TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

13 Efek Samping Obat Kolesterol Simvastatin

Sebagian besar efek sampingnya ringan

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Novaya Siantita)

Intinya Sih...

  • Simvastatin adalah obat generik untuk menurunkan kolesterol dan trigliserida dalam darah.
  • Beberapa efek samping simvastatin termasuk penurunan keseimbangan, infeksi saluran pernapasan atas, detak jantung tidak teratur, sakit perut, sembelit, eksim, nyeri otot, peningkatan kadar gula darah, masalah hati, rhabdomyolysis, mual, kehilangan ingatan atau kebingungan.

Simvastatin adalah obat resep generik yang digunakan untuk mengurangi kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat, dan trigliserida (lemak) dalam aliran darah.

Obat ini umum diresepkan untuk orang dengan kadar kolesterol tinggi, kadar trigliserida tinggi, atau kolesterol tinggi herediter.

Simvastatin juga dapat membantu mencegah serangan jantung, stroke, dan kematian pada orang dengan penyakit jantung, penyakit pembuluh darah, atau diabetes, serta orang yang memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular.

Statin memblokir enzim—HMG-CoA reductase—yang bertanggung jawab atas sintesis kolesterol dalam tubuh.

Beberapa dokter menyebutnya HMG-CoA reductase inhibitor, tetapi kebanyakan lebih mudah menyebutnya statin.

Seperti statin dan obat lainnya, simvastatin memiliki berbagai kemungkinan efek samping. Namun, secara umum, banyak orang akan merasa pengobatan jangka panjang dengan simvastatin relatif bebas masalah.

Berikut ini daftar potensi efek samping simvastatin yang perlu kamu ketahui.

1. Pusing dan jatuh

Beberapa orang mungkin merasakan penurunan keseimbangan. Ini paling sering terjadi pada orang berusia di atas 60 tahun, yang dapat meningkatkan risiko jatuh.

Jika merasa pusing atau kehilangan keseimbangan, duduk atau berbaringlah hingga merasa membaik. Hindari melakukan tugas-tugas yang dapat membahayakan jika merasa pusing.

Apabila setelah diresepkan simvastatin kamu pusing atau masalah keseimbangan, segera hubungi dokter untuk mengetahui apakah obat ini adalah penyebabnya.

2. Infeksi saluran pernapasan atas

ilustrasi flu (unsplash.com/Brittany Colette )

Infeksi saluran pernapasan atas merupakan efek samping simvastatin yang umum dilaporkan. Gejalanya termasuk hidung meler atau tersumbat, sakit tenggorokan, dan batuk.

Penyakit ini biasanya disebabkan oleh virus dan mulai sembuh dengan sendirinya dalam waktu 10 hari. Sementara itu, gejala bisa diredakan dengan obat flu dan pilek yang dijual bebas.

Kalau sudah 10 hari belum juga membaik, infeksi mungkin disebabkan oleh bakteri. Dalam kasus ini, kamu mungkin perlu antibiotik.

Jika mengalami demam yang berlangsung selama beberapa hari, nyeri dada, atau sesak napas, segera hubungi dokter.

3. Detak jantung tidak teratur

Beberapa orang mungkin merasakan detak jantung cepat atau tidak teratur (fibrilasi atrium/AFib) saat mengonsumsi simvastatin. Namun, orang yang tidak mengonsumsi simvastatin melaporkan efek samping ini pada tingkat yang sama selama uji klinis.

Menurut studi, statin sebenarnya dapat menurunkan risiko AFib pada orang dengan irama jantung normal. Dan, pada orang dengan AFib, statin terbukti bisa menurunkan risiko stroke. Simvastatin juga diresepkan untuk orang dengan penyakit arteri koroner, yang dapat meningkatkan risiko AFib dengan sendirinya.

Segera beri tahu dokter jika kamu merasakan detak jantung cepat atau tidak teratur setelah memulai pengobatan dengan simvastatin.

4. Sakit perut

ilustrasi sakit perut (freepik.com/stockking)

Efek samping simvastatin yang umum lainnya adalah sakit perut. Karena sakit perut banyak penyebabnya, beri tahu dokter jika itu terjadi setelah mulai mengonsumsi simvastatin dan perhatikan bagian tubuh mana yang merasakan sakit.

Jika sakit perut disertai gejala lain, seperti kulit dan mata menguning dan pembengkakan, ini bisa menandakan sesuatu yang serius. Segera hubungi dokter jika itu terjadi. Kalau rasa sakit perut yang dirasakan parah, segera pergi ke UGD terdekat.

5. Sembelit

Jika mengalami sembelit saat mengonsumsi simvastatin, minumlah banyak cairan, makan makanan berserat, dan tetap aktif bisa membantu meredakannya.

Apabila tidak membaik, tanyakan kepada dokter tentang perawatan lain. Jika sembelit terasa nyeri atau tidak membaik, hubungi dokter untuk mengetahui apakah sembelit disebabkan kondisi lain.

6. Eksim

ilustrasi eksim (flickr.com/Care_SMC)

Kemungkinan efek samping simvastatin lainnya adalah eksim, atau kulit kering dan gatal. Belum diketahui bagaimana simvastatin menyebabkannya. Ini lebih mungkin terjadi pada orang yang berusia di atas 60 tahun.

Ada banyak obat bebas untuk mengatasi eksim. Pelembap dapat menjaga kelembapan kulit. Jika gatal kambuh, penggunaan steroid topikal berkekuatan rendah (seperti hidrokortison) dalam jangka pendek dapat membantu.

Jika terapi topikal tidak membantu, bicarakan dengan dokter tentang pilihan lain. Dosis simvastatin mungkin perlu diturunkan atau kamu direkomendasikan perawatan eksim lainnya.

7. Nyeri otot dan kram

Statin diketahui dapat menyebabkan miopati, istilah untuk masalah otot termasuk nyeri dan kram. Namun, yang kurang diketahui adalah bahwa jika kamu mengalami efek samping ini saat mengonsumsi statin, ini hampir tidak pernah disebabkan oleh obat itu sendiri.

Menurut sebuah tinjauan, statin menyebabkan miopati pada 1 dari setiap 10.000 orang (atau 0,01 persen orang), mungkin karena obat tersebut menurunkan enzim dalam tubuh yang disebut CoQ10, yang terlibat dalam produksi energi dalam sel. Namun, beberapa studi observasional telah menemukan hingga 28 persen orang yang mengonsumsi statin mengalami kram otot.

Jika nyeri otot yang disebabkan oleh statin terjadi, kemungkinan besar ini akan menyerang orang yang mengonsumsi dosis statin yang lebih tinggi, berusia 65 tahun atau lebih, atau punya masalah ginjal. Dalam kasus ini, orang dengan penyakit ginjal parah mungkin perlu mengonsumsi dosis simvastatin yang lebih rendah.

Mengonsumsi simvastatin dengan obat-obatan tertentu yang berinteraksi dengannya juga dapat meningkatkan risiko nyeri otot. Kamu mungkin perlu mengonsumsi dosis simvastatin yang lebih rendah jika kamu juga mengonsumsi salah satu obat ini. Contoh umum termasuk amlodipine dan verapamil.

Kalau kamu mengalami nyeri atau kram otot saat mengonsumsi simvastatin, beri tahu dokter agar bisa dilakukan tindakan.

8. Kadar gula darah tinggi

ilustrasi obat-obatan (IDN Times/Novaya Siantita)

Ada kemungkinan kadar gula darah (glukosa darah) meningkat saat kamu mengonsumsi statin dan ini bisa menyebabkan diabetes tipe 2.

Risikonya kecil, tetapi cukup besar sehingga Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah mengeluarkan peringatan pada label statin mengenai kadar glukosa darah dan diabetes.

Peningkatan gula darah ini umumnya terjadi saat kadar gula darah sudah lebih tinggi dari biasanya. Orang dengan pradiabetes atau diabetes mungkin mengalami peningkatan kadar gula darah saat mereka mulai mengonsumsi statin.

Namun, statin juga mencegah serangan jantung pada pasien diabetes. Manfaat mengonsumsi statin kemungkinan lebih besar daripada risiko kecil untuk mengalami peningkatan kadar gula darah. Diskusikan kekhawatiran ini dengan dokter.

9. Kerusakan hati

Kadang-kadang, penggunaan statin dapat menyebabkan peningkatan kadar enzim di hati. Enzim-enzim ini menandakan peradangan. Jika peningkatannya sedikit, kamu bisa terus mengonsumsi obat tersebut. Dalam kasus yang jarang, jika peningkatannya signifikan, kamu mungkin perlu mencoba statin yang berbeda.

Meskipun masalah hati jarang terjadi, tetapi dokter mungkin memesan tes enzim hati sebelum atau segera setelah kamu mengonsumsi statin. Kamu tidak perlu tes enzim hati lebih lanjut kecuali kamu mulai merasakan gejala masalah pada hati.

Hubungi dokter jika kamu mengalami kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa, hilang nafsu makan, nyeri di perut bagian atas, urine berwarna gelap, atau kulit atau mata menguning.

10. Rhabdomyolysis

ilustrasi pasien dirawat di rumah sakit (freepik.com/DC Studio)

Meskipun jarang terjadi, tetapi simvastatin dapat menyebabkan kerusakan otot yang parah, yang mengakibatkan kondisi serius yang disebut rhabdomyolysis.

Rhabdomyolysis adalah suatu kondisi yang menyebabkan otot-otot rusak (hancur), yang menyebabkan kematian otot. Ketika ini terjadi, komponen-komponen toksik dari serat-serat otot memasuki sistem sirkulasi dan ginjal. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Nyeri otot, disertai kelemahan dan urine berwarna seperti teh, merupakan indikator rhabdomyolysis yang paling umum. Segera hubungi dokter jika kamu mengalami gejala-gejala ini. Kamu biasanya perlu dirawat di rumah sakit untuk melindungi ginjal dari kerusakan lebih lanjut.

11. Mual

Mual bisa terjadi saat mengonsumsi simvastatin. Kalau kamu mengalaminya, cobalah minum obat dengan camilan untuk melihat apakah itu membantu. Namun, simvastatin versi cair harus diminum saat perut kosong.

Jika mual berlanjut atau kamu sampai muntah, hubungi dokter. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan obat antimual.

12. Efek samping neurologis

ilustrasi obat-obatan (unsplash.com/Christina Victoria Craft)

Beberapa orang mengalami kehilangan ingatan atau kebingungan saat mengonsumsi statin. Efek samping ini akan hilang setelah obat berhenti dikonsumsi.

Ada bukti terbatas yang membuktikan hubungan sebab-akibat dan beberapa penelitian telah menemukan bahwa statin tidak memiliki efek pada ingatan. Bicaralah dengan dokter jika kamu mengalami kehilangan ingatan atau kebingungan saat mengonsumsi statin.

Ada juga bukti bahwa statin dapat membantu fungsi otak, pada orang dengan demensia misalnya. Ini masih dipelajari.

Jangan berhenti minum obat statin sebelum berbicara dengan dokter.

13. Sakit kepala

Sakit kepala adalah efek samping simvastatin yang umum. Ini bisa mereda saat tubuh sudah terbiasa dengan obat ini.

Namun, sakit kepala pada dasarnya dapat disebabkan oleh beberapa hal lain. Jika sakit kepala terasa mengganggu, obat pereda nyeri yang dijual bebas bisa digunakan. Akan tetapi, jika sakit kepala parah atau tidak kunjung hilang, beri tahu dokter.

Segera pergi ke UGD jika sakit kepala disertai kebingungan atau pingsan, sakit luar biasa, atau bertambah parah saat berbaring.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya