TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bagaimana Virus Mpox (Cacar Monyet) Menyebar?

Homoseksual dan pekerja seks berisiko tinggi terinfeksi cacar monyet

ilustrasi virus cacar monyet (pixabay.com/geralt)

Cacar monyet atau yang dikenal sebagai mpox (monkeypox) kini jadi situasi darurat kesehatan global. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru saja memberikan pernyataan resmi tersebut setelah melihat cepatnya penyebaran virus cacar monyet di Kongo dan negara-negara di Afrika. Dikhawatirkan penyakit ini menjadi wabah dunia. 

Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox atau yang disingkat MPXV. Virus tersebut berasal dari genus Orthopoxvirus sedangkan cacar air berasal dari varicella zoster virus (VZV).

Dilansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat (CDC), gejala awal seseorang yang terinfeksi cacar monyet adalah muncul ruam yang tampak seperti jerawat atau luka lepuh di tangan, telapak kaki, wajah, alat kelamin, dada, atau mulut. Gejala lain seperti demam, nyeri otot, sakit kepala, atau gangguan pernapasan yang meliputi batuk dan sakit tenggorokan juga dapat terjadi.

Meskipun terbilang langka karena cacar monyet ini lebih sering ditemukan di negara Afrika, tidak ada salahnya untuk lebih waspada dan mencegah penularan. Nah, bagaimana, sih, cara virus cacar monyet menyebar? Adakah kelompok tertentu yang rentan tertular oleh virus ini? Simak ulasannya di sini.

1. Cara penyebaran virus cacar monyet

ilustrasi ruam di kulit (freepik.com/ Freepik)

Merangkum dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan CDC, proses penyebaran virus cacar monyet terjadi melalui tiga cara, yaitu dari orang ke orang, hewan ke orang, dan kontak fisik dengan benda yang terkontaminasi virus. Ibu hamil yang sedang mengandung juga dapat menularkan virus ke bayi yang ada di dalam kandungan.

Penyebaran virus dari orang ke orang terjadi dengan cara seperti berikut:

  • Wajah ke wajah saling berhadapan sedang berbicara dan atau bernapas.
  • Kulit ke kulit, misalnya seks vaginal atau seks oral.
  • Mulut ke mulut, seperti berciuman.
  • Mulut ke kulit (seks oral atau mencium permukaan kulit).
  • Percikan pernapasan yang terjadi selama kontak dalam waktu yang lama.

Setelah kontak terjadi, virus lalu masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka, permukaan mukosa seperti alat kelamin, faring/tenggorokan dan anorektal dan juga melalui saluran pernapasan. Seseorang yang sudah terinfeksi oleh virus dapat menularkannya ke orang lain 1 hingga 4 hari sebelum mereka bergejala. Penularan virus juga dapat dimulai dari pertama kali ruam muncul hingga ruam sembuh atau saat lapisan baru kulit mulai terbentuk. 

Penularan yang terjadi dari hewan ke manusia bisa terjadi melalui cakaran atau gigitan. Hewan tersebut biasanya liar dan hidup di hutan, contohnya tupai dan tikus, yang mana kasus cacar monyet di daerah tersebut dalam fase endemik.

Penularan juga dapat terjadi saat manusia sedang menguliti hewan yang terkontaminasi seusai berburu, bermain dengan binatang yang mana mempunyai luka di tubuh atau mengonsumsi binatang tersebut. Sama seperti poin sebelumnya, virus kemudian masuk lewat kulit yang terluka atau saluran pernapasan.

Baju, kain, mainan seks, atau alat suntik yang sudah terkontaminasi oleh virus bila dipegang oleh seseorang yang mana orang tersebut tidak menggunakan peralatan seperti sarung tangan atau masker juga dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan terekspos oleh virus. Demikian pula apabila bekerja di fasilitas kesehatan dan kemudian terluka atau tergores oleh peralatan medis yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan orang yang bersangkutan terinfeksi oleh virus cacar monyet.

2. Kelompok yang rentan terinfeksi virus cacar monyet

ilustrasi lambang LGBT (pexels.com/Alexander Grey)

Berdasarkan laporan ilmiah dari Journal of Infection and Public Health tahun 2023, berikut adalah kelompok yang rentan terekspos oleh virus cacar monyet:

  • Orang yang bekerja di fasilitas kesehatan.
  • Orang yang bekerja di peternakan atau berinteraksi dengan hewan peliharaan.
  • Pekerja seks.
  • Kelompok gay dan biseksual, khususnya laki-laki yang melakukan hubungan seks dengan sesama jenis dan suka berganti-ganti pasangan.

Seseorang yang mempunyai kekebalan tubuh yang rendah, berusia lanjut (lansia), dan mengalami infeksi HIV tetapi tidak diobati dengan baik juga rentan tertular oleh virus. Anak berusia kurang dari 8 tahun juga berpotensi tinggi terekspos oleh virus. Dilansir Healthline, kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya terbentuk merupakan salah satu penyebab mengapa anak kecil juga dapat terjangkit virus dari cacar monyet.

Baca Juga: 5 Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air, Sama-sama Timbulkan Ruam

Verified Writer

Maria Sutrisno

part time penulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya