TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mitos seputar Infeksi Saluran Kemih, Cek Kebenarannya!

Jangan telan mentah-mentah informasi yang beredar

ilustrasi tanda tanya (pixabay.com/Frank_Reppold)

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi pada sistem saluran kemih, termasuk kandung kemih, ureter, uretra, dan ginjal.

Diperkirakan, lebih dari 150 juta orang di seluruh dunia terkena ISK setiap tahunnya (BMC Infectious Diseases, 2023).

Banyak mitos seputar ISK yang beredar luas di masyarakat. Mana yang sekadar mitos dan mana yang merupakan fakta?

1. ISK selalu menimbulkan gejala

Jawaban: mitos.

Pada umumnya, ISK menimbulkan gejala seperti nyeri, sensasi terbakar saat buang air kecil, dan merasa ingin buang air kecil terus-menerus meskipun sebenarnya kandung kemih kosong. Namun, bisa juga tidak bergejala, yang disebut sebagai bakteriuria asimtomatik.

Dilansir MSD Manual, ini adalah suatu kondisi ketika jumlah bakteri dalam urine lebih besar dari normal, tetapi tidak menimbulkan gejala. Biasanya, bakteriuria asimtomatik lebih sering terjadi pada lansia atau orang yang menggunakan kateter.

2. ISK harus diobati dengan antibiotik

ilustrasi obat (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Jawaban: mitos.

Tidak semua kasus ISK memerlukan antibiotik. Mengutip dari Mayo Clinic Health System, antibiotik hanya digunakan ketika mengalami gejala yang menyakitkan atau mengganggu akibat bakteri.

Selain itu, antibiotik juga perlu diberikan kepada pasien ISK yang sedang hamil, memiliki kekebalan tubuh yang lemah, atau akan menjalani operasi urologi. Antibiotik tidak dibutuhkan jika tidak mengalami gejala sama sekali.

Baca Juga: Apakah Infeksi Saluran Kemih Bisa Sembuh Tanpa Antibiotik?

3. ISK adalah penyakit menular

Jawaban: mitos.

ISK sendiri bukanlah sesuatu yang menular. Akan tetapi, bakteri penyebab ISK bisa berpindah ke orang lain melalui hubungan seksual. Salah satunya adalah bakteri Escherichia coli.

Selain itu, bakteri bisa masuk ke kandung kemih ketika seorang perempuan membasuh dari belakang (anus) ke depan (vagina) setelah buang air besar. Disarankan untuk melakukan dari arah sebaliknya, yaitu dari depan ke belakang.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya