menjadi lebih lembut serta benjolan mengecil dan sering hilang. Kadang, benjolan dapat tertinggal karena sebagian susu mungkin terperangkap di saluran susu akibat pembengkakan.

2. Saluran susu tersumbat

ilustrasi penyebab benjolan payudara saat menyusui (pexels.com/ALINA MATVEYCHEVA)

Saat pembengkakan teratasi, beberapa benjolan dapat tetap ada atau menjadi terlihat karena sebagian susu terperangkap di saluran susu. Satu saluran saja tidak bisa tersumbat, jadi biasanya kumpulan saluran yang tersumbat itu yang menimbulkan rasa tidak nyaman. Penyumbatan ini dapat menetap dan jika makin parah dapat menyebabkan mastitis inflamasi.

Pijatan lembut kadang disarankan untuk mencoba membuka sumbatan saluran. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ini jarang membantu dan malah bisa melukai jaringan payudara serta menyebabkan lebih banyak pembengkakan.

3. Mastitis

Bertahun-tahun yang lalu, banyak ibu menyerah menyusui saat didiagnosis dengan mastitis. Akan tetapi, protokol baru memungkinkan untuk menyusui dilanjutkan dalam banyak kondisi.

Mastitis adalah inflamasi payudara. Ini bisa disebabkan oleh saluran susu yang tersumbat yang belum dibersihkan, dilansir Raising Children Network

Kamu mungkin memiliki mastitis jika payudara meradang, panas, perih, bengkak, atau berubah warna. Pada kulit terang, perubahan warna mungkin menjadi merah muda atau merah atau memiliki garis-garis keperakan yang mengilap. Mungkin lebih sulit untuk melihat perubahan warna pada kulit yang lebih gelap, tetapi payudara akan terasa sakit dan hangat.

Gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan menggigil juga bisa menjadi tanda mastitis.

Mastitis inflamasi biasanya tidak memerlukan antibiotik. Namun, mastitis inflamasi dapat berkembang menjadi mastitis bakteri dan area tersebut dapat menjadi merah dengan peningkatan pembengkakan dan nyeri dan mungkin memerlukan antibiotik. Antibiotik untuk mengobati mastitis bakteri aman untuk bayi yang masih menyusu.

Baca Juga: Kista Payudara, Apakah Kemunculannya Berbahaya?

4. Abses

ilustrasi perempuan dengan abses payudara (mydr.com.au)

Mastitis bakteri bisa berkembang menjadi abses, yang merupakan benjolan yang keras, dan mungkin memerlukan drainase untuk menghilangkan cairan infeksi dan mengurangi ketidaknyamanan karena pembengkakan.

Antibiotik dapat digunakan. Kompres dingin dan obat antiinflamasi dapat mengurangi ketidaknyamanan.

Abses payudara adalah penumpukan nanah di payudara. Biasanya ini membuat kulit terlihat berubah warna dan bengkak. Area payudara yang terkena mungkin terasa keras dan sakit jika disentuh. Kamu mungkin juga merasa tidak enak badan.

Kalau curiga benjolan di payudara adalah abses payudara, cepatlah temui dokter. Dokter spesialis biasanya akan menggunakan USG untuk memastikan abses payudara.

Abses biasanya perlu diobati dengan antibiotik dan nanah perlu dikeluarkan dengan jarum khusus. Rawat inap biasanya tidak diperlukan.

Kalau kamu sedang dirawat karena abses payudara, penting untuk tetap menyusui untuk mengeringkan payudara yang terkena. Kalau tidak bisa menyusui di payudara yang sakit, kamu harus memerahnya. Bayi bisa menyusu dari payudara satunya. Tidak apa-apa jika susu bocor dari tempat abses dikeringkan.

5. Galactocele

Galactocele terjadi ketika sejumlah besar susu terperangkap dan kista berkembang. Jika susu tetap terperangkap, galactocele yang terinfeksi dapat terjadi dan kista mungkin perlu dikeringkan.

Dilansir News Medical Life Sciences, galactocele biasanya muncul sebagai benjolan yang tidak sakit di payudara. Benjolan ini terbentuk selama beberapa minggu hingga berbulan-bulan. Lesi bisa unilateral ataupun bilateral, dan dapat muncul sebagai nodul tunggal atau multipel.

Antibiotik bisa digunakan. Kompres dingin dan obat antiinflamasi dapat membantu meringankan ketidaknyamanan.

6. Adenoma laktasi

ilustrasi ibu menyusui bayi (pexels.com/Tamilles Esposito)

Adenoma laktasi (lactating adenoma) bisa berkembang selama kehamilan atau menyusui. Ini adalah tumor jinak yang hilang sepenuhnya saat berhenti menyusui.

Menurut Radiopaedia.org, adenoma laktasi umumnya muncul sebagai massa payudara yang tidak sakit pada akhir kehamilan atau pada periode postpartum. Massa sering teraba, lesi bergerak yang mengalami pertumbuhan cepat dan mungkin berukuran besar.

Adenoma laktasi sembuh atau berkurang ukurannya pada periode postpartum atau dengan penghentian laktasi, tetapi bisa kambuh selama kehamilan berikutnya.

Obat antiinflamasi dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan atau temui dokter untuk perawatan lebih lanjut.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya