TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Serangan Panik Bisa Menyebabkan Nyeri Dada?

Disebabkan ketegangan otot yang hebat

ilustrasi nyeri dada (freepik.com/wayhomestudio)

Intinya Sih...

  • Nyeri dada bisa disebabkan oleh kecemasan atau serangan panik.
  • Nyeri dada merupakan gejala umum dari kecemasan. Rasa nyeri ini sering kali tajam, cepat berlalu, atau menyebabkan rasa sesak tiba-tiba yang menghentikan napas.

Ketika mengalami kecemasan, tubuh mungkin memberikan sinyal yang sulit untuk diabaikan, seperti nyeri dada.

Meskipun banyak gejala nyeri dada dapat menyerupai gejala serangan jantung (dan kondisi medis lainnya), tetapi nyeri dada juga dapat disebabkan oleh gangguan kecemasan atau gangguan panik.

Kecemasan adalah respons tubuh terhadap stres dan ketakutan. Jika kamu hidup dengan kecemasan, gejala kecemasan fisik seperti nyeri dada dapat sangat menyusahkan.

Lantas, apakah rasa sakit di dada disebabkan oleh kecemasan atau hal lain? Faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecemasan berkontribusi pada nyeri dada pada sekitar 30 persen dari mereka yang mengalami nyeri dada berisiko rendah yang pergi ke unit gawat darurat. Simak penjelasannya di bawah ini.

Nyeri dada adalah gejala umum kecemasan

Nyeri dada merupakan gejala umum dari kecemasan. Rasa nyeri ini sering kali tajam, cepat berlalu, atau menyebabkan rasa sesak tiba-tiba yang menghentikan napas.

Rasa nyeri yang dirasakan di dinding dada, yang disebabkan oleh ketegangan atau kejang otot yang hebat, terkadang dapat berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari setelah serangan.

Nyeri dada yang disebabkan oleh kecemasan atau serangan panik mengartikan bahwa itu tidak hanya memengaruhi pikiran. Meskipun benar bahwa kecemasan terkadang dapat menyebabkan gejala somatik yang ekstrem (seperti kelumpuhan atau kebutaan tiba-tiba), tetapi gejala seperti nyeri dada sebenarnya memiliki asal usul fisiologis.

Kenapa bisa terjadi?

ilustrasi serangan cemas (pixabay.com/mprietou)

Kecemasan adalah reaksi emosional yang sering kali menyebabkan tubuh merespons dengan "fight, flight, atau freeze". Respons ini juga dapat mengubah cara orang bernapas untuk sementara.

Sering kali, respons fight, flight, atau freeze dapat menyebabkan hiperventilasi (bernapas terlalu cepat) dan ini dapat meningkatkan nyeri dada.

Sebanyak 1 dari 10 orang yang mencari perawatan medis melaporkan mengalami hiperventilasi. Hiperventilasi bisa menyebabkan nyeri dada karena pernapasan yang cepat dapat menurunkan kadar karbon dioksida dalam darah. Ketika ini terjadi, kamu mungkin juga merasa pusing atau kesemutan pada jari tangan dan kaki.

Namun, meskipun nyeri dada yang disebabkan oleh kecemasan dapat membuat tidak nyaman, tetapi ini tidak berbahaya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya