TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Okronosis Eksogen, Kelainan yang Bikin Kulit Tampak Gosong

Bisa terjadi akibat penggunaan krim pemutih

ilustrasi penggunaan produk yang mengandung hidrokuinon atau merkuri (pexels.com/EKATERINA BOLOVTSOVA)

Intinya Sih...

  • Okronosis eksogen adalah penyakit kulit dengan deposisi pigmen kebiruan akibat penggunaan krim pemutih.
  • Mayoritas terjadi pada individu berkulit gelap di Asia, dengan gejala berupa lesi hiperpigmentasi cokelat-abu-abu atau biru-hitam.
  • Pencegahan dan penghentian penggunaan bahan penyebab, perlindungan terhadap sinar matahari, dan terapi laser merupakan tata laksana yang efektif.

Okronosis eksogen atau exogenous ochronosis adalah salah satu penyakit kulit dengan gambaran deposisi pigmen kebiruan pada wajah yang disebabkan oleh penggunaan jangka panjang hidrokuinon dalam krim pemutih topikal.

Okronosis eksogen mayoritas terjadi pada individu berkulit gelap terutama dari Afrika Selatan. Insidensi okronosis eksogen secara global masih belum diketahui, tetapi angkanya relatif rendah di Asia dengan peningkatan insidensi terutama di India, China, Thailand, dan Singapura.

Prevalensi okronosis eksogen lebih dominan pada perempuan (42 persen) dibanding laki-laki (15 persen) kelompok usia 40–49 tahun, dengan 70 persen terutama pada pengguna pencerah kulit, berdasarkan laporan dalam jurnal Pigment International tahun 2019.

Penyebab

ilustrasi produk skincare yang mengandung hidrokuinon (pexels.com/Sora Shimazaki)

Menurut artikel dalam majalah ilmiah MDVI Volume 4 tahun 2022, okronosis eksogen berkembang dengan cepat setelah penggunaan krim pemutih konsentrasi tinggi dalam jangka waktu yang lama pada pasien berkulit gelap. Hal ini bahkan terjadi pada 2 persen pasien berkulit putih.

Selain penggunaan krim pemutih yang mengandung idrokuinon, penggunaan fenol,
antimalaria seperti kina, zat benzena, resorsinol, merkuri, atau asam pikrat juga berkontribusi pada terjadinya kasus ini.

Berdasarkan kasus yang dilaporkan, hidrokuinon memiliki hubungan terkuat dengan kejadian okronosis eksogen jika dibandingkan faktor yang lain.

Gejala

ilustrasi okronosis eksogen (e-ijd.org/Bhattar PA, Zawar VP, Godse KV, Patil SP, Nadkarni NJ, Gautam MM. Exogenous Ochronosis. Indian J Dermatol 2015;60:537-43)

Menurut laporan dalam International Journal of Dermatology tahun 2008, gejala okronosis eksogen dapat meliputi:

  • Serat kuning kecokelatan berbentuk seperti pisang.
  • Papula yang tampak seperti kaviar.
  • Hiperpigmentasi cokelat-abu-abu atau biru-hitam.

Sebagian besar lesi terlihat pada area tubuh yang paling banyak terkena sinar matahari.

Baca Juga: 5 Fakta Hidrokuinon, Salah Satu Bahan Populer Skincare

Diagnosis

ilustrasi konsultasi dokter (freepik.com/tirachardz)

Biopsi merupakan pemeriksaan baku emas dari okronosis eksogen. Penggunaan dermoskopi saat ini telah digunakan sebagai prosedur diagnostik penunjang terkini untuk membedakan lesi hiperpigmentasi, salah satunya untuk membantu penegakan diagnosis okronosis eksogen terhadap diagnosis banding lainnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya