TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Studi: Mikroplastik Ditemukan dalam Jaringan Otak Manusia

Ditemukan dalam bagian otak bulbus olfaktorius

ilustrasi otak manusia (unsplash.com/Bret Kavanaugh)

Intinya Sih...

  • Dalam tubuh manusia, mikroplastik telah ditemukan dalam darah, kotoran bayi, plasenta, dan paru-paru. Dan, baru-baru ini para ilmuwan juga telah menemukan mikroplastik dalam jaringan otak.
  • Para peneliti memeriksa bagian otak bulbus olfaktorius pada 15 manusia yang telah meninggal, dan menemukan keberadaan mikroplastik pada 8 di antaranya.

Di lingkungan, partikel plastik yang sangat kecil alias mikroplastik telah ditemukan di situs arkeologi kuno, di salju yang baru turun di Antartika, di puncak Gunung Everest, dan di kedalaman Palung Mariana.

Sementara di dalam tubuh manusia, mikroplastik telah ditemukan dalam darah, kotoran bayi, plasenta, dan paru-paru.

Tak sampai di situ, baru-baru ini para ilmuwan juga telah menemukan mikroplastik dalam jaringan otak manusia. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal JAMA Network Open pada 16 September 2024.

Baca Juga: Studi: Mikroplastik Bisa Masuk ke Jantung

Mikroplastik ditemukan dalam bagian otak yang bernama bulbus olfaktorius

ilustrasi mikroplastik (freepik.com/frimufilms)

Para peneliti memeriksa bulbus olfaktorius pada 15 manusia yang telah meninggal, dan menemukan keberadaan mikroplastik pada 8 di antaranya.

Sedikit informasi, manusia memiliki dua bulbus olfaktorius yang terletak di otak depan, yang terhubung ke setiap rongga hidung oleh saraf olfaktorius. Bulbus olfaktorius membantu mendeteksi dan memproses aroma dan bau, menyampaikan informasi dari hidung ke otak.

Para peneliti sebelumnya telah menemukan mikroplastik dalam gumpalan darah otak, tetapi ini adalah studi pertama yang dipublikasikan yang mendeteksi material tersebut dalam jaringan otak yang sebenarnya. Penelitian serupa lainnya kini tengah menjalani tinjauan sejawat.

"Meskipun mikroplastik telah terdeteksi dalam berbagai jaringan manusia, tetapi keberadaannya dalam otak manusia belum terdokumentasikan, sehingga menimbulkan pertanyaan penting tentang potensi efek neurotoksik dan mekanisme yang menyebabkan mikroplastik dapat mencapai jaringan otak," tulis para peneliti dalam makalah yang dipublikasikan.

Para peneliti mencatat bahwa partikel dan serat merupakan bentuk yang paling umum, dan polipropilena merupakan polimer yang paling umum.

Polipropilena merupakan salah satu plastik yang paling banyak digunakan, ditemukan dalam berbagai hal mulai dari kemasan hingga suku cadang mobil dan peralatan medis. Ukuran partikel berkisar antara 5,5–26,4 mikrometer, tidak lebih besar dari seperempat lebar rata-rata rambut manusia.

Penelitian sebelumnya menemukan partikel polusi udara yang masuk ke jalur penciuman—penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa mikroplastik dapat menggunakan rute yang sama ke otak, melalui lubang-lubang kecil di lempeng cribriform (tepat di bawah bulbus olfaktorius).

"Identifikasi mikroplastik di hidung dan sekarang di bulbus olfaktorius, bersama dengan jalur anatomi yang rentan, memperkuat gagasan bahwa jalur olfaktorius merupakan tempat masuk yang penting bagi partikel eksogen ke otak," tulis para peneliti.

ilustrasi otak manusia (pixabay.com/hainguyenrp)

Dari berbagai studi yang ada, masih belum jelas kerusakan apa yang dapat ditimbulkan oleh mikroplastik terhadap kesehatan manusia. Namun, dapat dipastikan bahwa peningkatan konsentrasi bahan sintetis di dalam otak bukanlah kabar baik. Kerusakan neuron dan peningkatan risiko gangguan neuronal mungkin terjadi, menurut studi.

Ada juga hubungan hidung yang perlu dipertimbangkan. Hubungan antara polusi udara dan masalah kognitif telah diketahui dengan baik, dan jika mikroplastik masuk ke saluran hidung, hal itu kemungkinan akan memperburuk keadaan.

"Beberapa penyakit neurodegeneratif, seperti penyakit Parkinson, tampaknya memiliki hubungan dengan kelainan hidung sebagai gejala awal," tulis para peneliti.

Baca Juga: Studi: Mikroplastik Berpindah dari Usus ke Organ Lain

Referensi

Amato-Lourenço, Luís Fernando, PhD. “Microplastics in the Olfactory Bulb of the Human Brain.” Environmental Health | JAMA Network Open | JAMA Network, September 16, 2024. 
Science Alert. Diakses pada September 2024. Microplastics Found in Blood Clots in Heart, Brain, And Legs.
Science Alert. Diakses pada September 2024. Microplastics Detected Infiltrating Human Brains For The First Time.
Prüst, Minne, Jonelle Meijer, and Remco H. S. Westerink. “The Plastic Brain: Neurotoxicity of Micro- and Nanoplastics.” Particle and Fibre Toxicology 17, no. 1 (June 8, 2020).
Forbes. Diakses pada September 2024. Microplastics Found In Human Brain, Study Says—After Being Detected In Hearts, Blood.
Smithsonian Magazine. Diakses pada September 2024. Scientists Find Microplastics in Human Brain Tissue Above the Nose.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya