TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Alasan Kamu Kentut saat Tidur, dari Gaya Hidup hingga Masalah Medis

Sebenarnya adalah kebiasaan yang umum

ilustrasi tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Intinya Sih...

  • Kentut adalah hal umum dan biasanya tidak berbahaya, karena kebanyakan orang kentut antara 13 hingga 21 kali per hari.
  • Gas dalam tubuh berasal dari tiga sumber: udara yang tertelan, asam lambung menjadi netral, dan bakteri usus menciptakan hidrogen dan metana.
  • Makanan dan minuman tertentu dapat meningkatkan produksi gas dalam tubuh, serta beberapa gangguan pencernaan juga dapat menyebabkan gas berlebih.

Selain berpotensi menimbulkan rasa malu, kentut adalah hal yang umum dan biasanya tidak berbahaya. Kebanyakan orang kentut antara 13 hingga 21 kali per hari, termasuk saat tidur.

Kentut pada malam hari umumnya disebabkan oleh pola makan dan gaya hidup, meskipun ada beberapa gangguan pencernaan yang dapat menyebabkan gas berlebih. Simak penjelasannya di bawah ini.

1. Bisakah kentut waktu tidur?

Beberapa orang mungkin akan kentut saat tidur, meskipun mereka biasanya tidak menyadarinya. Kentut saat tidur dapat terjadi karena otot sfingter anus sedikit rileks saat gas menumpuk. Hal ini dapat menyebabkan sejumlah kecil gas keluar tanpa sengaja.

Terkadang, suara kentut dapat membangunkan kamu saat sedikit sadar, seperti hampir tertidur atau belum cukup nyenyak.

Otot ini juga secara spontan rileks dalam beberapa kali per jam pada pagi hari. Akibatnya, kentut pada malam hari atau di pagi hari menjadi hal yang umum.

Jika ingin mengurangi kentut pada malam hari, ada baiknya memahami apa itu gas, mengapa manusia kentut, dan faktor apa yang menyebabkan gas berlebih. Dengan mengubah gaya hidup atau mengatasi masalah kesehatan yang mendasarinya, kamu mungkin dapat mengurangi kentut pada malam hari atau pada pagi hari.

Penyebab kentut saat tidur

ilustrasi kentut saat tidur (pexels.com/cottonbro studio)

Alasan orang yang kentut saat tidur sama dengan kentut saat terjaga. Gas yang ditemukan dalam usus berasal dari tiga sumber: udara yang tertelan, asam lambung menjadi netral, dan bakteri usus menciptakan hidrogen dan metana.

Udara ini bisa keluar sebagai kentut atau serdawa. Gas yang dihasilkan oleh bakteri usus umumnya menyumbang sekitar 75 persen penyebab perut kembung. Gas ini dapat dikeluarkan kapan saja baik saat terjaga maupun tidur.

Meskipun setiap orang mengeluarkan gas, tetapi faktor individu tertentu memengaruhi seberapa banyak gas yang dihasilkan tubuh.

Faktor makanan dan gaya hidup

Mengonsumsi makanan dan minuman tertentu membuat tubuh lebih mungkin memproduksi gas. Para peneliti menyebut makanan ini sebagai flatulogenik, karena dapat membuat perut kembung. Makanan yang dapat meningkatkan gas antara lain:

  • Pemanis buatan.
  • Minuman berkarbonasi, seperti soda.
  • Kacang, kedelai, jagung, dan kacang polong.
  • Roti, sereal, dan kue kering.
  • Kubis, brokoli, dan kembang kol.
  • Bawang merah, daun bawang, dan bawang putih.
  • Buah prem dan buah ara.

Perlu dicatat bahwa tidak semua orang akan kentut lebih banyak setelah mengonsumsi makanan-makanan di atas, dan beberapa orang mungkin menemukan bahwa makanan di luar dari daftar di atas memicu kentut bagi mereka.

Selain itu, menambahkan lebih banyak serat ke dalam makanan mungkin menyebabkan lebih banyak kentut pada awalnya, tetapi itu dapat berkurang seiring tubuh menyesuaikan diri. Buah dan sayuran mengandung banyak serat, sementara daging dan susu tidak.

Orang yang memiliki kepekaan atau intoleransi terhadap makanan dapat mengalami lebih banyak gas saat mengonsumsi makanan yang tidak dapat dicerna dengan baik. Misalnya, orang dengan intoleransi laktosa dapat mengeluarkan lebih banyak gas setelah mengonsumsi makanan yang mengandung laktosa, seperti susu atau keju.

Selain aspek diet, hal lain yang dapat meningkatkan jumlah gas yang dikeluarkan, meliputi:

  • Mengonsumsi antibiotik.
  • Mengunyah permen karet, terutama yang mengandung pemanis buatan.
  • Makan dengan cepat.
  • Merokok.
  • Mengenakan gigi palsu yang longgar.

Kemungkinan masalah medis

ilustrasi bau kentut yang menyengat (freepik.com/khosrork)

Beberapa gangguan dan kondisi pencernaan dapat menyebabkan gas berlebih, seperti:

  • Sindrom iritasi usus besar: Kondisi ini melibatkan kelainan pada cara usus dan otak terhubung meski sistem pencernaan tampak normal. Selain gas berlebih, orang dengan kondisi ini sering mengalami nyeri perut, diare, atau sembelit.
  • Pertumbuhan bakteri usus kecil berlebih: Orang yang mengalami gangguan ini memiliki pertumbuhan bakteri yang berlebihan secara umum atau jenis bakteri tertentu di usus kecil. Akibatnya, mereka mengalami lebih banyak gas dari biasanya disertai gejala lain, seperti diare.
  • Penyakit Crohn: Pada penyakit radang usus ini, seseorang mengalami peradangan di saluran pencernaan. Biasanya peradangan terjadi di usus halus, tetapi dapat terjadi di mana saja dalam sistem pencernaan. Penyebab penyakit Crohn tidak diketahui, tetapi merupakan gangguan autoimun, yang berarti sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat.
  • Kolitis ulseratif: Kolitis ulseratif adalah penyakit radang usus yang mirip penyakit Crohn, tetapi peradangan biasanya terjadi di usus besar, bukan usus halus. Selain gas, pengidap penyakit ini dapat mengalami nyeri perut, diare, tinja berdarah, dan gejala lainnya.
  • Penyakit seliaka: Ini adalah penyakit autoimun genetik yang disebabkan oleh reaksi kekebalan tubuh terhadap konsumsi gluten. Selain gas, seseorang mungkin mengalami diare, nyeri, mudah tersinggung, atau depresi. Pengobatan mengharuskan seseorang untuk menjalani diet bebas gluten.
  • Kanker kolorektal atau lambung: Kanker terjadi ketika sel-sel abnormal tumbuh di bagian tubuh tertentu, terkadang mengganggu atau menghancurkan sel-sel sehat di dekatnya. Jika kanker menyebabkan penyumbatan di saluran pencernaan, gas berlebihan dapat terjadi.

Siklus menstruasi

Seseorang lebih mungkin mengalami kembung dan gas pada titik-titik tertentu dalam siklus menstruasi bulanan. Ini biasanya berlangsung selama 24 hingga 38 hari, dan menstruasi berlangsung sekitar 3 hingga 5 hari ketika lapisan rahim meluruh.  

Siklus menstruasi dapat memperburuk gejala sindrom iritasi usus besar yang berpotensi menyebabkan lebih banyak kembung dan gas selama menstruasi.

Selain itu, selama mengalami sindrom pramenstruasi (PMS), yaitu sekumpulan gejala yang dimulai sekitar seminggu sebelum menstruasi dimulai, perut kembung dan gas juga dapat terjadi.

Cara menguranginya

ilustrasi tidur miring (pexels.com/id-id/olly)

Ada beberapa tindakan yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi gas pada pagi dan sore hari. Gaya hidup berikut mungkin membantu:

  • Hindari berbicara saat makan dan minum karena dapat menyebabkan kamu menelan udara.
  • Hindari makanan berserat tinggi, susu, pengganti gula dan makanan yang digoreng atau berlemak untuk sementara waktu.
  • Berhenti mengunyah permen karet dan makan permen keras.
  • Hindari minum minuman berkarbonasi.
  • Jangan minum minuman melalui sedotan.
  • Duduklah untuk makan dan kunyahlah secara perlahan.
  • Berhenti merokok.
  • Makanlah dalam porsi kecil namun sering.
  • Pertimbangkan posisi tidur miring.

Jika tips ini tidak membantu, kamu mungkin perlu berkonsultasi dengan dokter tentang kemungkinan mengurangi atau menghilangkan makanan yang menyebabkan gas dari pola makan.

Penting untuk berhati-hati saat melakukan perubahan pola makan, karena banyak makanan yang menyebabkan gas merupakan bagian dari pola makan yang sehat.

Kentut saat tidur adalah hal yang umum karena otot anus sedang rileks. Carilah pertolongan medis jika kentut terjadi secara berlebihan atau disertai gejala lainnya yang tidak biasa.

Baca Juga: 8 Penyebab Kentut saat Yoga, Gak Perlu Malu!

Referensi

Healthline. Diakses pada September 2024. How Do I Stop Farting in My Sleep?
Sleep Foundation. Diakses pada September 2024. Farting During Sleep: Causes and Tips for Reducing It.
Kurbel, Sven, Beatrica Kurbel, and Aleksandar Včev. “Intestinal gases and flatulence: Possible causes of occurrence”. Medical Hypotheses 67, no. 2 (January 1, 2006) : 235–39.
American College of Gastroenterology. Diakses September 2024. Belching, Bloating, and Flatulence Overview.
MedlinePlus. Diakses pada September 2024. Gas – flatulence.
Manichanh, Chaysavanh, Anat Eck, et al. “Anal Gas Evacuation and Colonic Microbiota in Patients with Flatulence: Effect of Diet.” Gut 63, no. 3 (June 13, 2013): 401–8.
International Foundation for Gastrointestinal Disorders. Diakses pada September 2024. Treatment of Gas.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses pada September 2024. Symptoms & Causes of Gas in the Digestive Tract.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses pada September 2024. Definition & Facts for Irritable Bowel Syndrome.
Merck Manual Professional Version. Diakses pada September 2024. Gas-Related Symptoms.
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses pada September 2024. Treatment for Gas in the Digestive Tract.
Office on Women's Health. Diakses pada September 2024. Premenstrual syndrome (PMS).

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya