TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Langkah SADARI, Deteksi Dini Kanker Payudara

Rutinlah melakukannya setiap bulan sejak usia 20 tahun

ilustrasi pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI (freepik.com/wayhomestudio)

Intinya Sih...

  • Deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) disarankan dilakukan setiap bulan sejak usia 20 tahun.
  • Dengan cara ini, kamu dapat memahami apa yang umum dan dapat segera bertindak jika melihat atau merasakan perubahan pada payudara.
  • Mamografi adalah tes skrining kanker payudara terbaik yang ada saat ini untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini.

Kanker payudara merupakan kanker paling umum ke-2 di seluruh dunia. Ini merupakan  kanker nomor satu pada perempuan.

Pada tahun 2022, sekitar 2,3 juta perempuan didiagnosis dengan kanker payudara di dunia dan 670.000 di antaranya meninggal. Setiap 14 detik, di suatu tempat di dunia, seorang perempuan didiagnosis dengan menderita kanker payudara.

Di negara-negara dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang sangat tinggi, 1 dari 12 perempuan akan didiagnosis dengan kanker payudara dalam hidup mereka dan 1 dari 71 perempuan meninggal karenanya. Sebaliknya, di negara-negara dengan IPM rendah; hanya 1 dari 27 perempuan yang didiagnosis dengan kanker payudara dalam hidup mereka, dan 1 dari 48 perempuan akan meninggal karenanya.

Skrining dan deteksi dini kanker payudara memainkan peran penting dalam kesehatan. Tes skrining dapat membantu mendeteksi kanker payudara pada tahap awal ketika peluang bertahan hidup paling tinggi.

Cara deteksi dini kanker payudara yang paling sederhana adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri, atau SADARI.

Sebetulnya banyak ahli medis kurang merekomendasikan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin sebagai bagian dari skrining kanker payudara. Itu karena pemeriksaan payudara sendiri belum terbukti efektif dalam mengurangi kematian akibat kanker payudara.

Meski begitu, para ahli percaya bahwa pemeriksaan payudara sediri tetap dapat bermanfaat untuk mengenali payudara kamu. Dengan cara ini, kamu dapat memahami apa yang umum dan dapat segera bertindak jika melihat atau merasakan perubahan pada payudara. Nantinya, dokter dapat memutuskan apakah kamu memerlukan pencitraan payudara diagnostik.

Menemukan perubahan payudara dan melaporkannya kepada tim perawatan kesehatan dapat membantu menemukan kanker payudara saat masih dalam tahap awal. Kanker payudara kecil yang terdeteksi sejak dini mungkin memerlukan perawatan yang tidak terlalu intensif.

1. Langkah-langkah pemeriksaan payudara sendiri dengan SADARI

ilustrasi pemeriksaan payudara sendiri atau SADARI (x.com/KemenkesRI)

SADARI sebaiknya dilakukan pada hari ke 7–10 hari setelah hari pertama menstruasi, ketika kondisi payudara paling lunak. Pada ibu menyusui, SADARI bisa dilakukan setelah pengosongan ASI maksimal.

Berikut ini langkah-langkah melakukan SADARI:

  1. Berdiri tegak. Cermati bila ada perubahan pada bentuk dan permukaan kulit payudara, pembengkakan dan/atau perubahan pada puting. Bentuk payudara kanan dan kiri tidak simetris? Tidak perlu langsung panik karena itu adalah sesuatu yang umum.

  2. Angkat kedua lengan ke atas, tekuk siku dan posisikan tangan di belakang kepala. Dorong siku ke depan lalu cermati payudara; dorong siku ke belakang dan cermati bentuk maupun ukuran payudara.

  3. Posisikan kedua tangan pada pinggang, condongkan bahu ke depan sehingga payudara menggantung, dan dorong kedua siku ke depan, lalu kencangkan (kontraksikan) otot dada.

  4. Angkat lengan kiri ke atas, dan tekuk siku sehingga tangan kiri memegang bagian atas punggung. Dengan menggunakan ujung jari tangan kanan, raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atas bawah, gerakan lingkaran, dan gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi gerakan yang sama pada payudara kanan.

  5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting. Jika itu terjadi, segera berkonsultasi dengan dokter.

  6. Dengan posisi berbaring, letakkan bantal di bawah pundak kanan. Angkat lengan ke atas. Perhatikan payudara kanan dan lakukan tiga pola gerakan seperti sebelumnya (lihat poin nomor 4). Dengan ujung jari-jari, tekan-tekan seluruh bagian payudara hingga ke area sekitar ketiak.

Jika kamu menemukan perubahan atau kelainan saat melakukan SADARI, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (SADANIS).

Seorang profesional kesehatan terlatih akan melakukan pemeriksaan klinis dengan menekan kedua payudara, ketiak, dan ke arah tulang selangka secara lembut untuk memeriksa benjolan dan tanda-tanda kanker payudara lainnya. Dokter yang berpengalaman mungkin akan melihat benjolan tidak biasa yang tidak kamu sadari selama pemeriksaan payudara mandiri.

Baca Juga: Benarkah Aborsi Tingkatkan Risiko Kanker Payudara?

Pentingnya skrining kanker payudara dengan mamografi

ilustrasi mammogram (picryl.com/Defense Visual Information Distribution Service)

Mamografi adalah tes skrining kanker payudara terbaik yang ada saat ini untuk mendeteksi kanker payudara sejak dini.

Secara keseluruhan, sensitivitas mamografi sekitar 87 persen. Ini berarti mamografi secara tepat mengidentifikasi sekitar 87 persen perempuan yang memiliki kanker payudara.

Mamografi dirancang agar cukup sensitif untuk mendeteksi kemungkinan kanker pada tahap awal, terkadang bertahun-tahun sebelum dapat dirasakan. Karena sangat sensitif, mamografi dapat mengindikasikan kanker meskipun sebenarnya tidak ada (hasil positif palsu). Sekitar 85 hingga 90 persen kelainan yang terdeteksi selama pemeriksaan (pada perempuan tanpa gejala atau benjolan) bukanlah kanker.

Biasanya, jika hasilnya positif, prosedur diagnostik yang lebih spesifik, biasanya biopsi payudara, dijadwalkan. Mamografi dapat melewatkan hingga 15 persen kanker payudara.

Mamografi kurang akurat pada perempuan dengan jaringan payudara padat. Oleh karena itu, perempuan ini mungkin memerlukan tes tambahan, seperti ultrasonografi payudara, mamografi 3 dimensi (tomosintesis), atau pencitraan resonansi magnetik (MRI).

Kenali faktor risiko kanker payudara

Meskipun penyebab setiap diagnosis kanker payudara tidak pasti, tetapi ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko. Beberapa faktor risiko ini tidak mungkin diubah, sementara yang lain dapat diubah dengan segera. Selain itu, kanker dapat terbentuk pada orang tanpa faktor risiko yang dapat diidentifikasi.

Mengetahui faktor risiko dapat membantu kamu menyadari risiko dan memandu pilihan gaya hidup dan perawatan kesehatan.

  • Jenis kelamin perempuan.
  • Haid pertama pada usia di bawah 12 tahun.
  • Perempuan yang tidak menikah.
  • Perempuan yang menikah namun tidak memiliki anak.
  • Melahirkan anak pertama pada usia 30 tahun.
  • Tidak menyusui.
  • Menggunakan kontrasepsi hormonal dan atau mendapat terapi hormonal dalam waktu yang cukup lama (seperti estrogen dan progesteron).
  • Menopause pada usia di atas 55 tahun.
  • Pernah operasi tumor jinak payudara.
  • Diagnosis kanker payudara sebelumnya.
  • Riwayat kanker dalam keluarga.
  • Perempuan yang mengalami stres berat.
  • Konsumsi lemak dan alkohol dalam jumlah banyak.
  • Perokok aktif dan pasif.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas.
  • Memiliki payudara padat.
  • Perawatan dengan terapi radiasi di payudara atau dada.
  • Kurang aktif secara fisik dan/atau pola makan yang buruk.

Walaupun faktor-faktor di atas bisa meningkatkan risiko kanker payudara, tetapi 60 hingga 70 persen orang dengan kanker payudara tidak memiliki hubungan dengan faktor risiko tersebut.

Tanda awal kanker payudara

ilustrasi payudara (freepik.com/stefamerpik)

Apabila kanker payudara cukup kecil, mungkin tidak ada perubahan yang terlihat pada payudara. Seiring pertumbuhan tumor pada payudara, itu dapat mengubah tampilan payudara atau bagaimana payudara terasa.

Perubahan yang umum terjadi dapat meliputi:

  • Benjolan atau penebalan di dalam atau di dekat payudara atau di area ketiak.
  • Perubahan ukuran atau bentuk payudara.
  • Lesung pipit atau kerutan pada kulit payudara.
  • Puting masuk ke dalam payudara.
  • Keluarnya cairan dari puting payudara, terutama jika ada darah.
  • Kulit bersisik, merah, atau bengkak pada payudara, puting payudara, atau areola.

Kapan harus skrining kanker payudara

U.S. Preventive Services Task Force (USPSTF) telah merevisi rekomendasi skrining kanker payudara. Mereka menurunkan rekomendasi usia untuk pemeriksaan mamografi skrining, bahwa semua perempuan perlu memulai pemeriksaan kanker payudara pada usia 40 tahun, bukan usia 50 tahun seperti pada rekomendasi tahun 2016, dan melanjutkannya setiap dua tahun sekali hingga usia 74 tahun.

Rekomendasi baru ini menggantikan rekomendasi tahun 2016. Pedoman baru ini sebagian didorong oleh kekhawatiran atas meningkatnya angka kanker payudara di kalangan perempuan muda.

Rekomendasi ini berlaku untuk semua orang yang ditetapkan sebagai perempuan saat lahir, termasuk perempuan cisgender, laki-laki transgender, dan orang non biner yang memiliki risiko rata-rata terkena kanker payudara, serta mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara atau memiliki payudara padat.

Rekomendasi yang diperbarui tini idak berlaku untuk orang-orang yang memiliki riwayat kanker payudara, penanda genetik atau sindrom yang dapat menempatkan mereka pada risiko tinggi terkena kanker payudara, seperti gen BRCA1 atau BRCA2, atau mereka yang memiliki riwayat penggunaan dosis tinggi terapi radiasi ke dada atau riwayat lesi payudara berisiko tinggi. Mereka harus tetap mengikuti rencana yang dibuat oleh dokter yang merawat dan mendiskusikan apa yang terbaik untuk mereka.

Di Indonesia, pedoman klinis untuk skrining kanker payudara dipublikasikan oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2018; menyarankan skrining dengan SADARI setiap bulan sejak usia 20 tahun, serta SADANIS setiap 3 tahun. Akan tetapi, panduan ini tidak menyebut kapan skrining mamografi sebaiknya mulai dilakukan dan seberapa sering perlu diulangi.

Panduan lainnya, pedoman American College of Radiology menganjurkan mamografi dilakukan setiap tahun sejak usia 40 tahun pada perempuan dengan tingkat risiko rerata. Rekomendasi ini serupa dengan American Cancer Society (ACS), menganjurkan skrining mamografi tahunan dimulai sejak usia 40 hingga 54 tahun. Menurut ACS, skrining dua tahun sekali dapat dilakukan pada usia ≥55 tahun. Skrining dilanjutkan selama mungkin jika pasien memiliki kesehatan yang baik dan harapan hidup ≥10 tahun.

Baca Juga: Kanker Payudara Stadium 3, Apakah Bisa Disembuhkan?

Referensi

WHO. Diakses pada September 2024. Breast Cancer. 
Breast Cancer Research Foundation. Diakses pada September 2024. Breast Cancer Statistics And Resources.
World Cancer Research Fund International. Diakses pada September 2024. Breast cancer statistics.
Kemenkes RI. Diakses pada September 2024. Langkah SADARI untuk Deteksi Dini Kanker Payudara.
Health Images. Diakses pada September 2024. What Are All the Breast Cancer Screening Options?
Komen.org. Diakses pada September 2024. Accuracy of Mammograms.
American Cancer Society. Diakses pada September 2024. Limitations of Mammograms.
MSD Manual. Diakses pada September 2024. Breast Cancer Screening and Prevention.
Hermina Hospitals. Diakses pada September 2024. Deteksi Dini Kanker Payudara.
UC Davis Health. Diakses pada September 2024. Why it’s so important to get regular breast cancer screenings.
Kemenkes RI. Diakses pada September 2024. Apa Saja Faktor Risiko Kanker Payudara?
National Breast Cancer Foundation. Diakses pada September 2024. Risk Factors.
Nicholson, Wanda K., Michael Silverstein, et al. “Screening for Breast Cancer.” JAMA, April 30, 2024
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Kanker Payudara. 2018. (PDF)
Monticciolo, Debra L., Mary S. Newell, et al. “Breast Cancer Screening for Women at Higher-Than-Average Risk: Updated Recommendations From the ACR.” Journal of the American College of Radiology 20, no. 9 (May 5, 2023): 902–14.
American Cancer Society. Diakses pada September 2024. American Cancer Society Recommendations for the Early Detection of Breast Cancer.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya