TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Apa Perbedaan Bayi BBLR dan Prematur?

Keduanya butuh penanganan yang lebih cermat

ilustrasi bayi prematur berusia 34 minggu dalam inkubator isolasi dengan oksigen (unsplash.com/Alexander Grey)

Intinya Sih...

  • Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah istilah untuk bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2.500 gram.
  • BBLR berbeda dengan prematur. Prematur merujuk pada bayi yang dilahirkan sebelum minggu ke-37 usia kehamilan, sedangkan kehamilan normal berlangsung di atas usia tersebut hingga 40 minggu.

Artikel ini telah ditinjau secara medis oleh dr. Valencius Sunandar, SpA

Diperkirakan 13,4 juta bayi dilahirkan secara prematur dan lebih dari 19,8 juta lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) setiap tahun, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF tahun 2020.

BBLR adalah istilah untuk bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2.500 gram. BBLR dapat ditemukan pada bayi lahir prematur maupun bayi cukup bulan yang mengalami intrauterine growth restriction (IUGR). IUGR adalah kondisi ketika pertumbuhan janin terhambat. Bayi baru lahir dengan cukup bulan memiliki berat badan normal 2.600–3.800 gram.

Bayi dengan BBLR punya risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kesakitan hingga kematian. Bayi dengan kondisi khusus ini harus dirawat dengan tepat hingga mencapai berat badan normal sesuai usia.

BBLR berbeda dengan prematur. Prematur merujuk pada bayi yang dilahirkan sebelum minggu ke-37 usia kehamilan, sedangkan kehamilan normal berlangsung di atas usia tersebut hingga 40 minggu.

Bayi prematur sering kali memiliki masalah kesehatan serius, terutama jika lahir sangat awal. Makin awal bayi lahir, maka makin berisiko untuk mengalami masalah kesehatan.

Agar dapat memahaminya lebih lanjut, kenali apa saja perbedaan bayi BBLR dan prematur di bawah ini. Yuk, simak!

Baca Juga: 4 Cara Memberikan ASI pada Bayi Prematur

Faktor risiko BBLR

ilustrasi bayi dalam kandungan (freepik.com/freepik)

Salah satu faktor risiko BBLR adalah ibu dengan kehamilan risiko tinggi. Kondisi yang tergolong dalam kehamilan risiko tinggi, antara lain:

  • Ketuban pecah dini.
  • Amnion bercampur mekonium.
  • Kehamilan preterm/postterm.
  • Toksemia
  • Diabetes melitus.
  • Primi muda (ibu hamil pertama pada usia kurang dari 20 tahun).
  • Primi tua (ibu hamil pertama pada usia ≥35 tahun).
  • Kehamilan kembar.
  • Inkompatibilitas golongan darah/rhesus.
  • Hipertensi.
  • Penyakit jantung.
  • Penyakit ginjal.
  • Penyakit epilepsi.
  • Ibu demam/sakit.
  • Bayi sungsang.
  • Kecanduan obat.
  • Potensi kelainan bawaan.
  • Komplikasi obstetri lainnya.

Sementara itu, kondisi bayi risiko tinggi meliputi:

  • Bayi yang lahir pada usia kehamilan 32–36 minggu (prematur).
  • Bayi dengan ibu yang mengidap diabetes melitus.
  • Bayi dengan riwayat apnea.
  • Bayi dengan kejang.
  • Sepsis.
  • Asfiksia.
  • Gangguan perdarahan.
  • Gangguan napas.

Faktor risiko bayi prematur

Penyebab pasti kelahiran prematur tidak selalu diketahui dengan jelas. Namun, diketahui adanya beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan angka kejadian kelahiran bayi prematur, yaitu:

  • Kehamilan dengan bayi kembar dua, kembar tiga, atau kelipatan lainnya.
  • Jarak antar kehamilan kurang dari enam bulan. Jarak ideal antara kehamilan adalah 18–24 bulan.
  • Kehamilan melalui metode reproduksi berbantuan, termasuk fertilisasi in vitro atau bayi tabung.
  • Riwayat keguguran atau aborsi.
  • Riwayat kelahiran prematur.

Ciri-ciri bayi BBLR

ilustrasi tangan mungil bayi menggenggam jari ibunya (vecteezy.com/architectphd)

Gambaran fisik BBLR pada umumnya:

  • Ukuran tubuh yang mungil, tubuh tampak kurus dan lemah.
  • Pada bayi BBLR akibat lahir prematur dapat ditemukan gambaran bayi prematur
  • Pada bayi BBLR akibat IUGR dapat ditemukan gambaran fisik bayi cukup bulan, tetapi dengan cadangan lemak yang lebih sedikit dan risiko hipotermia serta hipoglikemia.

Karakteristik bayi prematur

Bayi prematur mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, tergantung dari usia gestasi dan perkembangan fisiologisnya. Seiring dengan bertambahnya usia, maka penampakan fisik bayi prematur berubah menjadi makin matur.

Penampakan fisik bayi prematur saat lahir adalah sebagai berikut:

  • Ukuran tubuh yang mungil, tubuh tampak kurus dan lemah.
  • Proporsi ukuran kepala yang lebih besar dari badan, dengan gambaran ubun-ubun dan sutura yang lebar.
  • Kulit tampak tipis dan transparan, terdapat banyak lanugo.
  • Genitalia belum sempurna, yang mana labia minora pada bayi perempuan lebih besar dari labia mayora dengan klitoris yang menonjol. Sementara itu, pada bayi laki-laki testis kemungkinan belum turun, terdapat banyak rugae pada skrotum.
  • Pada sistem saraf ditemukan refleks moro dan refleks mengisap belum sempurna. Koordinasi mengisap dan menelan pada bayi belum terbentuk sampai usia gestasi 32–34 minggu.
  • Pada sistem muskuloskeletal bayi ditemukan tulang rawan elastis yang kurang, otot-otot hipotonus, tungkai abduksi, sendi lutut kaki fleksi, kepala menghadap ke satu sisi.
  • Pernapasan belum reguler, dangkal, dan frekuensi pernapasan bervariasi.
  • Pernapasan diafragmatik intermiten atau periodik (40–60 kali/menit).
  • Suhu tubuh tidak stabil dan cenderung hipotermia.
  • Denyut nadi cenderung cepat (120–160 denyut per menit/dpm).
  • Tulang rawan telinga masih lembut dan menempel, lipatan telapak tangan dan kaki masih sedikit.

Bayi prematur memiliki fungsi fisiologis organ yang belum matur—belum mampu mempertahankan suhu tubuh, kemampuan terbatas mengeluarkan zat melalui urine, dan risiko tinggi untuk mengalami infeksi.

Bayi prematur juga memiliki jaringan paru yang imatur dan imaturitas pusat regulasi yang ditunjukkan dengan pernapasan yang periodik, hipoventilasi, dan adanya periodik apnea.

Bayi prematur juga berisiko mengalami perubahan biokimia, seperti hiperbilirubin, hipoglikemia, dan memiliki kadar cairan ekstraseluler yang lebih tinggi sehingga berisiko mengalami gangguan cairan dan elektrolit.

Gerakan fleksi dan aktivitas lanjutan bayi prematur berbeda dengan bayi cukup bulan. Pada bayi prematur gerakan ini masih tidak aktif ataupun lemah.

Perawatan bayi dengan BBLR

ilustrasi bayi terlahir prematur (flickr.com/UNICEF Somalia)

Bayi dengan BBLR membutuhkan penanganan khusus selama berada di lingkungan rumah sakit. Bayi biasanya boleh dibawa pulang apabila berat badannya cenderung meningkat dan suhu tubuh stabil selama tiga hari berturut-turut, dengan persetujuan dokter.

Bagi bayi yang sudah dibolehkan pulang, pemantauan pasca perawatan masih harus dilakukan karena tidak jarang setelah selesai perawatan, bayi dirawat kembali. Pemantauan dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan melakukan deteksi dini kelainan.

Hal-hal yang perlu dipantau saat bayi sudah pulang dari rumah sakit antara lain:

  • Keadaan umum bayi.
  • Suhu tubuh.
  • Asupan nutrisi/ASI.
  • Kenaikan berat badan.
  • Perawatan tali pusat.
  • Higiene.
  • Kulit tampak berwarna kuning.

Bayi dengan BBLR juga harus tetap dipantau dalam jangka panjang, dengan melakukan pemeriksaan pertumbuhan berat badan, panjang badan dan lingkar kepala, tes perkembangan, waspada adanya kelainan bawaan, serta pemeriksaan mata dan pendengaran.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya