TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apakah Makan Mi Instan Menyebabkan Batu Ginjal?

Umumnya mi instan tinggi sodium

ilustrasi mi instan (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Intinya Sih...

  • Kandungan natrium yang tinggi dalam mi instan berpotensi meningkatkan kadar kalsium dalam urine, yang jika dikombinasikan dengan produk limbah lainnya, dapat mengakibatkan batu ginjal.

Batu ginjal adalah massa keras yang terbentuk di ginjal. Makanan dan minuman tertentu mengandung bahan kimia yang dapat menyebabkan terbentuknya kristal yang terkadang menyakitkan ini.

Apakah mi instan termasuk makanan yang dapat menyebabkan batu ginjal?

Kandungan gizi mi instan

Kandungan gizi mi instan dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis atau rasa mi instan. Sebagai gambaran, berikut kandungan gizi untuk 1 porsi (43 gram) mi ramen instan:

  • Kalori: 385 kkal
  • Karbohidrat: 55,7 gram
  • Total lemak: 14,5 gram
  • Lemak jenuh: 6,5 gram
  • Protein: 7,9 gram
  • Serat: 2 gram
  • Sodium: 986 miligram (mg)
  • Tiamin: 0,6 mg
  • Niacin: 4,6 mg
  • Riboflavin: 0,4 mg

Sebagian besar mi instan rendah kalori, tetapi juga rendah serat dan protein. Mi instan juga diketahui tinggi lemak, karbohidrat, dan sodium. Meskipun kamu bisa mendapatkan beberapa mikronutrien dari mi instan, tetapi ini tidak mengandung nutrisi penting seperti vitamin A, C, B12, dan banyak lagi.

Umumnya mi instan tinggi sodium

ilustrasi bumbu mi instan (vecteezy.com/roshchyn)

Mi atau ramen instan, yang sering kali mengandung tinggi sodium atau natrium dan rendah nilai gizinya, dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal.

Kandungan natrium yang tinggi dalam mi instan berpotensi meningkatkan kadar kalsium dalam urine, yang jika dikombinasikan dengan produk limbah lainnya, dapat mengakibatkan batu ginjal.

Selain itu, mi instan kekurangan mineral penting seperti sitrat dan magnesium, yang mendukung fungsi ginjal yang sehat secara keseluruhan dan mengurangi risiko batu ginjal.

Satu porsi mi instan dapat mengandung antara 397–3.678 mg sodium per 100 gram porsi, terkadang bahkan lebih. Padahal, batas konsumsi natrium harian adalah 2.000 mg per hari (setara dengan 1 sendok teh garam per orang per hari atau 5 gram per orang per hari).

Saat menikmati mi instan, pertimbangkan untuk mengurangi asupan garam dengan menggunakan jenis mi rendah natrium atau sedikit saja bumbu dapur, dan menambahkan sayuran segar atau kukus untuk meningkatkan rasa. Ini akan membantu mencegah batu ginjal.

Penyebab dan faktor risiko batu ginjal

Batu ginjal sering kali tidak memiliki penyebab tunggal yang pasti, meskipun beberapa faktor dapat meningkatkan risiko.

Batu ginjal terbentuk ketika urine mengandung lebih banyak zat pembentuk kristal (seperti kalsium, oksalat, dan asam urat) daripada yang dapat diencerkan oleh cairan dalam urine. Pada saat yang sama, urine mungkin kekurangan zat yang mencegah kristal saling menempel, sehingga menciptakan lingkungan yang ideal bagi terbentuknya batu ginjal.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko batu ginjal meliputi:

  • Riwayat keluarga atau pribadi: Jika seseorang dalam keluarga pernah memiliki batu ginjal, kamu juga lebih mungkin terkena batu ginjal. Jika kamu sudah pernah memiliki satu atau lebih batu ginjal, kamu berisiko lebih tinggi terkena batu ginjal lainnya.
  • Dehidrasi: Tidak minum cukup air setiap hari dapat meningkatkan risiko terkena batu ginjal. Orang yang tinggal di daerah beriklim hangat dan kering serta mereka yang banyak berkeringat mungkin berisiko lebih tinggi daripada yang lain.
  • Pola makan tertentu: Mengonsumsi makanan yang tinggi protein, natrium, dan gula dapat meningkatkan risiko terkena beberapa jenis batu ginjal. Ini terutama berlaku pada pola makan tinggi natrium. Terlalu banyak garam dalam makanan meningkatkan jumlah kalsium yang harus disaring oleh ginjal dan secara signifikan meningkatkan risiko terkena batu ginjal.
  • Obesitas: Indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi, ukuran pinggang yang besar, dan penambahan berat badan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena batu ginjal.
  • Penyakit pencernaan dan pembedahan: Operasi bypass lambung, penyakit radang usus, atau diare kronis dapat menyebabkan perubahan dalam proses pencernaan yang memengaruhi penyerapan kalsium dan air, sehingga meningkatkan jumlah zat pembentuk batu dalam urine.
  • Kondisi medis lain seperti asidosis tubulus ginjal, sistinuria, hiperparatiroidisme, dan infeksi saluran kemih berulang juga dapat meningkatkan risiko batu ginjal.
  • Suplemen dan obat-obatan tertentu, seperti vitamin C, suplemen makanan, pencahar (bila digunakan secara berlebihan), antasida berbasis kalsium, dan obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati migrain atau depresi, dapat meningkatkan risiko batu ginjal.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya