TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Hipervolemia, Kondisi saat Tubuh Kelebihan Cairan

Umum dialami pasien penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal

ilustrasi hipervolemia (freepik.com/freepik)

Intinya Sih...

  • Hipervolemia adalah kondisi medis kelebihan retensi air yang dapat menyebabkan pembengkakan, tekanan darah tinggi, dan masalah jantung.
  • Penyebab hipervolemia meliputi gagal ginjal, gagal jantung kongestif, sirosis hati, sindrom nefrotik, perubahan hormon, dan cairan intravena.
  • Gejala hipervolemia ringan meliputi pembengkakan di lengan dan kaki serta penambahan berat badan yang cepat, sementara gejala parah memerlukan perawatan segera seperti tekanan darah tinggi dan sesak napas.

Hipervolemia adalah kondisi medis ketika kita memiliki terlalu banyak cairan di dalam tubuh. Kondisi ini juga dideskripsikan sebagai kelebihan retensi air.

Orang yang sehat memiliki sejumlah cairan dalam tubuhnya. Ketika memiliki terlalu banyak cairan berlebih, ini dapat menyebabkan komplikasi kesehatan seperti pembengkakan, tekanan darah tinggi, masalah jantung, dan banyak lagi.

Hipervolemia umum terjadi pada orang dengan penyakit ginjal kronis dan gagal ginjal, karena ginjal mereka tidak bekerja untuk membuang kelebihan cairan seperti ginjal yang sehat. Kabar baiknya, setelah penyebab hipervolemia diketahui, ada pengobatan yang dapat membantu mengendalikannya.

1. Penyebab

Ketika ada terlalu banyak natrium dalam tubuh, tubuh mulai menahan air untuk menyeimbangkannya. Sayangnya, retensi air ini bisa menimbulkan masalah baru di seluruh tubuh, seperti dijelaskan dalam laman Fresenius Kidney Care.

Hipervolemia ringan atau retensi air bisa sangat normal dari waktu ke waktu—disebabkan oleh makan banyak makanan asin atau perubahan hormon. Hipervolemia biasanya disebabkan oleh masalah kesehatan yang lebih serius yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur natrium dan memerlukan perhatian segera dari dokter. Kondisi ini mungkin termasuk:

  • Gagal ginjal: Ginjal bertanggung jawab untuk membuang kelebihan cairan dari tubuh. Ketika ginjal tidak bekerja dengan baik, cairan dapat menumpuk.
  • Gagal jantung kongestif: Ketika jantung tidak memompa cukup darah, ginjal tidak dapat bekerja dengan baik, meninggalkan kelebihan cairan dalam tubuh.
  • Gagal hati atau sirosis: Hati memproses nutrisi dan menyaring racun. Ketika hati tidak berfungsi sebagaimana mestinya, cairan dapat menumpuk di perut.
  • Sindrom nefrotik: Gangguan ginjal yang biasanya disebabkan oleh rusaknya pembuluh darah kecil di ginjal. Pembuluh darah ini menyaring limbah dan air ekstra dari darah. Saat rusak, tubuh tidak dapat membuang kelebihan cairan.‌
  • Perubahan hormon: Perempuan mungkin mengalami retensi cairan ringan sebagai bagian normal dari sindrom pramenstruasi (PMS) atau kehamilan. Retensi cairan yang berlebihan terkait perubahan hormonal mungkin merupakan tanda tekanan darah tinggi dan harus diperiksakan ke dokter.
  • Cairan intravena: Menerima terlalu banyak cairan infus, terutama jika ada kondisi kesehatan lain, dapat menyebabkan kelebihan cairan dan pembengkakan.

Jika hidup dengan penyakit ginjal kronis, kamu mungkin berisiko mengalami hipervolemia, terutama pada tahap lanjut saat fungsi ginjal menurun. Setelah diagnosis gagal ginjal, dialisis menggantikan beberapa fungsi ginjal untuk membantu menghilangkan kelebihan cairan dari tubuh dan membuat kamu sedekat mungkin dengan "berat badan kering". Berat kering adalah “berat badan ideal”, yaitu berat badan tanpa kelebihan cairan di tubuh.

Apabila belum pernah didiagnosis dengan penyakit ginjal kronis, dokter mungkin melakukan beberapa tes untuk membantu menentukan penyebab kelebihan cairan, misalnya tes natrium dalam darah. Kamu mungkin juga akan menjalani tes urine untuk menentukan apakah hipervolemia disebabkan oleh masalah ginjal. Pengujian lebih lanjut untuk fungsi ginjal dapat membantu dokter memutuskan langkah selanjutnya.

2. Gejala

ilustrasi perut kembung (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Menurut Cleveland Clinic, tingkat keparahan gejala hipervolemia bisa berbeda-beda pada setiap orang, dan ini dapat meliputi:

  • Pembengkakan di area tubuh , paling sering di lengan dan kaki, yang tampak lebih besar dari sehari yang lalu.
  • Perut kembung.
  • Ketidaknyamanan ringan seperti kram atau sakit kepala.
  • Penambahan berat badan yang cepat.

Sementara itu, gejala hipervolemia parah yang memerlukan perawatan segera di antaranya:

  • Tekanan darah tinggi.
  • Sesak napas.
  • Jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya (gagal jantung).

Kalau kamu memiliki gejala serius, segera pergi ke ruang gawat darurat.

Baca Juga: 5 Komplikasi Hemodialisis, Salah Satunya Infeksi

3. Diagnosis

Dokter biasanya mendiagnosis hipervolemia dengan pemeriksaan fisik dan penilaian riwayat kesehatan. Secara khusus, dokter akan mencari tanda-tanda pembengkakan dan kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, seperti dijelaskan dalam laman Healthgrades.

Kamu mungkin juga memerlukan tes darah atau urine untuk menilai kadar natrium. Tingkat natrium yang ireguler tidak secara pasti mendiagnosis penyebab hipervolemia. Namun, ini dapat membantu dokter mengesampingkan kondisi tertentu. Pengujian tambahan mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab yang mendasarinya.

4. Pengobatan

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Aditya Pratama)

Dokter akan mengobati penyebab yang mendasari hipervolemia. Menurut WebMD, pilihan pengobatannya mungkin termasuk:

  • Diuretik: Obat-obatan yang dapat mengeluarkan kelebihan cairan.
  • Dialisis: Perawatan yang menyaring darah lewat mesin.
  • Paracentesis: Prosedur yang menggunakan tabung kecil untuk mengalirkan cairan dari perut.
  • Membatasi asupan garam.
  • Memantau berat badan setiap hari.

Beberapa penyebab kelebihan cairan mungkin merespons perubahan gaya hidup, seperti:

  • Berhenti merokok.
  • Minum obat sesuai instruksi dokter.
  • Menjaga berat badan tetap sehat.
  • Memantau seberapa banyak cairan yang kamu konsumsi.
  • Tidak minum alkohol atau tidak meminumnya dalam jumlah banyak.
  • Menerapkan pola makan sehat.
  • Menghindari asupan kafein yang terlalu banyak.
  • Rutin olahraga.
  • Mengelola stres dengan baik.
  • Tidur cukup.
  • Pantau tekanan darah.
  • Kontrol gula darah jika memiliki diabetes.
  • Mendapatkan vaksinasi flu tahunan dan vaksin pneumonia.

5. Komplikasi yang dapat terjadi

Kelebihan cairan dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati. Beberapa komplikasi tersebut di antaranya:

  • Edema paru.
  • Gagal jantung.
  • Penyembuhan luka menjadi lebih lama.
  • Kerusakan jaringan.
  • Masalah dengan fungsi usus.

Hipervolemia bisa menyebabkan ketidaknyamanan. Saat mengalami tanda dan gejalanya, hubungi dokter untuk mengetahui apakah kamu memerlukan perawatan.

Sementara banyak kasus ringan dapat hilang dengan sendirinya, tetapi hipervolemia yang terus-menerus dan tidak diobati bisa berbahaya.

Lakukan langkah-langkah untuk mengurangi risiko hipervolemia dengan mengonsumsi makanan rendah garam dan mengelola kondisi medis apa pun yang kamu miliki.

Baca Juga: Mengenal Torakosentesis, Prosedur Penyedotan Cairan di Paru-paru

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya